FITNESS & HEALTH
IDI Sebut Ketersediaan APD dan Obat Jauh Lebih Baik Ketimbang Awal Pandemi
A. Firdaus
Sabtu 14 Agustus 2021 / 21:17
Jakarta: Pandemi Covid-19 sudah memasuki 1,5 tahun di Indonesia. Dr. Vito A. Damay dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, ada capaian yang patut diakui dalam penanganan pandemi.
Dr. Vito mencontohkan, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) dinilai jauh lebih baik dibandingkan pada awal pandemi. Begitu juga obat-obatan yang diusahakan terpenuhi.
Lebih lanut, dr. Vito yakin yang dilakukan bangsa ini saat ini lebih baik daripada setahun yang lalu dalam menangani pandemi. Tentu harus diakui masih banyak hal yang bisa diperbaiki yang perlu kolaborasi, koordinasi lebih lanjut.
"Namun hal yang tetap perlu diingat ada juga pencapaiannya," ujar dr. Vito yang juga Junior Doctor Network (JDN).
Di lain sisi, dr. Vito juga berpendapat, kritik memang perlu dilakukan. Selain itu yang tak kalah penting adalah kontribusi. Kalau kritik tanpa kontribusi, dia menganggap kurang adil.
"Kritik tentu boleh tapi juga berikanlah kontribusi dalam menangani pandemi," tegas dr. Vito.
Dia juga menyinggung soal kontribusi media massa dalam penanganan pandemi. Dr. Vito mengapresiasi media yang ikut melakukan edukasi masyarakat dan memberikan informasi terkait pandemi Covid-19.
"Saat ini juga ada usaha media untuk berkolaborasi dengan para ahli, agar dokter bisa melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena edukasi itu amat penting," ujar dr. Vito.
Jika tidak, lanjut dr. Vito, maka masyarakat tidak memahami pandemi yang saat ini terjadi. Dia menceritakan, dalam pandemi Flu Spanyol 100 tahun yang lalu, karena masih minimnya edukasi menyebabkan jatuh korban yang amat banyak. Orang tidak mengetahui bagaimana bisa ada yang terkena flu, jatuh langsung meninggal dunia.
"Pandemi saat itu (juga) terjadi di seluruh dunia, diperkirakan sepertiga populasi manusia di dunia meninggal dunia (akibat flu Spanyol),” tutur dr. Vito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dr. Vito mencontohkan, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) dinilai jauh lebih baik dibandingkan pada awal pandemi. Begitu juga obat-obatan yang diusahakan terpenuhi.
Lebih lanut, dr. Vito yakin yang dilakukan bangsa ini saat ini lebih baik daripada setahun yang lalu dalam menangani pandemi. Tentu harus diakui masih banyak hal yang bisa diperbaiki yang perlu kolaborasi, koordinasi lebih lanjut.
"Namun hal yang tetap perlu diingat ada juga pencapaiannya," ujar dr. Vito yang juga Junior Doctor Network (JDN).
Di lain sisi, dr. Vito juga berpendapat, kritik memang perlu dilakukan. Selain itu yang tak kalah penting adalah kontribusi. Kalau kritik tanpa kontribusi, dia menganggap kurang adil.
"Kritik tentu boleh tapi juga berikanlah kontribusi dalam menangani pandemi," tegas dr. Vito.
Dia juga menyinggung soal kontribusi media massa dalam penanganan pandemi. Dr. Vito mengapresiasi media yang ikut melakukan edukasi masyarakat dan memberikan informasi terkait pandemi Covid-19.
"Saat ini juga ada usaha media untuk berkolaborasi dengan para ahli, agar dokter bisa melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena edukasi itu amat penting," ujar dr. Vito.
Jika tidak, lanjut dr. Vito, maka masyarakat tidak memahami pandemi yang saat ini terjadi. Dia menceritakan, dalam pandemi Flu Spanyol 100 tahun yang lalu, karena masih minimnya edukasi menyebabkan jatuh korban yang amat banyak. Orang tidak mengetahui bagaimana bisa ada yang terkena flu, jatuh langsung meninggal dunia.
"Pandemi saat itu (juga) terjadi di seluruh dunia, diperkirakan sepertiga populasi manusia di dunia meninggal dunia (akibat flu Spanyol),” tutur dr. Vito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0262 [51]
