FITNESS & HEALTH
Moms, Ternyata Memberi ASI Dapat Kurangi Risiko Kanker Payudara
Aulia Putriningtias
Kamis 17 Oktober 2024 / 20:08
Jakarta: Dr. dr. Diani Kartini, Sp. B, Subsp. Onk. (K) - Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Onkologi RS Pondok Indah mengatakan, memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak, dapat kurangi risiko kanker payudara.
"Minimal memang pemberian ASI 2 tahun itu yang ASI eksklusif," ungkap dr. Diani dalam temu media secara daring, Rabu, 16 Oktober 2024.
Ibu yang tidak memberikan ASI kepada anak ataupun perempuan yang belum menikah, memang lebih berisiko untuk terkena kanker payudara dibandingkan yang memberikan ASI ekslusif. Namun, bukan berarti tidak akan terjadi sama sekali, Moms.
Dr. Diani mengatakan bahwa tumbuhnya tumor payudara itu belum dipastikan alasannya mengapa. Namun, ia menyarankan untuk melakukan pola hidup sehat agar memiliki risiko rendah tumbuhnya tumor payudara.
"Misalnya seperti pola makan, kemudian lifestyle itu yang bisa kita kendalikan. Tapi kalau tidak punya anak, kemudian usia, jenis kelamin, faktor keturunan itu faktor risiko yang kita tidak bisa kendalikan," jelasnya.
Meskipun memberikan ASI eksklusif akan menurunkan risiko tumbuhnya kanker payudara, tetapi setelah selesai memberikan hal tersebut, bisa saja tumbuh tumor payudara. Hal ini dapat dikaitkan dengan ASI yang menggumpal atau potensi adanya suatu tumor.
Pemeriksaan dini diperlukan oleh setiap wanita, terutama yang sudah mengalami menstruasi. Jika ditemukan benjolan namun bergerak-gerak saat dipegang, kemungkinan termasuk tumor jinak.
Namun, jika diraba benjolan tidak bergerak-gerak, dia menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter karena dikhawatirkan sebagai tanda kanker payudara. Pemeriksaan lebih lanjut dapat menggunakan USG, mamografi, dan lainnya sesuai kebutuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Minimal memang pemberian ASI 2 tahun itu yang ASI eksklusif," ungkap dr. Diani dalam temu media secara daring, Rabu, 16 Oktober 2024.
Ibu yang tidak memberikan ASI kepada anak ataupun perempuan yang belum menikah, memang lebih berisiko untuk terkena kanker payudara dibandingkan yang memberikan ASI ekslusif. Namun, bukan berarti tidak akan terjadi sama sekali, Moms.
Dr. Diani mengatakan bahwa tumbuhnya tumor payudara itu belum dipastikan alasannya mengapa. Namun, ia menyarankan untuk melakukan pola hidup sehat agar memiliki risiko rendah tumbuhnya tumor payudara.
"Misalnya seperti pola makan, kemudian lifestyle itu yang bisa kita kendalikan. Tapi kalau tidak punya anak, kemudian usia, jenis kelamin, faktor keturunan itu faktor risiko yang kita tidak bisa kendalikan," jelasnya.
Meskipun memberikan ASI eksklusif akan menurunkan risiko tumbuhnya kanker payudara, tetapi setelah selesai memberikan hal tersebut, bisa saja tumbuh tumor payudara. Hal ini dapat dikaitkan dengan ASI yang menggumpal atau potensi adanya suatu tumor.
Pemeriksaan dini diperlukan oleh setiap wanita, terutama yang sudah mengalami menstruasi. Jika ditemukan benjolan namun bergerak-gerak saat dipegang, kemungkinan termasuk tumor jinak.
Namun, jika diraba benjolan tidak bergerak-gerak, dia menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter karena dikhawatirkan sebagai tanda kanker payudara. Pemeriksaan lebih lanjut dapat menggunakan USG, mamografi, dan lainnya sesuai kebutuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)