FITNESS & HEALTH

5 Kebiasaan Makan yang Memicu Nyeri Sendi

Raka Lestari
Jumat 04 Maret 2022 / 13:11
Jakarta: Nyeri sendi merupakan keluhan umum yang cukup banyak dialami orang-orang. Pada umumnya, penyebab nyeri sendi berasal dari beberapa bentuk peradangan, seperti rheumatoid arthritis.

Tetapi penyakit berbahaya lainnya juga dapat menyebabkan masalah dalam hal mobilitas sendi. Penyakit Lyme, asam urat, lupus, dan bahkan keseleo sesekali dapat menyebabkan jenis rasa sakit khusus ini yang dapat membuat nyeri sendi.

Untuk mencegah terjadinya nyeri sendi, berikut ini adalah kebiasaan makan yang perlu kamu hindari:
 

1. Terlalu banyak mengonsumsi gluten


Gluten memang banyak dihindari orang karena beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkannya. Dan mengonsumsi terlalu banyak gluten juga berkaitan dengan nyeri sendi.

"Mereka yang memiliki penyakit autoimun dapat mengontrol nyeri dan kekakuan sendi dengan lebih baik jika mereka menghindari makanan inflamasi seperti produk yang mengandung gluten," kata rista Best, RD di Balance One Supplements.

"Dan sebagai gantinya, menambahkan makanan anti-inflamasi seperti yang kaya asam lemak omega-3 dapat meningkatkan nyeri sendi dan membantu mengurangi flare-up," saran Best.
 

2. Tidak mendapatkan probiotik secara cukup


"Peradangan kronis tingkat rendah biasanya disebabkan oleh makanan yang meradang, juga dapat menyebabkan suasana hati yang buruk," lanjut Best.

Oleh karena itu, menjaga lapisan usus tetap sehat melalui makanan fermentasi atau  suplementasi probiotik, dapat menjadi alat yang membantu untuk mencegah kambuhnya kondisi kronis dan suasana hati yang buruk.
 

3. Mengonsumsi terlalu banyak gula


Menurut Jennifer Diggs, RD di Mymee, sebagai pemicu peradangan kronis dalam tubuh, gula yang ditemukan dalam makanan seperti kue dan minuman ringan sering menjadi penyebab nyeri sendi. Termasuk nyeri sendi terkait cedera, karena hampir semua nyeri sendi dipengaruhi oleh peradangan.
 

4. Kurang asupan asam lemak omega-3


"Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 mengurangi respons inflamasi dalam berbagai cara," kata Betsy Fears, RDN, CD di RET Physical Therapy Group.

Penelitian mengungkap bahwa asam lemak omega 3 mengurangi jumlah asam arakidonat, asam lemak inflamasi. Asam lemak omega-3 mengikat membran sel dan mengurangi produksi sitokin inflamasi dalam tubuh sehingga mengurangi peradangan dalam tubuh.
 

5. Kurang asupan serat


"Serat juga dipecah menjadi asam lemak rantai pendek, yang memiliki efek anti-inflamasi," kata Fears.

Menambahkan buah-buahan, sayuran, daging tanpa lemak, dan biji-bijian ke sebagian besar makanan adalah cara yang bagus untuk memberikan keseimbangan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH