FITNESS & HEALTH

Kemenkes Catat 3 Hal Penting Hasil Forum Global Eliminasi Kanker Serviks 2025

Aulia Putriningtias
Kamis 26 Juni 2025 / 20:39
Jakarta: Global Cervical Cancer Elimination Forum dilaksanakan dengan fokus terhadap eliminasi kanker serviks di dunia. Inilah hasil dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam forum ini.

Global Cervical Cancer Elimination Forum kedua ini diselenggarakan bersama oleh Pemerintah Indonesia, Gates Foundation, Pemerintah Spanyol dan Australia, World Health Organization (WHO), GAVI the Vaccine Alliance, Unitaid, UNICEF, World Bank, dan Global Financing Facility.

Selain itu, ada juga berbagai mitra internasional lainnya yang menghimpun lebih dari 300 peserta dari berbagai negara. Dan juga sektor swasta dan akademisi dari tanggal 17–19 Juni 2025 di Bali, Indonesia.

Baca juga: Naikkan Proteksi Vaksin HPV dari 4 ke 9 Strain, Butuh Berapa Lama?

Tujuan utamanya adalah mempercepat langkah giobal dalam mengurangi angka kematian akibat kanker serviks. Selain itu, juga memastikan setiap perempuan punya akses yang adil ke vaksinasi, skrining, dan pengobatan.

Kemenkes setidaknya mencatat tiga poin dalam menghasilkan kolaborasi lintas negara dan sektor. Adapun beberapa poin yang dicatat dalam forum ini, yakni:
 

1. Komitmen Global Diperkuat


Memperkuat komitmen percepatan penurunan angka kematian akibat kanker sebesar sepertiga pada 2030. Selain itu, turut mendukung pencapaian target Global Strategy WHO.

Target tersebut meliputi 90 persen cakupan vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia 15 tahun, 70 persen perempuan di-skrining menggunakan tes berkinerja tinggi pada usic 35 dan 45 tahun, dan 90 persen perempuan yang terdiagnosis penyakit serviks menerima pengobatan yang efektif.
 

2. Deklarasi Bali Diterbitkan


Forum ini menghasilkan Bali Declaration, sebuah seruan untuk mempercepat upaya eliminasi kanker serviks secara merata di seluruh dunia, melalui pendekatan kolaboratif antarnegara, lembaga donor, dan mitra terkait.
 

3. Capaian dan Inovasi Baru


Ada beberapa capaian dan inovasi baru di sini, yakni:
- 75 negara kini menerapkan jadwal vaksin HPV dosis tunggal untuk efisiens biaya dan cakupan lebih luas.
- Di Afrika, cakupan vaksin meningkat dari 28 persen (2022) ke 40 persen (2023). WHO telah memperbarui panduan skrining dan pengobatan agar lebih efisien. Beberapa negara mulai menerapkan inovasi seperti self-sampling untuk skrining.
 

Komitmen pemerintah Indonesia dalam menangani kanker serviks


Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, menyuarakan urgensi tindakan bersama. “Kanker serviks adalah penyebab kematian akibat kanker nomor dua tertinggi pada perempuan Indonesia," ungkapnya, dilansir dalam laman resmi Kemenkes.

"Kita tidak bisa menunggu sepuluh atau lima belas tahun lagi. Dengan kemajuan vaksin, skrining, dan pengobatan saat ini, kita memiliki alat untuk menyelamatkan jutaan jiwa—jika kita bertindak sekarang," lanjutnya.

Indonesia sejauh ini menunjukkan komitmen kuat dengan langkah nyata. Mulai dari vaksin HPV dosis tunggal akan diterapkan pada akhir 2025 melalui sekolah dan komunitas.

Kemudian, skrining diperluas menggunakan tes DNA HPV yang Iebih akurat, dengan proyek percontohan nasional sedang berlangsung. Pengobatan ditingkatkan lewat pengadaan alat, perluasan layanan kemoterapi dan krioterapi, serta pelatihan tenaga kesehatan.

Bersamaan dengan forum, digelar juga dialog strategis soal pembiayaan berkelanjutan untuk kesehatan perempuan. Forum ini melibatkan kementerian, lembaga donor, rumah sakit kanker, akademisi, dan indlustri kesehatan. Fokus utama meliputi:
- Strategi blended financing (pembiayaan campuran publik-swasta).
- Penguatan tenaga kerja dan sistem informasi.
- Akses pengujian HPV yang lebih inklusif (termasuk self-collection).
- Peran penting Yayasan Kanker Indonesia dalam meningkatkan layanan deteksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH