FITNESS & HEALTH

Ramai Warga Lakukan KB Vaksetomi Demi Dapat Bansos, Ini Penjelasannya

Aulia Putriningtias
Senin 02 Juni 2025 / 14:08
Jakarta: Program vaksetomi yang ramai di media sosial ternyata ditanggapi serius untuk mendapatkan dana bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Hal ini terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Program yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang pada Rabu, 28 Mei 2025, disambut antusias, terutama oleh kaum pria.

Baca juga: Anji Memutuskan untuk Vasektomi, Inilah Risiko yang Mungkin Bisa Terjadi

Alasan dari para warga pun beragam. Mulai dari perencanaan keluarga, hingga agar tetap bisa mendapatkan bansos dari pemerintah setempat. Program ini juga menawarkan uang saku sebesar Rp500 ribu bagi setiap peserta yang telah menjalani tindakan medis vasektomi. 

Dilansir dalam Viva, petugas kesehatan setempat mencatat setidaknya ada 200 pria yang mendaftar. Namun, karena kewalahan, pihak penyelenggara akhirnya membatasi jumlah peserta hanya 60 orang sesuai kapasitas layanan.
 

Apa itu vaksetomi?



(Program yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang pada Rabu, 28 Mei 2025, disambut antusias, terutama oleh kaum pria. Prosedur vaksetomi sendiri membuat pria tidak dapat membuahi sel telur, sehingga mencegah kehamilan. Foto: Dok. YouTube Liputan6)

Vaksetomi sendiri merupakan sebuah prosedur kontrasepsi pada pria. Hal ini dilakukan dengan cara memutus saluran sperma dari buah zakar atau testis. Dengan melakukan hal ini, air mani tidak akan mengandung sperma.

Vasektomi sendiri dilakukan melalui operasi kecil dengan pemberian bius lokal pada area testis dan kantung zakar (skrotum). Dalam prosedur ini, saluran yang dilalui sperma dari testis akan dipotong dan diikat, yang membuat sperma tidak bisa mencapai ke air mani.
 

Apa saja yang perlu diketahui sebelum vaksetomi?


Keputusan dalam melakukan vaksetomi sebaiknya kesepakatan bersama dengan pasangan, sebab ketika sudah melakukan hal ini, operasi membuka kembali saluran sperma tidak selalu berhasil dilakukan. Jadi, diperlukannya keyakinan bersama.

Vaksetomi sendiri bukan berarti dapat mencegah infeksi menular seksual, meskipun air mani sudah tidak lagi mengandung sperma. Jadi, tetaplah melakukan hubungan seksual yang sehat.

Selain itu, vaksetomi tidak dianjurkan oleh dokter jika seorang pria di bawah 30 tahun atau pasangan masih belum memiliki seorang anak. Pun, beberapa kondisi medis sesuai dengan yang dialami juga akan dipertimbangkan oleh dokter apakah dapat melakukan vaksetomi atau tidak.

Setelah melakukan vaksetomi, pasien pun juga sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual untuk beberapa hari ke depan, hingga rasa nyerinya hilang. Sperma biasanya juga masih tersisa di dalam saluran vas deferens hingga 15–20 ejakulasi.

Untuk hasil maksimal, diperlukannya kontrol hingga 12 minggu ke depan. Ini berguna untuk memastikan air mani bersih dari sperma. Jadi, sebaiknya jika kamu serius untuk melakukan vaksetomi, pun juga perlu mengikuti anjuran pasca operasi.

Baca juga: Jangan Sampai Menyesal, Inilah Plus Minus Vasektomi yang Perlu Diketahui

Jika menemukan pasien vaksetomi mengalami demam tinggi, nyeri dan kemerahan pada skrotum, memar di area bekas operasi, pembengkakan di area bekas operasi, perdarahan atau keluar nanah di area bekas operasi, dan timbul benjolan di area skrotum, segera hubungi dokter ahli.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH