FITNESS & HEALTH

Apakah Vaksin AstraZeneca Diperlukan untuk Booster?

Raka Lestari
Jumat 30 Juli 2021 / 14:10
Jakarta: Beberapa waktu yang lalu, kelompok tenaga kesehatan disebut-sebut akan mendapatkan booster vaksin covid-19. Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin dari Moderna, mengingat para tenaga kesehatan merupakan kelompok yang sangat berisiko terpapar covid-19. Namun, apakah memang booster diperlukan?

Umumnya, vaksin covid-19 diberikan dua kali dosis. Dosis pertama sebagai perkenalan awal tubuh terhadap bagian penting virus tersebut. Tubuh perlu waktu untuk memproses, belajar dari dosis pertama.

"Sedangkan dosis kedua digunakan untuk menguji sistem imun. Lalu dibentuk sel-sel imun memori, yang bisa digunakan untuk melawan virus yang sesungguhnya," ucap Indra Rudiansyah, selaku Researcher & Clinical Trial Team for Oxford / Astrazeneca COVID-19 Vaccine, dalam Bincang Media secara virtual, pada Kamis, 29 Juli 2021.

Lalu, bagaimana dengan wacana pemberian dosis ketiga untuk booster? Menurut Indra, untuk AstraZeneca vaksin dosis ketiga bisa bermanfaat untuk maintain respons antibodi yang diberikan.

"Perlu? Vaksin bekerja secara kelompok, kita harus memperluas kelompok vaksin agar mengeliminasi virus. Masyarakat luas tidak perlu dosis ketiga, tapi untuk tenaga kesehatan bisa dijadikan studi manfaat dari dosis ketiga tersebut. Kita perlu memonitoring dan observe dari dosis ketiga tersebut. Untuk mensupport kebutuhan di masa ke depan" tutur Indra yang merupakan alumni Beswan Djarum sebagai penerima program Djarum Beasiswa Plus angkatan 2011/2012 dari Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Selain pemberian booster, terdapat juga studi mengenai manfaat dari melakukan mix and match pada vaksin. Hal ini menurut Indra, yang juga menjadi penerima Beswan Djarum pada tahun 2011/2012 dilatarbelakangi adanya keterbatasan supply & demand vaksin yang ada di masyarakat.

"Berbagai vaksin ini hanya beda teknologi penyampaiannya saja. Untuk saat ini, tidak bisa langsung mix & match vaksin karena belum diketahui efek samping dan efektivitasnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Oxford, Spanyol dan UK, antibodi yang dihasilkan dari mix & match lebih baik, tapi efek samping yang ditimbulkan lebih banyak. Namun ini masih dalam batas wajar. Fenomena mix & match vaksin ini bisa dijadikan studi yang menarik," tutup Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH