FITNESS & HEALTH

Waspada, Inilah 6 Komplikasi Neuropati yang Bisa Terjadi dan Cara Penanganannya

Mia Vale
Senin 19 Juni 2023 / 18:35
Jakarta: Kerusakan saraf yang mengakibatkan neuropati (juga dikenal sebagai neuropati perifer) tidak hanya menyebabkan gejala seperti nyeri, mati rasa, kesemutan, sensasi terbakar, kelemahan otot, inkontinensia, atau disfungsi ereksi.

Ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang menodai atau mengubah hidup, sehingga penyebab yang mendasarinya memerlukan deteksi dan pengobatan dini.

Gejala neuropati bergantung pada apakah saraf otonom, sensorik, motorik, atau kombinasinya terlibat. Kerusakan saraf otonom dapat memengaruhi fungsi tubuh atau tekanan darah, bahkan menimbulkan gejala gastrointestinal. 

Kerusakan saraf sensorik dapat memengaruhi sensasi dan rasa keseimbangan. Sedangkan kerusakan saraf motorik dapat memengaruhi gerak dan refleks. Ketika saraf sensorik dan motorik terlibat, kondisi dikenal sebagai polineuropati sensorimotor. Seiring kerusakan yang terjadi, inilah komplikasi yang dapat muncul.
 

1. Cedera, luka, dan bisul


Sejumlah komplikasi yang terkait dengan neuropati berasal dari hilangnya sensasi. Pada sebagian kasus, mungkin itu keuntungan. Tetapi tidak merasakan sensasi yang tidak menyenangkan pun bisa berbahaya. 

“Kita semua membenci rasa sakit, tetapi rasa sakit adalah mekanisme perlindungan,” jelas Peter Highlander, DPM, dari Rumah Sakit Bellevue di Bellevue, Ohio. Terlebih neuropati diabetik. 

"Jika sensasi berkurang di kaki, mungkin ada area dengan tekanan yang meningkat yang dapat menyebabkan luka atau bisul," ujar Matthew Villani, DPM, dari Rumah Sakit HCA Florida Lake Monroe di Sanford, Florida, menurut laman Everyday Health. 
Bisul, di mana jaringannya rusak, dapat diobati dengan debridement (pengangkatan sel mati), antibiotik, dan mengurangi tekanan pada area yang terkena, seperti menggunakan kruk atau kursi roda, sampai bisul sembuh.


(Untuk mencegah dan mengobati neuropati, yang sering menimbulkan gejala kesemutan dan kebas, sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin untuk saraf (neurotropik), yaitu vitamin B1, B6, dan B12. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

2. Amputasi dari luka terinfeksi


Jika kamu mengalami luka di salah satu kaki akibat dari neuropati perifer, ada risiko besar terjadi gangrene (kematian sebagian kulit atau jaringan di bawahnya). Apabila gangrene berkembang, mungkin dilakukan pembedahan untuk mengangkat semua jaringan yang rusak atau debridemen dan pemberian antibiotik untuk mengatasi adanya infeksi. 

Pada kasus yang parah, bukan tidak mungkin kaki akan diamputasi. Perawatan terbaik adalah pencegahan. Bila ada cedera kecil di kaki, segera periksa. Atau periksa bagian tubuh mana pun yang terkena mati rasa atau gejala neuropatik lainnya, setiap hari.
 

3. Neuropati otonom kardiovaskular


Merupakan masalah serius lainnya yang berpotensi terjadi pada pengidap polineuropati diabetik. Hal ini terjadi ketika kerusakan pada saraf perifer mengganggu fungsi otomatis yang mengontrol sirkulasi darah dan detak jantung. Kondisi ini disebut neuropati otonom kardiovaskular (CAN).

Gejala utama yang terlihat yaitu tidak mampu berolahraga, dan tekanan darah rendah yang bisa membuat pusing bahkan pingsan ketika berdiri. Perawatan CAN cenderung berfokus pada pengendalian gejala, seperti minum banyak cairan untuk meningkatkan volume darah dan memakai stoking kompresi. 

Obat juga dapat diresepkan untuk mengontrol tekanan darah rendah dan aritmia, termasuk fludrocortisone (Florinef) dan midodrine (Proamatine)
 

4. Masalah pencernaan


Kerusakan saraf otonom dapat memengaruhi pencernaan. Gastroparesis adalah bentuk neuropati perifer diabetik di mana perut membutuhkan waktu terlalu lama untuk dikosongkan, mengakibatkan mulas, mual, muntah makanan yang tidak tercerna, rasa kenyang awal saat makan, penurunan berat badan, perut kembung. 

Selain itu kadar gula darah tidak menentu, dan kekurangan nafsu makan. Perawatan terbaik untuk itu adalah mengelola kadar glukosa darah untuk meminimalkan kerusakan, dengan mengingat bahwa kondisi tersebut membuatnya lebih menantang.
 

5. Charcot neuropathic osteoarthropathy


Salah satu kemungkinan komplikasi neuropati adalah kelainan bentuk sendi dan tulang ekstremitas bawah yang disebabkan oleh kondisi yang disebut Charcot neuropathic osteoarthropathy (atau disingkat Charcot). Neuropati motorik ini terjadi ketika persendian tidak dapat merespons dengan baik terhadap gaya yang diberikan padanya karena sinyal saraf yang terganggu. 

Kurangnya koordinasi dan peradangan yang diakibatkannya dapat menciptakan fraktur mikro yang menumpuk seiring waktu dan menghancurkan integritas struktural kaki dan anggota tubuh, menyebabkan kelainan bentuk dan dislokasi. Perawatan Charcot berfokus pada menstabilkan area yang terkena (dengan gips, misalnya), menghindari terlalu banyak menahan beban, dan mengurangi pembengkakan.
 

6. Kehilangan kontrol kandung kemih


Kerusakan saraf dapat terdiri dari kontrol kandung kemih, yang menyebabkan kandung kemih terlalu aktif, kandung kemih kurang aktif, atau inkontinensia.

Neuropati diabetik adalah penyebab paling umum dari kondisi ini, tetapi juga terlihat pada orang dengan sindrom Guillain-Barre, HIV dan AIDS, polineuropati demielinasi inflamasi kronis, dan neuropati amiloid. Perawatan termasuk obat relaksasi kandung kemih, yang merangsang saraf kandung kemih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH