FITNESS & HEALTH
Perluas Deteksi Kanker dengan Pabrik Radioisotop
Aulia Putriningtias
Rabu 16 Oktober 2024 / 18:44
Jakarta: Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini mulai 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Pentingnya melakukan deteksi dini, baik itu dari diri sendiri maupun secara alat perlu lebih dilakukan dan diperluas. Radioisotop menjadi salah satu bagian dari deteksi kanker.
Radioisotop merupakan zat radioaktif yang digunakan dalam PET Scan (Positron Emission Tomography). Dalam PET Scan, radioisotop ini digabungkan dengan molekul tertentu (biasanya glukosa) dan disuntikkan ke dalam tubuh pasien.
Radioisotop ini membantu dokter memvisualisasikan aktivitas metabolik di dalam tubuh dan sering digunakan untuk mendeteksi kanker, penyakit jantung, serta gangguan otak. Pembuatan radioisotop memerlukan teknologi yang sangat canggih dan infrastruktur khusus.
Baca juga: Ketahui Terapi Stem Cell, Dapat Meregenerasi Kerusakan pada Tubuh
Radioisotop sendiri di Indonesia belum berkembang. Padahal, di negara lain seperti Malaysia dan Singapura telah memiliki beberapa radioisotop demi perluasan deteksi kanker.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin, pentingnya untuk perluasan alat-alat yang dapat menekan angka pasien kanker di Indonesia.
.jpg)
(Radioisotop membantu dokter memvisualisasikan aktivitas metabolik di dalam tubuh dan sering digunakan untuk mendeteksi kanker, penyakit jantung, serta gangguan otak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sejalan dengan hal tersebut, Kalbe melalui Forsta menjalin kerja sama dengan GE HealthCare untuk menyediakan CT scan secara lokal. Ini bertujuan untuk menyediakan akses dalam membantu deteksi dini kanker.
Pemeriksaan CT scan (computed tomography scan) merupakan salah satu prosedur medis yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memantau berbagai penyakit secara detail hingga mendiagnosis kanker sejak dini.
Penggunaan CT scan di Indonesia juga termasuk tinggi jika dibandingkan dengan alat diagnostik lainnya. Sayangnya, hingga saat ini, mesin CT scan termasuk alat kesehatan yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.
"Kami berharap inisiatif penyediaan mesin CT Scan secara lokal dapat memajukan layanan kesehatan dan mendukung pemerataan akses kesehatan di Indonesia. Harapannya, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," ungkap Irawati Setiady selaku Presiden Direktur Kalbe, Selasa, 15 Oktober 2024.
Menkes Budi menambahkan, dengan peresmian ini, diharapkan dapat memperluas pemanfaatannya selain untuk kanker. Hal ini bukan hanya untuk diagnostik, tetapi juga dapat pengobatan teronastik.
Untuk mempercepat produksi radioisotop di Indonesia, Badan POM megatakan akan membantu dalam proses perizinan dengan tetap menjamin keamanan penggunaan.
"Pabrik terbaru ini bisa jadi proyek percontohan untuk produksi radioisotop. Jika berkembang, bisa berperan besar dalam penyembuhan kanker," imbuh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Taruna Ikrar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pentingnya melakukan deteksi dini, baik itu dari diri sendiri maupun secara alat perlu lebih dilakukan dan diperluas. Radioisotop menjadi salah satu bagian dari deteksi kanker.
Radioisotop merupakan zat radioaktif yang digunakan dalam PET Scan (Positron Emission Tomography). Dalam PET Scan, radioisotop ini digabungkan dengan molekul tertentu (biasanya glukosa) dan disuntikkan ke dalam tubuh pasien.
Radioisotop ini membantu dokter memvisualisasikan aktivitas metabolik di dalam tubuh dan sering digunakan untuk mendeteksi kanker, penyakit jantung, serta gangguan otak. Pembuatan radioisotop memerlukan teknologi yang sangat canggih dan infrastruktur khusus.
Baca juga: Ketahui Terapi Stem Cell, Dapat Meregenerasi Kerusakan pada Tubuh
Radioisotop sendiri di Indonesia belum berkembang. Padahal, di negara lain seperti Malaysia dan Singapura telah memiliki beberapa radioisotop demi perluasan deteksi kanker.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin, pentingnya untuk perluasan alat-alat yang dapat menekan angka pasien kanker di Indonesia.
.jpg)
(Radioisotop membantu dokter memvisualisasikan aktivitas metabolik di dalam tubuh dan sering digunakan untuk mendeteksi kanker, penyakit jantung, serta gangguan otak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sejalan dengan hal tersebut, Kalbe melalui Forsta menjalin kerja sama dengan GE HealthCare untuk menyediakan CT scan secara lokal. Ini bertujuan untuk menyediakan akses dalam membantu deteksi dini kanker.
Pemeriksaan CT scan (computed tomography scan) merupakan salah satu prosedur medis yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memantau berbagai penyakit secara detail hingga mendiagnosis kanker sejak dini.
Penggunaan CT scan di Indonesia juga termasuk tinggi jika dibandingkan dengan alat diagnostik lainnya. Sayangnya, hingga saat ini, mesin CT scan termasuk alat kesehatan yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.
"Kami berharap inisiatif penyediaan mesin CT Scan secara lokal dapat memajukan layanan kesehatan dan mendukung pemerataan akses kesehatan di Indonesia. Harapannya, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," ungkap Irawati Setiady selaku Presiden Direktur Kalbe, Selasa, 15 Oktober 2024.
Menkes Budi menambahkan, dengan peresmian ini, diharapkan dapat memperluas pemanfaatannya selain untuk kanker. Hal ini bukan hanya untuk diagnostik, tetapi juga dapat pengobatan teronastik.
Untuk mempercepat produksi radioisotop di Indonesia, Badan POM megatakan akan membantu dalam proses perizinan dengan tetap menjamin keamanan penggunaan.
"Pabrik terbaru ini bisa jadi proyek percontohan untuk produksi radioisotop. Jika berkembang, bisa berperan besar dalam penyembuhan kanker," imbuh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Taruna Ikrar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)