FITNESS & HEALTH
Dokter Beberkan Tanda-tanda Anak Bisa Mengalami Diabetes
Aulia Putriningtias
Jumat 14 November 2025 / 17:00
Jakarta: Kasus diabetes pada anak di Indonesia mengalami lonjakan signifikan, terutama diabetes tipe 1. Orang tua perlu mengetahui tanda-tanda anak mengalami diabetes sebelum terlambat.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, mengatakan bahwa ada tanda-tanda diabetes pada anak yang masih diabaikan orang tua.
"Jadi, kalau anak-anak apa, biasanya udah gede waktunya kok masih sering ngompol misalkan atau malam kok ngompol terus, itu salah satu gejalanya," ungkap dr. Dicky dalam acara Obesitas Teratasi Diabetes Terkendali dari Novo Nordisk di Jakarta, Kamis, 13 November 2025. Berikut lebih jelas tentang tanda anak mengalami diabetes:
Sering buang air kecil dapat menandakan kadar gula darah anak sedang tinggi. Hal ini menjadi salah satu ciri khas dari gangguan metabolik yang perlu untuk segera diperiksa.
Pada bagian fisik juga perlu diperhatikan. Warna kulit yang menggelap di bagian leher atau tengkuk belakang pada anak dapat mengindikasikan seseorang mengalami resistensi insulin.
"Kalau resistensi insulin itu biasanya waktu remaja nanti mulai kelihatan. Kalau anak-anak biasanya suka agak kelihatan di leher atau tengkuk sudah agak kehitaman di bagian belakang," jelasnya.
Selain fisik soal leher, dr. Dicky juga menegaskan perlu memberi perhatian terhadap berat badan. Jika berat badan anak turun signifikan dari yang sebelumnya sehat, patut dicurigai.
Namun, bukan berarti orang tua membiarkan anak yang berlebihan berat badan atau obesitas. Karena obesitas juga dapat menimbulkan komplikasi mengarah ke diabetes.
Dr. Dicky menambahkan bahwa obesitas dan diabetes adalah dua sisi dari koin yang sama. Penurunan berat badan 5-10 persen saja sudah terbukti memperbaiki kadar gula darah, tekanan darah, dan lipid.
Jadi, sebagai langkah pencegahan orang tua terhadap anak, penting untuk mengontrol kesehatannya. Orang tua perlu rutin mencatat perkembangan anak pada kurva pertumbuhan, baik tinggi maupun berat badan.
"Bisa dicatatkan kalau punya anak berarti harus rajin dimasukkan ke kurva pertumbuhan, berat badannya seusai usia atau tidak," ungkapnya.

Foto ki-ka: Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dan Ketua Klaster MVA IMERI FKUI - dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, Ketua Tim Kerja Metabolik dan Surveilans PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis), dr. A. Muchtar Nasir, M.Epid, dan Clinical, Medical, and Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanni Meisha Tarliman. Dok. Aulia/Medcom
Clinical, Medical, & Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia dr. Riyanny M. Tarliman, pun turut menegaskan pentingnya mengubah cara pandang terhadap obesitas.
"Kelebihan berat badan atau obesitas bukan kesalahan individu. Ini adalah kondisi medis kompleks yang membutuhkan dukungan nyata," tuturnya.
Novo Nordisk Indonesia menghadirkan NovoCare.id, guna menghadirkan akses untuk menemukan dokter dan informasi yang tepercaya. Hal ini sekaligus dapat memberikan dukungan dalam mengelola obesitas.
Salah satu inovasi terbaru dari Novo Nordisk adalah terapi GLP-1 RA untuk manajemen berat badan, yang telah terbukti secara klinis:
- Satu dari 3 pasien dapat kehilangan lebih dari 20 persen berat badan.
- Dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 20 persen.
- Dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup, termasuk pada pasien dengan gagal jantung dan osteoartritis lutut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, mengatakan bahwa ada tanda-tanda diabetes pada anak yang masih diabaikan orang tua.
"Jadi, kalau anak-anak apa, biasanya udah gede waktunya kok masih sering ngompol misalkan atau malam kok ngompol terus, itu salah satu gejalanya," ungkap dr. Dicky dalam acara Obesitas Teratasi Diabetes Terkendali dari Novo Nordisk di Jakarta, Kamis, 13 November 2025. Berikut lebih jelas tentang tanda anak mengalami diabetes:
1. Sering buang air kecil
Sering buang air kecil dapat menandakan kadar gula darah anak sedang tinggi. Hal ini menjadi salah satu ciri khas dari gangguan metabolik yang perlu untuk segera diperiksa.
2. Warna kulit menggelap
Pada bagian fisik juga perlu diperhatikan. Warna kulit yang menggelap di bagian leher atau tengkuk belakang pada anak dapat mengindikasikan seseorang mengalami resistensi insulin.
"Kalau resistensi insulin itu biasanya waktu remaja nanti mulai kelihatan. Kalau anak-anak biasanya suka agak kelihatan di leher atau tengkuk sudah agak kehitaman di bagian belakang," jelasnya.
3. Berat badan
Selain fisik soal leher, dr. Dicky juga menegaskan perlu memberi perhatian terhadap berat badan. Jika berat badan anak turun signifikan dari yang sebelumnya sehat, patut dicurigai.
Namun, bukan berarti orang tua membiarkan anak yang berlebihan berat badan atau obesitas. Karena obesitas juga dapat menimbulkan komplikasi mengarah ke diabetes.
Langkah pencegahan
Dr. Dicky menambahkan bahwa obesitas dan diabetes adalah dua sisi dari koin yang sama. Penurunan berat badan 5-10 persen saja sudah terbukti memperbaiki kadar gula darah, tekanan darah, dan lipid.
Jadi, sebagai langkah pencegahan orang tua terhadap anak, penting untuk mengontrol kesehatannya. Orang tua perlu rutin mencatat perkembangan anak pada kurva pertumbuhan, baik tinggi maupun berat badan.
"Bisa dicatatkan kalau punya anak berarti harus rajin dimasukkan ke kurva pertumbuhan, berat badannya seusai usia atau tidak," ungkapnya.

Foto ki-ka: Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dan Ketua Klaster MVA IMERI FKUI - dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, Ketua Tim Kerja Metabolik dan Surveilans PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis), dr. A. Muchtar Nasir, M.Epid, dan Clinical, Medical, and Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanni Meisha Tarliman. Dok. Aulia/Medcom
Inovasi Novo Nordisk dalam Mengelola Obesitas dan Diabetes
Clinical, Medical, & Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia dr. Riyanny M. Tarliman, pun turut menegaskan pentingnya mengubah cara pandang terhadap obesitas.
"Kelebihan berat badan atau obesitas bukan kesalahan individu. Ini adalah kondisi medis kompleks yang membutuhkan dukungan nyata," tuturnya.
Novo Nordisk Indonesia menghadirkan NovoCare.id, guna menghadirkan akses untuk menemukan dokter dan informasi yang tepercaya. Hal ini sekaligus dapat memberikan dukungan dalam mengelola obesitas.
Salah satu inovasi terbaru dari Novo Nordisk adalah terapi GLP-1 RA untuk manajemen berat badan, yang telah terbukti secara klinis:
- Satu dari 3 pasien dapat kehilangan lebih dari 20 persen berat badan.
- Dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 20 persen.
- Dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup, termasuk pada pasien dengan gagal jantung dan osteoartritis lutut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)