FITNESS & HEALTH
Ketika Para Pemimpin Dunia Bersatu Percepat Upaya Eliminasi Kanker Serviks
A. Firdaus
Jumat 20 Juni 2025 / 21:15
Bali: Global Cervical Cancer Elimination Forum ke-2 resmi ditutup 19 Juni 2025. Tekad yang ingin dicapai adalah komitmen kebijakan, program, dan pembiayaan yang signifikan untuk mengeliminasi salah satu kanker paling mematikan.
Kanker Serviks paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia, namun masih bisa dapat dicegah. Menyikapi itu, digelarlah forum yang diusung bersama oleh Pemerintah Indonesia, Gates Foundation, Pemerintah Spanyol dan Australia, World Health Organization (WHO), Gavi the Vaccine Alliance, Unitaid, UNICEF, World Bank, dan Global Financing Facility.
Acara ini menghimpun sekitar 300 peserta dari tanggal 17–19 Juni 2025 di Bali, dan menjadi wadah strategis untuk mendorong komitmen baru dan memperkuat komitmen yang telah ada dalam rangka eliminasi kanker serviks.
Baca juga: Menkes Tancap Gas Vaksin HPV!
Forum ini bertujuan mempercepat kemajuan dalam menurunkan angka kematian akibat kanker sebesar sepertiga pada 2030 serta mendukung pencapaian target Global Strategy WHO, yaitu 90% cakupan vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia 15 tahun, 70% perempuan di-skrining menggunakan tes berkinerja tinggi pada usia 35 dan 45 tahun, dan 90% perempuan yang terdiagnosis penyakit serviks menerima pengobatan yang efektif.
Forum ini dihadiri oleh delegasi tingkat tinggi di bidang kesehatan, termasuk Menteri Kesehatan dari Fiji, Kiribati, Papua Nugini, Rwanda, Timor-Leste, dan Vanuatu, serta Wakil Menteri dari Kosta Rika, Paraguay, dan Afrika Selatan. Selain itu, perwakilan dari negara lain seperti Australia, Bhutan, Brasil, Kamboja, Republik Demokratik Kongo, Republik Dominika, Guatemala, Malaysia, Meksiko, Mozambik, Nigeria, Filipina, Samoa, Sierra Leone, Singapura, dan Spanyol juga hadir, menegaskan komitmen global terhadap agenda ini.
Para tokoh bidang kesehatan global turut hadir dalam sesi pembukaan, antara lain Dr. Saia Ma’u Piukala (Direktur Regional WHO untuk Kawasan Pasifik Barat), Dr. Lucas de Toca (Australia’s Global Health Ambassador), Marisol Touraine (Ketua Dewan Eksekutif Unitaid), dan Dr. Chris Elias (President of Global Development at the Bill & Melinda Gates Foundation). Partisipasi lembaga internasional seperti UNICEF, Bank Dunia, Gavi, dan Global Financing Facility, serta organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta memperkaya dialog lintas pemangku kepentingan di forum ini.
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan pentingnya Forum ini. Pada 2018, WHO menyerukan eliminasi kanker serviks, dan komitmen yang dibuat di Indonesia menunjukkan bahwa dunia merespons.
"Namun kita harus melangkah lebih jauh dan lebih cepat. Setiap anak perempuan yang belum divaksinasi dan setiap perempuan yang tidak memiliki akses skrining atau pengobatan menjadi pengingat bahwa kesetaraan harus menjadi inti dari strategi eliminasi kita. Bersama, kita dapat menghapus kanker serviks," ucap Dr. Adhanom.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyuarakan urgensi tindakan bersama. Kanker serviks adalah penyebab kematian akibat kanker nomor dua tertinggi pada perempuan Indonesia.
"Kita tidak bisa menunggu sepuluh atau lima belas tahun lagi. Dengan kemajuan vaksin, skrining, dan pengobatan saat ini, kita memiliki alat untuk menyelamatkan jutaan jiwa, jika kita bertindak sekarang," ucap Menkes Budi.
