FITNESS & HEALTH
KRI Nanggala 402 Tenggelam, Ini yang Perlu Dilakukan Keluarga Korban
Kumara Anggita
Senin 26 April 2021 / 16:03
Jakarta: Tenggelamnya KRI Nanggala 402 menorehkan duka untuk Indonesia. Tentunya peristiwa ini jauh lebih menyakitkan untuk anggota keluarganya.
Perlu diketahui bahwa merasakan guncangan ketika salah satu anggota keluarga mengalami kecelakaan adalah hal yang wajar. Kondisi ini memang perlu untuk dihadapi. Kendati demikian, perlu diingat juga semua hal berat bisa dilewati jika memprosesnya dengan tepat.
Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, dari Sahabat Kariib membagikan beberapa cara yang mungkin akan membantu anggota keluarga memproses luka ini dengan lebih mudah. Di antaranya:
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang. Cara ini dilakukan agar kamu bisa bisa berpikir jernih dan tidak melakukan tindakan yang merugikan.
“Mendengar berita seperti itu syok pasti, cari klarifikasi klarifikasi kebenarannya. Ini karena ketika mendengar berita seperti itu otomatis kita akan langsung emosi atau panik. Dengan seperti itu, kita tidak bisa berpikir jernih. Jadi klarifikasi selengkapnya,” ujar Yulius pada Medcom Gaya.id.
Selanjutnya, dalam keadaan tenang dan mendapat konfirmasi terkait kecelakaan, kamu bisa langsung menghubungi pihak yang terkait.
“Bila sudah terbukti, hubungi pihak-pihak yang terkait di sana untuk memastikan kondisi anggota keluarga bisa diselamatkan atau tidak. Stay contacted dengan mereka. Kalaupun efeknya negatif jangka panjang misalnya cacat fisik atau ada meninggal. Kamu pasti akan sedih dan itu wajar namun perlu diingat bahwa kesedihan itu sementara,” jelasnya,
Mengingat kesedihan itu bersifat sementara, kamu tidak perlu khawatir bagaimana ke depannya. Saat seperti ini, waktunya kamu minta dukungan dari orang-orang yang kamu percayai seperti keluarga lainnya atau kerabat dekat.
“Karena itu, tetap bersama anggota keluarga lain atau orang yang bisa memberi dukungan sosial ke kita. Tanpa judge tanpa harus bilang 'sabar'. Mereka berperan untuk mendengarkan dan mendampingi. Ketika orang lain bilang sabar itu malah menjadi beban sendiri bagi yang mengalami,” terang Yulius.
Ketika kamu berkabung, ini waktunya untuk memberi hari untuk memproses emosi tersebut. Beristirahat satu hingga tiga hari akan membantu, namun jangan lupa untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa agar tidak berlarut-larut.
“Mungkin kondisi ini berat tapi sebisa mungkin itu tidak mengganggu aktivitas-aktivitas atau rutinitas. Take a break untuk satu hingga hari tapi setelah itu melanjutkan rutinitas,” jelas Yulius.
“Biasanya take a break tergantung orang. Namun kalau dua hingga tiga hari masih tak berfungsi, harus dilihat dulu apakah rasa sedih berlarut-larut banget atau tidak. Kalau iya dan mengganggu aktivitas dia selama bekerja kedepannya, maka lebih baik mencari bantuan profesional,” lanjutnya.
Yulius mengungkapkan bahwa beraktivitas dapat mengurang rasa-rasa negatif dari peristiwa. Ini karena berdiam diri di rumah akan mengundang pikiran buruk datang.
Selain dukungan orang terdekat, kamu butuh dukungan dari orang yang mengalami apa yang dirasakan. Ini untuk membuatmu merasa tidak sendiri.
“Bisa juga berhubungan dengan orang yang berada di kejadian itu juga. Keluarga-keluarga lain yang mengalami. Ini untuk sama-sama saling mendukung. Ketika kita bercerita perspektif sama. Dengan kesamaan bisa saling mengerti dan bisa mendukung,” jelasnya.
Apa yang kamu lewati sudah begitu berat. Karena itu, kamu tidak perlu untuk menyerap informasi-informasi yang membuat diri semakin berat dari media yang meliput kejadian terkait atau mengingatkanmu pada peristiwa itu.
“Dibatasi paparan-paparan yang yang mengingatkan misalnya berita-berita tentang kecelakaan di media. Rangsangan-rangsangan lain yang berkaitan. Semakin dipaparkan kita semakin merasa emosi negatifnya semakin muncul dan semakin teringat dan sulit untuk menerima pada akhirnya,” jelasnya.
Ketika kamu dalam keadaan berkabung, kamu cenderung untuk mencari pelarian yang bisa memperburuk keadaan. Karena itu, kamu perlu untuk mengarahkannya pada hal-hal yang sehat saja agar proses ini semakin mudah untuk dilewati.
“Lakukan aktivitas fisik dan menghindari perilaku berisiko seperti drugs. Karena itu sangat terkait dengan emosi. Ketika kita tak bisa pikir jernih godaan itu akan besar jadi sebisa mungkin dibatasi jangan sampai lari ke sana. Makan teratur tidur teratur untuk bisa tetap hidup sehat. Coping yang baik,” ujar Yulius.
Saat emosi ini sedang meluap, kamu sebaiknya jangan mengambil keputusan yang besar. Sebab kamu perlu adaptasi dengan keputusan tersebut, sementara situasi kecelakaan ini belum kamu selesaikan. Ini akan menambah beban kamu.
“Kalau bisa ketika ada kondisi-kondisi seperti ini hindari membuat keputusan-keputusan besar. Misalnya, orang memutuskan untuk menikah atau pindah rumah. Yang major, life changing. Ini akan besar tanpa tambahan apa pun. Apalagi ditambah kondisi ini (anggota keluarga mengalami kecelakaan) akan semakin besar,” kata Yulius.
Selamat jalan KRI Nanggala 402. Doa yang terbaik dan harapan untuk seluruh awak kapal selam hingga masa pencarian berakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Perlu diketahui bahwa merasakan guncangan ketika salah satu anggota keluarga mengalami kecelakaan adalah hal yang wajar. Kondisi ini memang perlu untuk dihadapi. Kendati demikian, perlu diingat juga semua hal berat bisa dilewati jika memprosesnya dengan tepat.
Psikolog Klinis Dewasa, Yulius Steven, M.Psi., Psikolog, dari Sahabat Kariib membagikan beberapa cara yang mungkin akan membantu anggota keluarga memproses luka ini dengan lebih mudah. Di antaranya:
1. Tetap tenang
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang. Cara ini dilakukan agar kamu bisa bisa berpikir jernih dan tidak melakukan tindakan yang merugikan.
“Mendengar berita seperti itu syok pasti, cari klarifikasi klarifikasi kebenarannya. Ini karena ketika mendengar berita seperti itu otomatis kita akan langsung emosi atau panik. Dengan seperti itu, kita tidak bisa berpikir jernih. Jadi klarifikasi selengkapnya,” ujar Yulius pada Medcom Gaya.id.
2. Hubungi pihak terkait
Selanjutnya, dalam keadaan tenang dan mendapat konfirmasi terkait kecelakaan, kamu bisa langsung menghubungi pihak yang terkait.
“Bila sudah terbukti, hubungi pihak-pihak yang terkait di sana untuk memastikan kondisi anggota keluarga bisa diselamatkan atau tidak. Stay contacted dengan mereka. Kalaupun efeknya negatif jangka panjang misalnya cacat fisik atau ada meninggal. Kamu pasti akan sedih dan itu wajar namun perlu diingat bahwa kesedihan itu sementara,” jelasnya,
3. Minta dukungan
Mengingat kesedihan itu bersifat sementara, kamu tidak perlu khawatir bagaimana ke depannya. Saat seperti ini, waktunya kamu minta dukungan dari orang-orang yang kamu percayai seperti keluarga lainnya atau kerabat dekat.
