FITNESS & HEALTH

Pencegahan Sebagai Kunci untuk Permasalahan Kanker Serviks

Kumara Anggita
Rabu 20 Januari 2021 / 09:22
Jakarta: Kanker serviks menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan kita semua. Termasuk pemerintah, karena penyakit ini sesungguhnya bisa diredam dengan melakukan hal yang tepat.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) mengatakan bahwa, pencegahan merupakan kata kunci dalam mengatasi permasalahan kanker serviks itu sendiri. Rerie pun kemudian menggambarkan masalah kanker serviks di Indonesia.

Menurutnya kanker serviks di Indonesia keadaannya memprihatinkan. Salah satu alasannya adalah karena banyak yang tidak melakukan pencegahan dan pengobatan.

“Kondisi kanker serviks di Indonesia sebetulnya berada pada tahap yang cukup memprihatinkan. Kenapa memprihatinkan? Karena kanker serviks itu sesungguhnya bisa dicegah dan bisa diobati. Pencegahan adalah kata kunci dan pencegahan ini bisa dilakukan bila ada edukasi tehadap publik,” ujar Rerie dalam Webinar Peta Jalan Perempuan Indonesia Bebas Kanker Serviks.

Karena pencegahan yang terlambat, alhasil banyak pasien kanker serviks datang dalam keadaan buruk. Hal ini sangat disayangkan, padahal semakin cepat kanker serviks dideteksi maka semakin besar kemungkinan sembuhnya.

“Yang kedua, di pengobatan sendiri, sebagaimana kasus-kasus kanker-kanker yang lain, bahwa penderita kanker serviks datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut. Yang mana kondisi ini membuat keadaan atau tindakan penymebuhan mengalami kesulitan dan agak terlambat akhirnya berdampak pada pasien,” jelasnya.

Selain itu, Rerie juga menambahkan bahwa angka kematian akibat kanker serviks juga tinggi dan terjadi pada usia-usia produktif. Kondisi ini mungkin terjadi karena pengetahuan tentang kanker serviks itu sendiri masih minim.

“Dan lain lagi pengetahuan tentang kanker ini masih sangat kurang. Banyak sekali pasien yang mengalami kanker ini pada usia produktif,” ujar Rerie.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perempuan kelahiran Surabaya ini mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan dukungan pemerintah.

“Memang kita paham aneka ragam usaha, kampanye (sudah dilakukan) namun tampaknya kita membutuhkan dukungan penuh political will dari pemerintah,” terang Rerie.

“Langkah-langkah secara konkret belum sepenuhnya dipahami dan bisa diimplementasikan. Pekerjaan Rumah (PR) buat kita semua bagaimana kita bisa mengajak pemangku kepentingan mengambil kebijakan untuk segera mengambil langkah-langkah dan mendorong peta jalan tersebut bisa terealisasikan,” jelasnya.

Menurut Rerie, sosialisasi merupakan hal yang perlu dilakukan dari sekarang. Tentu kita ingin pemerintah mengoptimalkan fungsi-fungsi dari seluruh unit pendukung untuk melakukan upaya pencegahan secara komperhensif melalui sosialisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH