KULINER
Gubahan Chef Will Goldfarb dan Chef Syrco Bakker dalam Seni Padukan Rasa dan Emosi
Yatin Suleha
Rabu 03 Desember 2025 / 16:59
Jakarta: Chef Syrco Bakker (Chef Owner dari Syrco BASÈ) dan Chef Will Goldfarb (Founder dan Chef dari Room4Dessert), bercerita tentang filosofi dan ide dari setiap masakan, sekaligus berbagi nilai yang diadopsi dalam keberlanjutan, budaya, dan proses untuk menikmati setiap makanan.
Hal tersebut mereka tuangkan dalam Evian Chef Series, yang merupakan sebuah kampanye yang berfokus pada prestasi para chef Asia yang berhasil membawa perspektif baru akan kemurnian, keseimbangan, dan kreativitas berkarya. Dalam kesempatan tersebut, evian mengangkat dua chef ternama di Bali.
“Melalui kolaborasi ini, saya ingin menunjukkan dari mana saya berasal, apa yang telah saya lakukan di Belanda, dan apa yang ingin saya tampilkan di sini," buka Chef Syrco Bakker.
"Saat ini saya juga berada dalam fase pembaruan kreativitas, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai yang telah lama saya adopsi,” tambah Chef Syrco Bakker.
Chef Will Goldfarb menambahkan, "Bersama kampanye ini saya ingin merayakan keberadaan saya di Bali, komunitas yang berhasil saya bangun, efek positif setiap makanan yang kita konsumsi, dan rasa hormat saya pada kearifan lokal."

(Canang Sando dari Room4Dessert. Foto: Dok. Istimewa)
Chef Will dan Chef Syrco hadir dari dua perjalanan kuliner yang berbeda. Satu berakar pada inovasi pastry global, sementara yang lain bertumpu pada warisan Indonesia yang diperkaya dengan teknik Eropa.
Namun mereka memiliki kesamaan perspektif ide, tentang bagaimana keseimbangan tidak hanya berbicara rasa, tapi juga tergantung pada tujuan, rasa hormat, dan emosi.
Masakan ini mengombinasikan kue kelapa kukus, susu sereal berbahan telengis, dan bunga segar yang aman untuk dikonsumsi.
“Saya selalu ingin menghadirkan masakan yang istimewa. Bagi kami, kunci untuk ini adalah tetap rendah hati dan tidak berhenti untuk belajar. Kami ingin selalu memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Melalui setiap kue kering dan es krim yang disajikan di restoran, kami ingin memberikan pengalaman terbaik bagi para tamu," papar Chef Will.
"Setiap hari kami bangun dengan semangat untuk membahagiakan para tamu saat mencoba makanan penutup yang kami sajikan,” ujar Chef Will, yang menggemari makanan penutup dalaman yang terbuat dari santan bakar, karya Chef Jero Yudi dari Desa Les.
Chef Syrco, yang sering mengundang para produsen, petani, dan nelayan untuk merasakan sendiri hasil bumi mereka di restorannya menjelaskan.
"Bagi saya ada tiga hal yang sangat penting yaitu asal, alam, dan transparansi. Kami selalu ingin tahu dari mana setiap produk berasal, perjalanannya hingga mencapai dapur restoran, dan siapa sosok di baliknya."

(Chef Syrco Bakker. Foto: Dok. Istimewa)
"Pada dasarnya, bahan masakan yang mungkin terasa biasa bagi masyarakat Indonesia, sesungguhnya sangat istimewa di mata dunia.”
Kedua chef sangat menghargai bahan masakan lokal dan memiliki kesukaan masing-masing. Chef Will menyukai kelapa dan pala yang mampu memberikan rasa berbeda. Sementara Chef Syrco sangat mengandalkan kecombrang karena memiliki karakter asam yang menyegarkan.
Bagi Chef Syrco, keberlanjutan seharusnya juga menjadi hal normal, “Keberlanjutan tidak harus terus menerus dibicarakan, karena seharusnya jadi sesuatu hal yang normal. Jadi tahun ini kami akan berfokus pada produk lokal, dan ingin memberikan ruang lebih bagi para produsen lokal.”
Sementara bagi Chef Will, keberlanjutan diawali dengan menghormati lingkungan sekitar, termasuk tanah, masyarakat, dan juga tradisi yang ada.
Pendekatan mereka mungkin berbeda, tetapi tujuan yang mereka pegang sama yaitu mengangkat budaya lokal melalui rasa hormat, kreativitas, dan niat yang tulus.