"Saya mendorong seluruh pemerintah, donor, dan pelaku kesehatan global agar memastikan tidak ada perempuan yang tertinggal dalam mengakses layanan," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kanker Serviks paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia, namun masih bisa dapat dicegah. Menyikapi itu, digelarlah forum yang diusung bersama oleh Pemerintah Indonesia, Gates Foundation, Pemerintah Spanyol dan Australia, World Health Organization (WHO), Gavi the Vaccine Alliance, Unitaid, UNICEF, World Bank, dan Global Financing Facility.
Acara ini menghimpun sekitar 300 peserta dari tanggal 17–19 Juni 2025 di Bali, dan menjadi wadah strategis untuk mendorong komitmen baru dan memperkuat komitmen yang telah ada dalam rangka eliminasi kanker serviks.
Baca juga: Menkes Tancap Gas Vaksin HPV!
Forum ini bertujuan mempercepat kemajuan dalam menurunkan angka kematian akibat kanker sebesar sepertiga pada 2030 serta mendukung pencapaian target Global Strategy WHO, yaitu 90% cakupan vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia 15 tahun, 70% perempuan di-skrining menggunakan tes berkinerja tinggi pada usia 35 dan 45 tahun, dan 90% perempuan yang terdiagnosis penyakit serviks menerima pengobatan yang efektif.
Forum ini dihadiri oleh delegasi tingkat tinggi di bidang kesehatan, termasuk Menteri Kesehatan dari Fiji, Kiribati, Papua Nugini, Rwanda, Timor-Leste, dan Vanuatu, serta Wakil Menteri dari Kosta Rika, Paraguay, dan Afrika Selatan. Selain itu, perwakilan dari negara lain seperti Australia, Bhutan, Brasil, Kamboja, Republik Demokratik Kongo, Republik Dominika, Guatemala, Malaysia, Meksiko, Mozambik, Nigeria, Filipina, Samoa, Sierra Leone, Singapura, dan Spanyol juga hadir, menegaskan komitmen global terhadap agenda ini.
Para tokoh bidang kesehatan global turut hadir dalam sesi pembukaan, antara lain Dr. Saia Ma’u Piukala (Direktur Regional WHO untuk Kawasan Pasifik Barat), Dr. Lucas de Toca (Australia’s Global Health Ambassador), Marisol Touraine (Ketua Dewan Eksekutif Unitaid), dan Dr. Chris Elias (President of Global Development at the Bill & Melinda Gates Foundation). Partisipasi lembaga internasional seperti UNICEF, Bank Dunia, Gavi, dan Global Financing Facility, serta organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta memperkaya dialog lintas pemangku kepentingan di forum ini.
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan pentingnya Forum ini. Pada 2018, WHO menyerukan eliminasi kanker serviks, dan komitmen yang dibuat di Indonesia menunjukkan bahwa dunia merespons.
"Namun kita harus melangkah lebih jauh dan lebih cepat. Setiap anak perempuan yang belum divaksinasi dan setiap perempuan yang tidak memiliki akses skrining atau pengobatan menjadi pengingat bahwa kesetaraan harus menjadi inti dari strategi eliminasi kita. Bersama, kita dapat menghapus kanker serviks," ucap Dr. Adhanom.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyuarakan urgensi tindakan bersama. Kanker serviks adalah penyebab kematian akibat kanker nomor dua tertinggi pada perempuan Indonesia.
"Kita tidak bisa menunggu sepuluh atau lima belas tahun lagi. Dengan kemajuan vaksin, skrining, dan pengobatan saat ini, kita memiliki alat untuk menyelamatkan jutaan jiwa, jika kita bertindak sekarang," ucap Menkes Budi.
"Saya mendorong seluruh pemerintah, donor, dan pelaku kesehatan global agar memastikan tidak ada perempuan yang tertinggal dalam mengakses layanan," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)