FITNESS & HEALTH
Somniphobia, Ketika Seseorang Takut untuk Tidur
Aulia Putriningtias
Rabu 27 Agustus 2025 / 16:11
Jakarta: Fobia pada manusia ada beragam, salah satunya adalah ketakutan untuk tidur, bernama somniphobia. Ini adalah fobia spesifik, gangguan kecemasan umum yang melibatkan rasa takut yang intens dan irasional terhadap tidur.
Sekitar 9,1 persen orang dewasa di Amerika Serikat (AS) pernah mengalami fobia spesifik dalam setahun terakhir, dan 12,5 persen mengalaminya di beberapa titik dalam hidup mereka. Namun, jumlah pasti orang yang mengalami somniphobia sebagai fobia tidak diketahui.
Meskipun para ahli belum sepenuhnya memahami penyebab somniphobia, tetapi salah satu tanda dari gejala fobia ini bisa diketahui. Salah satu tandanya adalah merasa cemas untuk tidur, terutama tidur malam.
Baca juga: Teknik Sleep Therapy, Terapi Tidur ala Tasya Farasya
Misalnya, banyak penelitian telah menemukan hubungan antara gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan somniphobia. Para peneliti berpendapat bahwa mimpi buruk yang umum terjadi pada PTSD dapat menyebabkan rasa takut tidur.
Adapun beberapa gejala-gejala yang biasa dialami oleh para pasien, dilansir dalam Health, yakni:
- Ketakutan yang tidak beralasan terhadap tidur.
- Ketegangan otot atau kegelisahan.
- Berkeringat deras.
- Tremor atau kedutan.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Jantung berdebar atau berdebar kencang.
- Mual, sakit perut, atau diare.
- Kecemasan dan serangan panik.
- Kegelisahan atau mudah tersinggung.
- Sakit kepala dan kelelahan.
Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah somniphobia. Namun, para pasien bisa mendapatkan terapi yang sangat efektif untuk membantu belajar mengelola gejala-gejala. Terapis berlisensi dapat mengajarkan strategi-strategi koping yang dapat membantu mencegah ketakutan menguasai pikiran dan perilaku.
Sebuah studi menemukan bahwa separuh dari mereka yang menjalani terapi merasa lebih baik hanya setelah delapan sesi, dan 75 peren merasa lebih baik setelah enam bulan. Fobia spesifik mungkin lebih dapat diobati, terutama menggunakan terapi pemaparan.
Jika kamu menduga menderita somniphobia, pertimbangkan untuk menemui tenaga kesehatan mental profesional untuk evaluasi dan bantuan mereka. Jika tidak diobati, somniphobia dapat menyebabkan masalah kesehatan dan penurunan kualitas hidup. Perawatan dapat membantu kebanyakan orang mengelola gejalanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Sekitar 9,1 persen orang dewasa di Amerika Serikat (AS) pernah mengalami fobia spesifik dalam setahun terakhir, dan 12,5 persen mengalaminya di beberapa titik dalam hidup mereka. Namun, jumlah pasti orang yang mengalami somniphobia sebagai fobia tidak diketahui.
Meskipun para ahli belum sepenuhnya memahami penyebab somniphobia, tetapi salah satu tanda dari gejala fobia ini bisa diketahui. Salah satu tandanya adalah merasa cemas untuk tidur, terutama tidur malam.
Baca juga: Teknik Sleep Therapy, Terapi Tidur ala Tasya Farasya
Apa saja gejala dari somniphobia?
Para ahli belum yakin apa penyebab fobia spesifik, termasuk somniphobia. Beberapa ahli berspekulasi kemungkinan ada faktor genetik, sementara yang lain mengatakan pengalaman traumatis adalah akar penyebabnya.Misalnya, banyak penelitian telah menemukan hubungan antara gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan somniphobia. Para peneliti berpendapat bahwa mimpi buruk yang umum terjadi pada PTSD dapat menyebabkan rasa takut tidur.
Adapun beberapa gejala-gejala yang biasa dialami oleh para pasien, dilansir dalam Health, yakni:
- Ketakutan yang tidak beralasan terhadap tidur.
- Ketegangan otot atau kegelisahan.
- Berkeringat deras.
- Tremor atau kedutan.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Jantung berdebar atau berdebar kencang.
- Mual, sakit perut, atau diare.
- Kecemasan dan serangan panik.
- Kegelisahan atau mudah tersinggung.
- Sakit kepala dan kelelahan.
Bagaimana cara mencegah somniphobia?
Sayangnya, tidak ada cara untuk mencegah somniphobia. Namun, para pasien bisa mendapatkan terapi yang sangat efektif untuk membantu belajar mengelola gejala-gejala. Terapis berlisensi dapat mengajarkan strategi-strategi koping yang dapat membantu mencegah ketakutan menguasai pikiran dan perilaku.
Sebuah studi menemukan bahwa separuh dari mereka yang menjalani terapi merasa lebih baik hanya setelah delapan sesi, dan 75 peren merasa lebih baik setelah enam bulan. Fobia spesifik mungkin lebih dapat diobati, terutama menggunakan terapi pemaparan.
Jika kamu menduga menderita somniphobia, pertimbangkan untuk menemui tenaga kesehatan mental profesional untuk evaluasi dan bantuan mereka. Jika tidak diobati, somniphobia dapat menyebabkan masalah kesehatan dan penurunan kualitas hidup. Perawatan dapat membantu kebanyakan orang mengelola gejalanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)