FITNESS & HEALTH
Keluhan yang Sering Dialami Pasien Ginjal Kronik usai Terapi Hemodialisis
Raka Lestari
Kamis 17 Maret 2022 / 12:11
Jakarta: Penyakit ginjal kronik merupakan gangguan fungsi dan struktur ginjal menahun (lebih dari 3 bulan) dengan berbagai implikasi kesehatan. Di Indonesia sendiri kasus penyakit ginjal kronik terus meningkat setiap tahunnya.
Penyebab penyakit ginjal kronik bermacam-macam, yaitu hipertensi, penyakit diabetes, dan penyakit peradangan ginjal kronik atau disebut glomerulonefritis. Penyebab lainnya yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik yaitu penyakit jantung, autoimun, obat-obatan yang merusak ginjal dan adanya sumbatan saluran kemih.
Tanda dan gejala yang perlu diperhatikan terkait penyakit ini yaitu tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah urine dalam sehari, adanya darah dalam urine, lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi, gatal, sesak, mual dan muntah, serta timbul bengkak terutama pada kaki dan pergelangan kaki dan pada kelopak mata waktu pagi hari.
Kata dr. Adi Wijaya, Sp.PD-KGH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Dan Hipertensi di RSUI, penyakit ginjal kronik pada tahap awal, sebagian besar hampir tidak bergejala. Sehingga diperlukan skrining.
Sementara terapi yang dapat dilakukan yaitu cangkok ginjal, dialisis peritoneal (CAPD), dan hemodialisis. Hemodialisis atau HD sebagai salah satu terapi penyakit ginjal ini merupakan sebuah mesin dan 'ginjal buatan' yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan zat sampah dari dalam darah.
Hemodialisis tidak menggantikan seluruh fungsi ginjal, hanya fungsi pembuangan saja yang dapat digantikan. Permasalahan yang sering terjadi pada pasien hemodialisis yaitu nyeri dada, sesak napas, sakit kepala, dan keluhan lain yang membuat cemas.
Menurut dr. Adi, yang paling bermasalah pada pasien HD pada 1 sampai 6 bulan pertama yaitu kelebihan cairan, di mana pasien akan merasa lebih haus dan minum lebih banyak sehingga pasien dapat mengalami kelebihan cairan.
Hal ini dapat diatasi dengan membatasi asupan cairan, asupan garam, dan frekuensi hemodialisis yang lebih sering. Masalah lain yang juga dapat terjadi yaitu: penyakit jantung, anemia, hipertensi, penyakit tulang, gangguan pencernaan, gangguan saraf, infeksi, gatal-gatal, dan masalah psiko-sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Penyebab penyakit ginjal kronik bermacam-macam, yaitu hipertensi, penyakit diabetes, dan penyakit peradangan ginjal kronik atau disebut glomerulonefritis. Penyebab lainnya yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik yaitu penyakit jantung, autoimun, obat-obatan yang merusak ginjal dan adanya sumbatan saluran kemih.
Tanda dan gejala yang perlu diperhatikan terkait penyakit ini yaitu tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah urine dalam sehari, adanya darah dalam urine, lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi, gatal, sesak, mual dan muntah, serta timbul bengkak terutama pada kaki dan pergelangan kaki dan pada kelopak mata waktu pagi hari.
Kata dr. Adi Wijaya, Sp.PD-KGH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Dan Hipertensi di RSUI, penyakit ginjal kronik pada tahap awal, sebagian besar hampir tidak bergejala. Sehingga diperlukan skrining.
Sementara terapi yang dapat dilakukan yaitu cangkok ginjal, dialisis peritoneal (CAPD), dan hemodialisis. Hemodialisis atau HD sebagai salah satu terapi penyakit ginjal ini merupakan sebuah mesin dan 'ginjal buatan' yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan zat sampah dari dalam darah.
Hemodialisis tidak menggantikan seluruh fungsi ginjal, hanya fungsi pembuangan saja yang dapat digantikan. Permasalahan yang sering terjadi pada pasien hemodialisis yaitu nyeri dada, sesak napas, sakit kepala, dan keluhan lain yang membuat cemas.
Menurut dr. Adi, yang paling bermasalah pada pasien HD pada 1 sampai 6 bulan pertama yaitu kelebihan cairan, di mana pasien akan merasa lebih haus dan minum lebih banyak sehingga pasien dapat mengalami kelebihan cairan.
Hal ini dapat diatasi dengan membatasi asupan cairan, asupan garam, dan frekuensi hemodialisis yang lebih sering. Masalah lain yang juga dapat terjadi yaitu: penyakit jantung, anemia, hipertensi, penyakit tulang, gangguan pencernaan, gangguan saraf, infeksi, gatal-gatal, dan masalah psiko-sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)