FITNESS & HEALTH

Sama-sama Menyerang Paru, Apa Bedanya Covid-19 dengan TBC?

Raka Lestari
Selasa 22 Maret 2022 / 19:15
Jakarta: Salah satu organ yang diserang ketika seseorang terinfeksi covid-19 adalah paru-paru atau pada saluran pernapasan. Begitu juga dengan penyakit tuberkolosis (TBC). Penyakit TBC juga termasuk dalam komorbid yang bisa menyebabkan gejala lebih berat ketika pasien TBC mengalami covid-19.

“Jadi memang dua-duanya menyerang saluran pernapasan tapi mungkin perbedaan spesifiknya adalah kalau TBC itu kan oleh bakteri sementara covid-19 oleh virus,” jelas dr. Tiffany Tiara Pakasi, Koordinator Substansi Tuberkulosis Kemenkes, dalam Konferensi Pers pada Selasa, 22 Maret 2022.

Perbedaannya, menurut dr. Tiara, ada pada onset atau waktu timbulnya gejala. Kalau caovid-19 itu lebih cepat dan memiliki sifat akut. Sementara kalau TBC lebih lama.

Begitu juga dengan pengobatan, covid-19 lebih cepat selesai jika memang survive. Sedangkan TBC itu butuh kesabaran karena minum obatnya berbulan-bulan.

“Dari situ menyebabkan ada sedikit perbedaan dalam menjaga kepatuhan pasien untuk mengikuti atau mendapatkan pengobatan TBC, karena biasanya kalau gejalanya sudah lebih enak mungkin jadi tidak mau minum obat. Nah di situ memang perlu pendampingan-pendampingan,” tutur dr. Tiara.

Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI juga menjelaskan bahwa ada beberapa gejala awal TBC yang mungkin mirip dengan gejala pada covid-19.

“Gejala-gejala yang mirip atau yang awal-awal muncul kalau di TBC itu biasanya ada sesak napas, ada nyeri pada dada. Dan gejala utama TBC pasti batuk karena memang menyerang saluran dan organ pernapasan,” ujar Dr. Didik.

Untuk batuk, menurutk Dr. Didik pada TBC biasanya terjadi batuk berdahak yang terus-menerus selama 2-3 minggu atau bahkan lebih. Kemudian ada sesak napas dan ada nyeri pada dada. Biasanya kalau di TBC juga ada batuk campur darah.

“Gejala lainnya adalah badan lemas dan rasa kurang enak badan. Kemudian nafsu makan menurun, berat badan menurun. Dan yang biasanya muncul adalah berkeringat di malam hari meskipun kita tidak melakukan kegiatan apapun,” kata Dr. Didik.

Jika mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera diobati ke puskesmas atau rumah sakit. Dan disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan lengkap serta teratur.

"Artinya tuntas sampai selesai, jangan putus di tengah jalan,” tutup Dr. Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH