FITNESS & HEALTH
Dokter Richard Lee Belajar Stem Cell ke Profesor di Tiongkok
Elang Riki Yanuar
Selasa 11 Februari 2025 / 20:18
Jakarta: Dokter Richard Lee belum lama ini mengunjungi Tiongkok. Selama di sana, dia berkolaborasi dengan para peneliti di Central South University di Changsa, Hunan.
Kolaborasi yang dijalin antara Richard Lee dan para peneliti serta profesor kampus tersebut adalah di bidang penelitian sel punca atau stem cell. Dia menyebut stem cell memiliki potensi besar untuk kemajuan ilmu kedokteran, khususnya bagi Indonesia.
"Ini benar-benar suatu kehormatan bagi saya untuk bisa berdiskusi tentang topik yang sangat menjanjikan dan menarik, yaitu kolaborasi penelitian stem cell dan dampak potensialnya bagi Indonesia," kata Richard Lee dalam keterangan tertulisnya.
Sel punca merupakan sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh, seperti sel darah, sel otot, dan sel otak. Sel punca juga berfungsi untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Sel ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai terapi pengobatan berbagai penyakit seperti kanker, kelainan darah, penyakit kronis, degeneratif, dan autoimun.
Richard Lee berharap kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok dalam penelitian stem cell membawa kemajuan besar bagi kedua negara. Richard Lee juga menyebut Indonesia sedang mengambil langkah besar untuk membangun laboratorium stem cell dengan standar internasional.
"Saya bisa belajar dari profesor ahli seperti di sini. Itu adalah kebanggaan bagi saya. Kemitraan kami bisa menjadi terobosan, tidak hanya untuk memperkuat akademi dan dunia medis dari dua negara, tetapi juga untuk menyelamatkan banyak nyawa," jelasnya.
Dokter Richard Lee yakin, penelitian stem cell tidak hanya membuka masa depan pengobatan, tetapi juga membawa harapan bagi jutaan orang.
"Saya kagum pada stem cell karena bisa membawa harapan," ucapnya.
Richard Lee juga membagikan pengalaman pribadi terhadap manfaar sel punca ini. Ayahnya yang terkena serangan jantung pada usia 60 tahun dan kondisinya terus memburuk.
"Setelah mendapatkan perawatan stem cell dua kali dalam jeda enam bulan kondisi ayah membaik secara signifikan. Dia terlihat lebih sehat dan segar," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Kolaborasi yang dijalin antara Richard Lee dan para peneliti serta profesor kampus tersebut adalah di bidang penelitian sel punca atau stem cell. Dia menyebut stem cell memiliki potensi besar untuk kemajuan ilmu kedokteran, khususnya bagi Indonesia.
"Ini benar-benar suatu kehormatan bagi saya untuk bisa berdiskusi tentang topik yang sangat menjanjikan dan menarik, yaitu kolaborasi penelitian stem cell dan dampak potensialnya bagi Indonesia," kata Richard Lee dalam keterangan tertulisnya.
Sel punca merupakan sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh, seperti sel darah, sel otot, dan sel otak. Sel punca juga berfungsi untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Sel ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai terapi pengobatan berbagai penyakit seperti kanker, kelainan darah, penyakit kronis, degeneratif, dan autoimun.
baca juga: Penelitian Mahasiswa Indonesia Soal Sel Punca Raih Hak Paten |
Richard Lee berharap kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok dalam penelitian stem cell membawa kemajuan besar bagi kedua negara. Richard Lee juga menyebut Indonesia sedang mengambil langkah besar untuk membangun laboratorium stem cell dengan standar internasional.
"Saya bisa belajar dari profesor ahli seperti di sini. Itu adalah kebanggaan bagi saya. Kemitraan kami bisa menjadi terobosan, tidak hanya untuk memperkuat akademi dan dunia medis dari dua negara, tetapi juga untuk menyelamatkan banyak nyawa," jelasnya.
Dokter Richard Lee yakin, penelitian stem cell tidak hanya membuka masa depan pengobatan, tetapi juga membawa harapan bagi jutaan orang.
"Saya kagum pada stem cell karena bisa membawa harapan," ucapnya.
Richard Lee juga membagikan pengalaman pribadi terhadap manfaar sel punca ini. Ayahnya yang terkena serangan jantung pada usia 60 tahun dan kondisinya terus memburuk.
"Setelah mendapatkan perawatan stem cell dua kali dalam jeda enam bulan kondisi ayah membaik secara signifikan. Dia terlihat lebih sehat dan segar," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)