“Karena itu, tetap bersama anggota keluarga lain atau orang yang bisa memberi dukungan sosial ke kita. Tanpa judge tanpa harus bilang 'sabar'. Mereka berperan untuk mendengarkan dan mendampingi. Ketika orang lain bilang sabar itu malah menjadi beban sendiri bagi yang mengalami,” terang Yulius.
4. Istirahat sejenak dan lakukan aktivitas seperti biasa
Ketika kamu berkabung, ini waktunya untuk memberi hari untuk memproses emosi tersebut. Beristirahat satu hingga tiga hari akan membantu, namun jangan lupa untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa agar tidak berlarut-larut.
“Mungkin kondisi ini berat tapi sebisa mungkin itu tidak mengganggu aktivitas-aktivitas atau rutinitas. Take a break untuk satu hingga hari tapi setelah itu melanjutkan rutinitas,” jelas Yulius.
“Biasanya take a break tergantung orang. Namun kalau dua hingga tiga hari masih tak berfungsi, harus dilihat dulu apakah rasa sedih berlarut-larut banget atau tidak. Kalau iya dan mengganggu aktivitas dia selama bekerja kedepannya, maka lebih baik mencari bantuan profesional,” lanjutnya.
Yulius mengungkapkan bahwa beraktivitas dapat mengurang rasa-rasa negatif dari peristiwa. Ini karena berdiam diri di rumah akan mengundang pikiran buruk datang.
5. Berhubungan dengan orang yang menjalani kejadian yang sama
Selain dukungan orang terdekat, kamu butuh dukungan dari orang yang mengalami apa yang dirasakan. Ini untuk membuatmu merasa tidak sendiri.
“Bisa juga berhubungan dengan orang yang berada di kejadian itu juga. Keluarga-keluarga lain yang mengalami. Ini untuk sama-sama saling mendukung. Ketika kita bercerita perspektif sama. Dengan kesamaan bisa saling mengerti dan bisa mendukung,” jelasnya.
6. Membatasi konsumsi media
Apa yang kamu lewati sudah begitu berat. Karena itu, kamu tidak perlu untuk menyerap informasi-informasi yang membuat diri semakin berat dari media yang meliput kejadian terkait atau mengingatkanmu pada peristiwa itu.
“Dibatasi paparan-paparan yang yang mengingatkan misalnya berita-berita tentang kecelakaan di media. Rangsangan-rangsangan lain yang berkaitan. Semakin dipaparkan kita semakin merasa emosi negatifnya semakin muncul dan semakin teringat dan sulit untuk menerima pada akhirnya,” jelasnya.
7. Sehatkan tubuh
Ketika kamu dalam keadaan berkabung, kamu cenderung untuk mencari pelarian yang bisa memperburuk keadaan. Karena itu, kamu perlu untuk mengarahkannya pada hal-hal yang sehat saja agar proses ini semakin mudah untuk dilewati.
“Lakukan aktivitas fisik dan menghindari perilaku berisiko seperti drugs. Karena itu sangat terkait dengan emosi. Ketika kita tak bisa pikir jernih godaan itu akan besar jadi sebisa mungkin dibatasi jangan sampai lari ke sana. Makan teratur tidur teratur untuk bisa tetap hidup sehat. Coping yang baik,” ujar Yulius.
8. Jangan ambil keputusan besar
Saat emosi ini sedang meluap, kamu sebaiknya jangan mengambil keputusan yang besar. Sebab kamu perlu adaptasi dengan keputusan tersebut, sementara situasi kecelakaan ini belum kamu selesaikan. Ini akan menambah beban kamu.
“Kalau bisa ketika ada kondisi-kondisi seperti ini hindari membuat keputusan-keputusan besar. Misalnya, orang memutuskan untuk menikah atau pindah rumah. Yang major, life changing. Ini akan besar tanpa tambahan apa pun. Apalagi ditambah kondisi ini (anggota keluarga mengalami kecelakaan) akan semakin besar,” kata Yulius.
Selamat jalan KRI Nanggala 402. Doa yang terbaik dan harapan untuk seluruh awak kapal selam hingga masa pencarian berakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)