FITNESS & HEALTH

SBY Idap Kanker Prostat, Kenali Faktor, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Sri Yanti Nainggolan
Selasa 02 November 2021 / 12:36
Jakarta: Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menderita kanker prostat. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu akan menjalani pengobatan di luar negeri. 

"Sesuai dengan diagnosis dari tim dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat (prostate cancer)," kata staf pribadi SBY, Ossy Dermawan, melalui keterangan tertulis, Selasa, 2 November 2021.

Baca: SBY Mengidap Kanker Prostat

Dia menyebut kanker prostat yang diderita SBY masih berada dalam tahapan (stadium) awal. Tim dokter juga sudah menyampaikan terbuka berbagai opsi pengobatan yang bisa dilakukan.

"Diputuskan medical treatment dilakukan di sebuah rumah sakit di luar negeri yang memiliki pengalaman panjang dan teknologi yang maju untuk menangani kanker prostat," kata dia.

Faktor risiko kanker prostat 

Kanker prostat merupakan salah satu kanker terbanyak yang diderita pria. Menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada 2020, di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5 jenis kanker yang paling banyak diderita oleh pria.

"Kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol, dan juga obesitas," ujar Ketua Prostate Cancer Awareness Month dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K) Ph.D, beberapa waktu lalu. 

Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik, dan kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria.

Gejala kanker prostat

Sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.

Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urine atau air mani, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai/kaki dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih.

Ilustrasi kanker prostat. Foto: Shutterstock
Ilustrasi kanker prostat. Foto: Shutterstock

"Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang," jelas dr Agus.

Ia menyarakan untuk melakukan skrining kanker prostat bagi pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat pada keluarganya. Skrining kanker prostat juga disarankan bagi pria berusia di atas 50 tahun yang memiliki keluhan gangguan berkemih.
 

Terapi kanker prostat

Setelah melakukan diagnosis pada pasien, pasien yang terdiagnosis mengidap kanker prostat harus menjalani beberapa terapi tergantung pada stadium apa kanker ini terdiagnosa. Pada kanker prostat stadium rendah dapat dilakukan pemantauan ketat, operasi, dan radioterapi.

Baca: Penyebab Terjadinya Kanker Prostat Serta Penanganannya

Sementara, pasien kanker prostat stadium lanjut yang terlokalisasi umumnya diberikan radioterapi. Untuk kasus kanker prostat yang sudah menyebar, dilakukan terapi hormonal dan juga kemoterapi.

Cara mengurangi risiko kanker prostat

Pola hidup sehat dapat menurunkan risiko kanker prostat. 

"Masyarakat dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti dengan melakukan diet sehat tinggi buah dan sayuran,  memilih makanan sehat dibandingkan suplemen, melakukan olahraga secukupnya, menjaga berat badan, dan melakukan konsultasi dengan dokter," beber dr Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(SYN)

MOST SEARCH