FITNESS & HEALTH
Pyridam Farma dan GP Farmasi Tekankan Obat Sirop yang Telah Dirilis BPOM Aman
Yatin Suleha
Rabu 22 Maret 2023 / 07:17
Jakarta: Di penghujung tahun 2022 kita melihat fenomena tentang kasus gagal ginjal akut misterius. Jumlahnya pun terus bertambah kala itu.
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM (BPOM) langsung mengambil tindakan bersama dengan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk melakukan kembali pemeriksaan serta verifikasi mengenai hal tersebut.
Dalam perkembangannya, saat ini terus dilakukan kajian teknis pun dilakukan dengan melibatkan pakar untuk melihat kaitan obat yang diminum dengan etilen glikol dan dietilen glikol. Cemaran berupa etilen glikol dan dietilen glikol selama ini dikaitkan dengan faktor pemicu gagal ginjal akut anak.
Dan Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) dengan Pyridam Farma berpartisipasi dalam dialog interaktif kesehatan “Sirop obat aman” di Ballroom Royal Kuningan Hotel Jakarta untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa obat sirop rilisan BPOM aman untuk anak.
.jpeg)
(BPOM melakukan proses verifikasi dengan prinsip kehati-hatian dalam menguji obat-obat sirop yang tersebar di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa)
Pyridam Farma bersama GP Farmasi melalui kegiatan dialog interaktif kesehatan ini mengimbau kepada masyarakat untuk jangan lagi ragu dan takut untuk menggunakan obat sirop yang telah dirilis oleh BPOM, karena dapat dipastikan sudah terbebas dari risiko tercemar dan aman untuk digunakan baik untuk anak-anak dan orang tua.
"Dikutip dari website BPOM, terdapat 10 obat sirop dari Pyridam Farma dan Holi Pharma yang telah dirilis oleh BPOM yaitu ARBUPON, FLUTAMOL, PYRIDOL, PYRIDRYL PLUS, RZ-20, Gitri, Lifadrox Forte, Holimox Forte, Amoxicillin Trihydrate," kata Kezia Mareshah - Corporate Communication Pyridam Farma.
“Dialog interaktif kesehatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan keraguan pada diri ibu-ibu Indonesia yang masih mempertanyakan amankah menggunakan obat sirop pada anak,” ujar Elfiano Rizaldi selaku direktur eksekutif GP Farmasi, Selasa, 21 Maret 2023.
Pada dialog interaktif tersebut, pemerintah bersama Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah melakukan tindakan kontrol dan monitoring yang sangat ketat akan kualitas dari obat-obat yang diproduksi dan dijual oleh industri farmasi.
“Kami pemerintah bersama Kemenkes melalui kasus ini selain melakukan upaya pemberhentian sementara akan penggunaan obat sirop, kami pun bekerja sama dengan BPOM untuk melakukan verifikasi akan obat-obat sirop yang beredar di Indonesia," tukas dr. apt. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Mars selaku Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes.
"Selain itu, kami juga telah memperbarui peraturan yang tercantum dalam suplemen 2 Farmakope Indonesia Edisi VI,” tambah Lucia lagi.
Selain itu, BPOM diwakili oleh Dra. Tri Astri Isnariani, Apt, M.Pharm selaku Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika Prekursor dan Zat Adiktif BPOM menekankan bahwa, BPOM melakukan proses verifikasi dengan prinsip kehati-hatian dalam menguji obat-obat sirop yang tersebar di Indonesia.
Ia pun menekankan bahwa obat sirop yang telah dirilis oleh BPOM melalui website BPOM, dan kanal media sosial dapat dipastikan sudah terbebas dari risiko cemaran dan sudah aman untuk dikonsumsi.

(Beberapa obat sirop yang telah dinyatakan aman oleh BPOM. Foto: Dok. Istimewa)
Hingga saat ini, obat sirop yang telah dirilis sendiri sebanyak 1.400 sirop yang terdiri dari obat sirop, dry sirop, dan vitamin serta suplemen sirop per akhir Februari 2023.
Dalam dialog interaktif tersebut, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, selaku perwakilan IDAI juga menekankan kepada seluruh dokter anak di Indonesia untuk tidak lagi ragu dalam meresepkan obat sirop kepada anak-anak yang sudah dirilis oleh BPOM.
Selain itu, Noeffrendi selaku perwakilan dari IAI juga menjelaskan bahwa seluruh obat sirop baik yang sudah direlease oleh BPOM dan yang masih dalam tahap verifikasi oleh BPOM ini tersedia di seluruh apotek namun bagi obat sirop yang belum dirilis akan dilakukan karantina terlebih dahulu.
“Kami dari IAI juga telah bekerja sama dengan Kemenkes dan BPOM untuk membuatkan satu link website yang isinya adalah obat-obat sirop yang sudah dirilis dan yang masih dalam tahap proses verifikasi, sehingga hal ini dapat memudahkan seluruh apoteker di Indonesia untuk dapat kembali menyediakan obat sirop yang aman bagi masyarakat," kata Noeffrendi.
“Saya juga mengimbau kepada seluruh apoteker untuk dapat kembali mengecek list obat sirop yang aman digunakan dan dapat juga mulai mencabut himbauan tidak menjual obat sirop,” jelas Noeffrendi.
"Dalam bahan baku obat, makanan, ataupun kosmetik pasti memiliki potensi bahaya bahkan air yang paling murni pun memiliki potensi berbahaya, namun perlu kita ingat bahwa kita memiliki aturan ambang batas. Selama zat tersebut sesuai dengan aturan ambang batas yang ada maka dapat dipastikan bahwa zat atau obat tersebut aman, berkhasiat, dan bermutu,” tutup Prof. Rahmana guru besar Farmakokimia ITB.
(TIN)
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM (BPOM) langsung mengambil tindakan bersama dengan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk melakukan kembali pemeriksaan serta verifikasi mengenai hal tersebut.
Dalam perkembangannya, saat ini terus dilakukan kajian teknis pun dilakukan dengan melibatkan pakar untuk melihat kaitan obat yang diminum dengan etilen glikol dan dietilen glikol. Cemaran berupa etilen glikol dan dietilen glikol selama ini dikaitkan dengan faktor pemicu gagal ginjal akut anak.
Dan Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) dengan Pyridam Farma berpartisipasi dalam dialog interaktif kesehatan “Sirop obat aman” di Ballroom Royal Kuningan Hotel Jakarta untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa obat sirop rilisan BPOM aman untuk anak.
Obat sirop yang telah dirilis BPOM aman
.jpeg)
(BPOM melakukan proses verifikasi dengan prinsip kehati-hatian dalam menguji obat-obat sirop yang tersebar di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa)
Pyridam Farma bersama GP Farmasi melalui kegiatan dialog interaktif kesehatan ini mengimbau kepada masyarakat untuk jangan lagi ragu dan takut untuk menggunakan obat sirop yang telah dirilis oleh BPOM, karena dapat dipastikan sudah terbebas dari risiko tercemar dan aman untuk digunakan baik untuk anak-anak dan orang tua.
"Dikutip dari website BPOM, terdapat 10 obat sirop dari Pyridam Farma dan Holi Pharma yang telah dirilis oleh BPOM yaitu ARBUPON, FLUTAMOL, PYRIDOL, PYRIDRYL PLUS, RZ-20, Gitri, Lifadrox Forte, Holimox Forte, Amoxicillin Trihydrate," kata Kezia Mareshah - Corporate Communication Pyridam Farma.
“Dialog interaktif kesehatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan keraguan pada diri ibu-ibu Indonesia yang masih mempertanyakan amankah menggunakan obat sirop pada anak,” ujar Elfiano Rizaldi selaku direktur eksekutif GP Farmasi, Selasa, 21 Maret 2023.
Pada dialog interaktif tersebut, pemerintah bersama Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah melakukan tindakan kontrol dan monitoring yang sangat ketat akan kualitas dari obat-obat yang diproduksi dan dijual oleh industri farmasi.
“Kami pemerintah bersama Kemenkes melalui kasus ini selain melakukan upaya pemberhentian sementara akan penggunaan obat sirop, kami pun bekerja sama dengan BPOM untuk melakukan verifikasi akan obat-obat sirop yang beredar di Indonesia," tukas dr. apt. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Mars selaku Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes.
"Selain itu, kami juga telah memperbarui peraturan yang tercantum dalam suplemen 2 Farmakope Indonesia Edisi VI,” tambah Lucia lagi.
Selain itu, BPOM diwakili oleh Dra. Tri Astri Isnariani, Apt, M.Pharm selaku Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika Prekursor dan Zat Adiktif BPOM menekankan bahwa, BPOM melakukan proses verifikasi dengan prinsip kehati-hatian dalam menguji obat-obat sirop yang tersebar di Indonesia.
Ia pun menekankan bahwa obat sirop yang telah dirilis oleh BPOM melalui website BPOM, dan kanal media sosial dapat dipastikan sudah terbebas dari risiko cemaran dan sudah aman untuk dikonsumsi.

(Beberapa obat sirop yang telah dinyatakan aman oleh BPOM. Foto: Dok. Istimewa)
Hingga saat ini, obat sirop yang telah dirilis sendiri sebanyak 1.400 sirop yang terdiri dari obat sirop, dry sirop, dan vitamin serta suplemen sirop per akhir Februari 2023.
Dalam dialog interaktif tersebut, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, selaku perwakilan IDAI juga menekankan kepada seluruh dokter anak di Indonesia untuk tidak lagi ragu dalam meresepkan obat sirop kepada anak-anak yang sudah dirilis oleh BPOM.
Selain itu, Noeffrendi selaku perwakilan dari IAI juga menjelaskan bahwa seluruh obat sirop baik yang sudah direlease oleh BPOM dan yang masih dalam tahap verifikasi oleh BPOM ini tersedia di seluruh apotek namun bagi obat sirop yang belum dirilis akan dilakukan karantina terlebih dahulu.
“Kami dari IAI juga telah bekerja sama dengan Kemenkes dan BPOM untuk membuatkan satu link website yang isinya adalah obat-obat sirop yang sudah dirilis dan yang masih dalam tahap proses verifikasi, sehingga hal ini dapat memudahkan seluruh apoteker di Indonesia untuk dapat kembali menyediakan obat sirop yang aman bagi masyarakat," kata Noeffrendi.
“Saya juga mengimbau kepada seluruh apoteker untuk dapat kembali mengecek list obat sirop yang aman digunakan dan dapat juga mulai mencabut himbauan tidak menjual obat sirop,” jelas Noeffrendi.
"Dalam bahan baku obat, makanan, ataupun kosmetik pasti memiliki potensi bahaya bahkan air yang paling murni pun memiliki potensi berbahaya, namun perlu kita ingat bahwa kita memiliki aturan ambang batas. Selama zat tersebut sesuai dengan aturan ambang batas yang ada maka dapat dipastikan bahwa zat atau obat tersebut aman, berkhasiat, dan bermutu,” tutup Prof. Rahmana guru besar Farmakokimia ITB.
(TIN)