(Ocean Charcuterie dari Syrco BASÈ - masakan ini memadukan tuna asap (kiri) dengan perut ikan pedang (kanan) yang telah dimarinasi dengan citrus, dan dibumbui oleh lada andaliman dari Sumatra. Foto Dok. Istimewa)
Di tengah kompleksitas rasa dan teknik, kedua chef menganggap air sebagai elemen pendamping penting yang menonjolkan rasa asli, membersihkan indra perasa, dan menyatukan setiap proses memasak.
“Air adalah sebuah bahan memasak yang sering dianggap sepele, padahal memiliki peran penting di dapur. Kita sering tidak menyadarinya, tapi tanpa air seluruh proses memasak tidak akan bisa berjalan, karena air mendukung setiap proses persiapan, dan menyatukan semua elemen yang ada,” kata Chef Syrco.
Bagi Chef Will, air adalah kunci kesuksesan proses memasak makanan penutup, ”Air akan mengontrol suhu, tekstur, dan rasa. Jika tidak bisa mengontrol air, maka sorbet tidak akan bisa membeku, meringue tidak akan bisa dibuat, serta saus tidak akan bisa disiapkan. Air akan menyukseskan setiap teknik memasak, dan meningkatkan rasa.”
Chef Will percaya bahwa air bisa menjadi pasangan terbaik dari setiap masakan. Sementara Chef Syrco menambahkan bahwa dibandingkan wine, infused water bisa lebih menyeimbangkan masakan dan menonjolkan cita rasa setiap makanan.
Kedua chef sepakat bahwa masa depan dunia kuliner terletak pada pentingnya kesadaran diri. Memahami asal setiap bahan masakan, menghargai alam, dan merangkul budaya lokal serta menjadikannya sebagai dasar dari kreativitas memasak.
Chef Will ingin terus berkolaborasi bersama orang yang berpikiran sejalan, agar dapat menghasilkan kreasi masakan yang bermakna.
Chef Syrco ingin agar masyarakat Indonesia dapat lebih menghargai nilai dari bahan masakan lokal, ”Jika kita tidak bisa menghargai bahan pangan lokal, maka kita tidak akan tertarik untuk mempromosikannya ke dunia luar."
"Namun saya lihat hal ini mulai berubah, dan semakin banyak chef yang mulai mempromosikan rasa dan tradisi Indonesia, karena yang kita miliki sangat istimewa.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Hal tersebut mereka tuangkan dalam Evian Chef Series, yang merupakan sebuah kampanye yang berfokus pada prestasi para chef Asia yang berhasil membawa perspektif baru akan kemurnian, keseimbangan, dan kreativitas berkarya. Dalam kesempatan tersebut, evian mengangkat dua chef ternama di Bali.
“Melalui kolaborasi ini, saya ingin menunjukkan dari mana saya berasal, apa yang telah saya lakukan di Belanda, dan apa yang ingin saya tampilkan di sini," buka Chef Syrco Bakker.
"Saat ini saya juga berada dalam fase pembaruan kreativitas, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai yang telah lama saya adopsi,” tambah Chef Syrco Bakker.
Chef Will Goldfarb menambahkan, "Bersama kampanye ini saya ingin merayakan keberadaan saya di Bali, komunitas yang berhasil saya bangun, efek positif setiap makanan yang kita konsumsi, dan rasa hormat saya pada kearifan lokal."
2 chef, 2 dunia, 1 filosofi yang sama

(Canang Sando dari Room4Dessert. Foto: Dok. Istimewa)
Chef Will dan Chef Syrco hadir dari dua perjalanan kuliner yang berbeda. Satu berakar pada inovasi pastry global, sementara yang lain bertumpu pada warisan Indonesia yang diperkaya dengan teknik Eropa.
Namun mereka memiliki kesamaan perspektif ide, tentang bagaimana keseimbangan tidak hanya berbicara rasa, tapi juga tergantung pada tujuan, rasa hormat, dan emosi.
Masakan ini mengombinasikan kue kelapa kukus, susu sereal berbahan telengis, dan bunga segar yang aman untuk dikonsumsi.
“Saya selalu ingin menghadirkan masakan yang istimewa. Bagi kami, kunci untuk ini adalah tetap rendah hati dan tidak berhenti untuk belajar. Kami ingin selalu memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Melalui setiap kue kering dan es krim yang disajikan di restoran, kami ingin memberikan pengalaman terbaik bagi para tamu," papar Chef Will.
"Setiap hari kami bangun dengan semangat untuk membahagiakan para tamu saat mencoba makanan penutup yang kami sajikan,” ujar Chef Will, yang menggemari makanan penutup dalaman yang terbuat dari santan bakar, karya Chef Jero Yudi dari Desa Les.
Chef Syrco, yang sering mengundang para produsen, petani, dan nelayan untuk merasakan sendiri hasil bumi mereka di restorannya menjelaskan.
"Bagi saya ada tiga hal yang sangat penting yaitu asal, alam, dan transparansi. Kami selalu ingin tahu dari mana setiap produk berasal, perjalanannya hingga mencapai dapur restoran, dan siapa sosok di baliknya."

(Chef Syrco Bakker. Foto: Dok. Istimewa)
"Pada dasarnya, bahan masakan yang mungkin terasa biasa bagi masyarakat Indonesia, sesungguhnya sangat istimewa di mata dunia.”
Kedua chef sangat menghargai bahan masakan lokal dan memiliki kesukaan masing-masing. Chef Will menyukai kelapa dan pala yang mampu memberikan rasa berbeda. Sementara Chef Syrco sangat mengandalkan kecombrang karena memiliki karakter asam yang menyegarkan.
Bagi Chef Syrco, keberlanjutan seharusnya juga menjadi hal normal, “Keberlanjutan tidak harus terus menerus dibicarakan, karena seharusnya jadi sesuatu hal yang normal. Jadi tahun ini kami akan berfokus pada produk lokal, dan ingin memberikan ruang lebih bagi para produsen lokal.”
Sementara bagi Chef Will, keberlanjutan diawali dengan menghormati lingkungan sekitar, termasuk tanah, masyarakat, dan juga tradisi yang ada.
Pendekatan mereka mungkin berbeda, tetapi tujuan yang mereka pegang sama yaitu mengangkat budaya lokal melalui rasa hormat, kreativitas, dan niat yang tulus.
Air sebagai elemen pendamping

(Ocean Charcuterie dari Syrco BASÈ - masakan ini memadukan tuna asap (kiri) dengan perut ikan pedang (kanan) yang telah dimarinasi dengan citrus, dan dibumbui oleh lada andaliman dari Sumatra. Foto Dok. Istimewa)
Di tengah kompleksitas rasa dan teknik, kedua chef menganggap air sebagai elemen pendamping penting yang menonjolkan rasa asli, membersihkan indra perasa, dan menyatukan setiap proses memasak.
“Air adalah sebuah bahan memasak yang sering dianggap sepele, padahal memiliki peran penting di dapur. Kita sering tidak menyadarinya, tapi tanpa air seluruh proses memasak tidak akan bisa berjalan, karena air mendukung setiap proses persiapan, dan menyatukan semua elemen yang ada,” kata Chef Syrco.
Bagi Chef Will, air adalah kunci kesuksesan proses memasak makanan penutup, ”Air akan mengontrol suhu, tekstur, dan rasa. Jika tidak bisa mengontrol air, maka sorbet tidak akan bisa membeku, meringue tidak akan bisa dibuat, serta saus tidak akan bisa disiapkan. Air akan menyukseskan setiap teknik memasak, dan meningkatkan rasa.”
Chef Will percaya bahwa air bisa menjadi pasangan terbaik dari setiap masakan. Sementara Chef Syrco menambahkan bahwa dibandingkan wine, infused water bisa lebih menyeimbangkan masakan dan menonjolkan cita rasa setiap makanan.
Masa depan masakan Asia
Kedua chef sepakat bahwa masa depan dunia kuliner terletak pada pentingnya kesadaran diri. Memahami asal setiap bahan masakan, menghargai alam, dan merangkul budaya lokal serta menjadikannya sebagai dasar dari kreativitas memasak.
Chef Will ingin terus berkolaborasi bersama orang yang berpikiran sejalan, agar dapat menghasilkan kreasi masakan yang bermakna.
Chef Syrco ingin agar masyarakat Indonesia dapat lebih menghargai nilai dari bahan masakan lokal, ”Jika kita tidak bisa menghargai bahan pangan lokal, maka kita tidak akan tertarik untuk mempromosikannya ke dunia luar."
"Namun saya lihat hal ini mulai berubah, dan semakin banyak chef yang mulai mempromosikan rasa dan tradisi Indonesia, karena yang kita miliki sangat istimewa.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)