FITNESS & HEALTH

Batasi 4 Asupan Ini, agar Risiko Kanker Tidak Meningkat

Mia Vale
Minggu 20 Oktober 2024 / 12:24
Jakarta: Kanker merupakan penyakit yang kompleks. Ada banyak jenis kanker, serta banyak penyebab potensial. Meskipun kita masih belum mengetahui semua jawabannya, yang perlu diketahui adalah berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker

Susunan genetik dan riwayat keluarga juga berperan. Namun faktor eksternal yang mungkin dapat kamu kendalikan memiliki dampak yang lebih besar.

Faktanya, penelitian yang dinukil dari Healthline menunjukkan bahwa 80 - 90 persen tumor ganas berhubungan dengan faktor eksternal. Salah satu faktor gaya hidup yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah pola makan. 

Baca juga: Moms, Ternyata Memberi ASI Dapat Kurangi Risiko Kanker Payudara

Itu karena banyak penelitian menunjukkan bahwa beberapa makanan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena jenis kanker tertentu.

Dari pemaparan di bawah ini, kita akan melihat lebih dekat makanan dan minuman tertentu yang dapat meningkatkan risiko kanker, dan bukti ilmiah apa yang menunjukkan hubungan antara makanan tersebut dan risiko kanker.
 

1. Daging olahan



(Ahli dalam laman Cancer Council menyebutkan mengonsumsi daging olahan yang berlebihan meningkatkan risiko kanker usus. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Katherine Marengo LDN, R.D., seorang nutritionist dalam Healthline menjabarkan, ini merupakan semua jenis daging yang diawetkan dengan cara diasap, diasinkan, diawetkan, atau dikalengkan. Kebanyakan daging olahan adalah daging merah. Beberapa contoh daging merah yang telah diolah antara lain, hot dog, sosis, ham, daging kornet, dendeng. 

Cara yang digunakan dalam pembuatan daging olahan dapat menimbulkan karsinogen. Menurut artikel tahun 2018, mengawetkan daging dengan nitrit dapat membentuk karsinogen yang disebut senyawa N-nitroso. 

Dan berdasar ulasan tahun 2019, daging olahan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal. Tinjauan berbeda pada tahun 2019 juga menemukan bahwa hal itu terkait dengan kanker perut. Dalam ulasan tahun 2018 inilah, para peneliti menetapkan bahwa konsumsi daging olahan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
 

2. Makanan terlalu matang


Makanan yang dimasak terlalu lama, terutama daging, dapat menghasilkan karsinogen. Menurut salah satu artikel tahun 2020, memasak daging dengan api besar menghasilkan PAH karsinogenik dan amina heterosiklik (HCA). Zat-zat ini dapat meningkatkan risiko kanker dengan mengubah DNA sel kamu. 

Ini termasuk metode memasak seperti: memanggang, membakar, menggoreng. Food and Drug Administration juga menyatakan bahwa memasak makanan bertepung secara berlebihan, seperti kentang, meningkatkan pembentukan akrilamida.
 

3. Gula dan karbohidrat olahan


Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Beberapa contoh makanan tersebut antara lain: minuman yang dimaniskan dengan gula, makanan yang dipanggang, pasta putih, roti putih, nasi putih, sereal manis.

Mengonsumsi makanan manis dan bertepung dalam konsentrasi tinggi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas. 

Menurut sebuah studi tahun 2020, kedua kondisi tersebut memicu peradangan dan stres oksidatif. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena jenis kanker tertentu. 

Menurut ulasan tahun 2019, diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim). Asupan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, yang menurut sebuah penelitian tahun 2017, mungkin merupakan faktor risiko kanker kolorektal.
 

4. Alkohol


Saat mengonsumsi alkohol, hati memecah alkohol menjadi asetaldehida, senyawa karsinogenik. Menurut ulasan tahun 2017, asetaldehida meningkatkan kerusakan DNA dan stres oksidatif. Ini juga mengganggu fungsi kekebalan tubuh, sehingga menyulitkan tubuh untuk menargetkan sel-sel prakanker dan kanker. 

Pada wanita, alkohol meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, menurut sebuah penelitian tahun 2015. Hal ini dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara reseptor estrogen positif.

Boleh dibilang, beberapa makanan di atas bisa meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Itu karena makanan tersebut mungkin mengandung karsinogen, atau senyawa penyebab kanker. 

Untuk mengurangi risiko terkena kanker, cobalah membatasi konsumsi makanan tersebut, dan fokus pada kebiasaan gaya hidup sehat. Hal ini termasuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang dapat menurunkan risiko kanker, berolahraga secara teratur, dan mencari cara untuk mengurangi stres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH