FITNESS & HEALTH
Night Eating Syndrome, Kesulitan Tidur untuk Makan Malam Banyak
Medcom
Sabtu 01 Juli 2023 / 07:17
Jakarta: Terjaga di malam hari ingin terus menerus makan hanya untuk tidur? Ditambah, kamu terus menerus makan di larut malam. Mungkin kamu menderita night eating syndrome.
Dilansir dari WebMD, sindrom makan malam atau night eating syndrome (NES) adalah suatu kondisi yang menggabungkan makan berlebihan di malam hari dengan masalah tidur. Kamu akan makan banyak setelah makan malam, sulit tidur, dan makan saat bangun di malam hari.
Pengidap NES tidak memiliki kendali atas keinginan makan sebelum atau selama tidur malam. Oleh karena itu, orang yang mengalaminya akan tidur lebih larut atau terbangun terus-menerus di tengah malam hanya untuk makan lalu tidur kembali.
Tidak hanya terus menerus mencari makan di malam hari, pengidap NES cenderung tak nafsu makan di siang hari. Jadi, sebagian besar kalori di tubuhnya adalah akibat makan pada malam hari. Padahal, makan terlalu larut malam pun juga tidak baik untuk kesehatan.
Dilansir dari Alodokter, belum diketahui secara pasti mengapa seseorang dapat menderita night eating syndrome. Akan tetapi, para ahli percaya sindrom ini dapat muncul karena gangguan siklus tidur atau ritme sirkadian tubuh.
Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami night eating syndrome, yaitu:
- Orang yang mengalami gangguan mental.
- Penggunaan obat antipsikotik.
- Diet di siang hari.
- Kebiasaan merokok.
- Depresi.
- Insomnia.
- Sleep apnea.
- Restless legs syndrome.
Menurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter, ada setidaknya empat gejala yang menjadi tanda munculnya NES ini. Gejalanya pun antara lain:
Pengidap NES biasanya sering terbangun di tengah malam untuk makan dan harus merasa kenyang agar bisa tidur kembali. Kondisi ini dapat terjadi bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali dalam satu malam.
Rasa lapar intens biasanya terjadi pada sore dan malam hari. Pengidap mungkin tidak merasa lapar saat bangun di pagi hari sehingga sering melewatkan sarapan, bahkan makan siang.
Pengidap NES ingin banyak makan di malam hari, baik makanan berat maupun camilan. Jenis makanan yang biasanya diinginkan adalah makanan tinggi kalori, makanan tinggi karbohidrat, dan makanan tinggi gula.
Pengidap NES sering kali tidak memiliki kontrol atas keinginan makannya, sehingga berat badannya dapat bertambah secara cepat dalam waktu singkat. Hal ini membuat penderitanya cenderung merasa malu, sedih, bahkan depresi.
Jika dibiarkan dan dilakukan terus-menerus tanpa penanganan, sindrom ini berdampak serius pada kesehatan. Kebiasaan ini dapat menurunkan kualitas tidur penderitanya karena harus terbangun di tengah malam.
Jika night eating syndrome telah berlangsung selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dilansir dari WebMD, sindrom makan malam atau night eating syndrome (NES) adalah suatu kondisi yang menggabungkan makan berlebihan di malam hari dengan masalah tidur. Kamu akan makan banyak setelah makan malam, sulit tidur, dan makan saat bangun di malam hari.
Pengidap NES tidak memiliki kendali atas keinginan makan sebelum atau selama tidur malam. Oleh karena itu, orang yang mengalaminya akan tidur lebih larut atau terbangun terus-menerus di tengah malam hanya untuk makan lalu tidur kembali.
Tidak hanya terus menerus mencari makan di malam hari, pengidap NES cenderung tak nafsu makan di siang hari. Jadi, sebagian besar kalori di tubuhnya adalah akibat makan pada malam hari. Padahal, makan terlalu larut malam pun juga tidak baik untuk kesehatan.
Dilansir dari Alodokter, belum diketahui secara pasti mengapa seseorang dapat menderita night eating syndrome. Akan tetapi, para ahli percaya sindrom ini dapat muncul karena gangguan siklus tidur atau ritme sirkadian tubuh.
Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami night eating syndrome, yaitu:
- Orang yang mengalami gangguan mental.
- Penggunaan obat antipsikotik.
- Diet di siang hari.
- Kebiasaan merokok.
- Depresi.
- Insomnia.
- Sleep apnea.
- Restless legs syndrome.
Menurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter, ada setidaknya empat gejala yang menjadi tanda munculnya NES ini. Gejalanya pun antara lain:
1. Terus terjaga di tengah malam
Pengidap NES biasanya sering terbangun di tengah malam untuk makan dan harus merasa kenyang agar bisa tidur kembali. Kondisi ini dapat terjadi bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali dalam satu malam.
2. Tidak nafsu makan di siang hari
Rasa lapar intens biasanya terjadi pada sore dan malam hari. Pengidap mungkin tidak merasa lapar saat bangun di pagi hari sehingga sering melewatkan sarapan, bahkan makan siang.
3. Makan banyak di malam hari
Pengidap NES ingin banyak makan di malam hari, baik makanan berat maupun camilan. Jenis makanan yang biasanya diinginkan adalah makanan tinggi kalori, makanan tinggi karbohidrat, dan makanan tinggi gula.
4. Depresi
Pengidap NES sering kali tidak memiliki kontrol atas keinginan makannya, sehingga berat badannya dapat bertambah secara cepat dalam waktu singkat. Hal ini membuat penderitanya cenderung merasa malu, sedih, bahkan depresi.
Jika dibiarkan dan dilakukan terus-menerus tanpa penanganan, sindrom ini berdampak serius pada kesehatan. Kebiasaan ini dapat menurunkan kualitas tidur penderitanya karena harus terbangun di tengah malam.
Jika night eating syndrome telah berlangsung selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)