FITNESS & HEALTH

Edukasi Anak Muda Mengenai Penyakit Maag

Medcom
Kamis 14 Maret 2024 / 18:29
Jakarta: Bulan Ramadan kembali menyapa umat muslim dunia, termasuk Indonesia. Tak hanya menjadi ajang mendekatkan diri kepada Tuhan, puasa juga puasa diyakini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Banyak jurnal penelitian dari para ahli di bidang kesehatan yang menyatakan bahwa puasa memberikan dampak positif. Tidak hanya bagi fisik, tapi juga bagi kesehatan mental.

Salah satu manfaat kesehatan berpuasa ialah menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme tubuh. Namun, penyakit maag terkadang datang menganggu mereka yang sedang mengalami masalah pencernaan saat berpuasa.

Menurut hasil survei yang dirilis oleh NeuroSensum, insiden penyakit maag meningkat sebesar 14% dalam satu tahun terakhir, dengan faktor penyebab penyakit maag terbanyak adalah makan tidak teratur, makan makanan tidak sehat seperti berminyak, berlemak, dan pedas.

Ada juga konsumsi kopi berlebih hingga penyebab lain secara emosional seperti gangguan kecemasan, stres atau depresi. Insiden penyakit maag ini meningkat drastis dari 22% ke 36% di kategori usia 17–24 tahun, yaitu kalangan mahasiswa.

Melihat fenomena ini membuat Kalbe Consumer Health ikut terpanggil memberikan edukasi kepada anak-anak muda mengenai penyakit maag. Melalui 'Gerakan Ramadan Tanpa Dramaag', mereka mengadakan edukasi di kampus-kampus di lima kota besar di tanah air yakni Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Lampung, dan Makassar dengan menggelar kegiatan ngabuburit talkshow dan tausiyah.

"Kami ingin memberikan informasi sekaligus mengedukasi kalangan Gen-Z tentang gejala sakit maag, serta bagaimana pencegahan dan pengobatannya, sehingga mereka dapat menjalani ibadah puasa dengan nyaman," kata Irwan Wijaya, General Manager Marketing Kalbe Consumer Health di Aula Bung Hatta, Universitas Negeri Jakarta.
 
baca juga: Ketahui Pantangan Makanan saat Sakit Maag


Dalam ajang ini, Promag menghadirkan talkshow interaktif yang diikuti langsung oleh sekitar 1.000 mahasiswa. Acara bincang-bincang menghadirkan pembicara dari berbagai sumber seperti dokter, penceramah, key opinion leader (kol) dan perwakilan Kalbe.

Di kesempatan itu, dokter spesialis gastro menyampaikan informasi terkait masalah lambung yang dapat berpengaruh pada tingkat emosi seseorang hingga menyebabkan ibadahnya terganggu dan tidak dapat menjalankannya dengan optimal.
 
Ada juga tausiyah jelang berbuka puasa oleh ustaz yang populer di kalangan Gen-Z seperti Habib Husein Ja’far Al Hadar, Ustadz Hanan Attaki, dan Ustadz Hilman Fauzi.



Tidak hanya dilakukan di lima kota besar, program edukasi Promag di tahun 2024 yang dimulai pada bulan Ramadan ini akan berlanjut ke lebih banyak kampus dan menjangkau lebih banyak anak muda. Edukasi juga dilakukan secara online dengan cara baru yang lebih menyenangkan dan relevan dengan anak muda yaitu melalui channel digital dan platform Spotify.

Spotify dipilih karena dapat menjangkau hingga lebih dari 30 juta pendengar di Indonesia dengan rata-rata waktu yang diluangkan untuk mendengarkan mencapai hingga 3 jam setiap harinya.

Selain dari segi jumlah pendengar, hampir 80% generasi milenial menilai bahwa media audio digunakan untuk menurunkan level stres sehari-hari, serta 70% dari Gen-Z mengaku platform audio dapat membantu mengurangi rasa kesepian mereka.

"Melalui platform ini, Playlist dan Podcast Tanpa Dramaag dibuat sebagai sarana edukasi dan menemani masyarakat Indonesia menjalankan puasa nyaman. Dengan strategi ini, kami optimis dapat mengedukasi lebih dari enam juta orang di Indonesia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH