Jakarta: Pernahkah kamu mendengar istilah diastema? Ini artinya celah di antara gigi. Diastema ini sesungguhnya tidak berbahaya dan bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Kendati demikian, beberapa orang merasa tidak nyaman dengan jarak gigi ini.
Dikutip dari Healthline, diastema bisa terjadi karena beberapa hal. Antara lain:
Jika gigi seseorang terlalu kecil, relatif terhadap ukuran tulang rahangnya, celah dapat terbentuk di antara gigi. Ukuran tulang rahang dan gigi bisa bersifat genetik, yang merupakan salah satu alasan diastema dapat terjadi karena faktor keturunan.
Jika beberapa gigi hilang maka jarak pada gigi bisa muncul. Kondisi ini sering melibatkan gigi seri lateral atas yang merupakan gigi di kedua sisi dari dua gigi depan atas. Jika gigi insisivus lateral atas hilang atau relatif kecil, celah dapat terbentuk di antara dua gigi depan.
Frenum labial adalah jaringan yang memanjang dari bagian dalam bibir atas hingga gusi di atas gigi depan atas. Jika jaringan ini sangat besar, dapat menyebabkan celah terbentuk di antara gigi-gigi ini.
Migrasi gigi adalah tanda khas penyakit gusi lanjut. Pada orang dengan penyakit gusi, peradangan mengakibatkan kerusakan pada tulang yang menopang gigi. Akhirnya, gigi bisa menjadi longgar, dan celah bisa muncul.
Ketika refleks menelan terjadi dengan benar, lidah menekan langit-langit mulut. Seseorang mungkin malah mendorong lidahnya ke gigi depan saat menelan. Seiring waktu, tekanan berulang terhadap gigi depan ini mendorongnya ke depan, menyebabkan celah terbentuk.
Mengisap jempol, menghisap bibir, menjulurkan lidah, dan kebiasaan serupa dapat memberi tekanan pada gigi depan, mendorongnya ke depan. Hal ini dapat menyebabkan diastema.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Dikutip dari Healthline, diastema bisa terjadi karena beberapa hal. Antara lain:
Ukuran gigi dalam kaitannya dengan tulang rahang
Jika gigi seseorang terlalu kecil, relatif terhadap ukuran tulang rahangnya, celah dapat terbentuk di antara gigi. Ukuran tulang rahang dan gigi bisa bersifat genetik, yang merupakan salah satu alasan diastema dapat terjadi karena faktor keturunan.
Gigi yang copot
Jika beberapa gigi hilang maka jarak pada gigi bisa muncul. Kondisi ini sering melibatkan gigi seri lateral atas yang merupakan gigi di kedua sisi dari dua gigi depan atas. Jika gigi insisivus lateral atas hilang atau relatif kecil, celah dapat terbentuk di antara dua gigi depan.
Frenum labial yang terlalu besar
Frenum labial adalah jaringan yang memanjang dari bagian dalam bibir atas hingga gusi di atas gigi depan atas. Jika jaringan ini sangat besar, dapat menyebabkan celah terbentuk di antara gigi-gigi ini.
Penyakit gusi
Migrasi gigi adalah tanda khas penyakit gusi lanjut. Pada orang dengan penyakit gusi, peradangan mengakibatkan kerusakan pada tulang yang menopang gigi. Akhirnya, gigi bisa menjadi longgar, dan celah bisa muncul.
Refleks menelan yang salah
Ketika refleks menelan terjadi dengan benar, lidah menekan langit-langit mulut. Seseorang mungkin malah mendorong lidahnya ke gigi depan saat menelan. Seiring waktu, tekanan berulang terhadap gigi depan ini mendorongnya ke depan, menyebabkan celah terbentuk.
Kebiasaan
Mengisap jempol, menghisap bibir, menjulurkan lidah, dan kebiasaan serupa dapat memberi tekanan pada gigi depan, mendorongnya ke depan. Hal ini dapat menyebabkan diastema.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0097 [53]
