FITNESS & HEALTH

Kenali Tanda Keputihan pada Menopause, Apa yang Perlu Diwaspadai?

Medcom
Jumat 28 April 2023 / 17:07
Jakarta: Keputihan menjadi kondisi yang umum dialami oleh wanita pada saat masih menstruasi hingga memasuki menopause. Namun, keputihan saat menopause kerap memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi wanita. Lantas, apakah kondisi keputihan seperti ini perlu diwaspadai?

Umumnya, keputihan disebabkan oleh perubahan hormon di dalam tubuh. Kondisi ini biasanya dapat dialami ketika seorang wanita menerima rangsangan seksual ataupun sedang menyusui. Selain itu, keputihan juga merupakan hal yang umum sebagai tanda akan menstruasi.

Salah satu tanda menopause adalah wanita yang memasuki usia 45 hingga 55 tahun yang sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan terakhir. Menopause akan menimbulkan perubahan kadar hormon yang menghasilkan berbagai efek, seperti peningkatan ataupun penurunan keputihan.

Dengan begitu, keputihan saat menopause masih bisa terjadi, meskipun vagina akan kehilangan kelembapan karena rendahnya hormon estrogen. Hal ini akan berpengaruh pada produksi lendir dari vagina yang biasanya semakin sedikit.

Lendir yang keluar beberapa kali tersebut akan dianggap sebagai keputihan. Jadi, penting bagi ladies untuk mengetahui tanda keputihan yang normal dan tidak normal. Pasalnya, keputihan tidak normal dapat menjadi indikasi adanya infeksi.
 

Tanda keputihan yang normal


Tanda-tanda keputihan yang normal secara umum dapat diamati secara kasat mata, yakni:

- Memiliki warna bening, putih, atau krem.

- Memiliki tekstur yang tidak terlalu kental atau lebih encer.

- Memiliki bau yang tidak menyengat atau tidak memiliki bau sama sekali.

- Keputihan keluar dalam jumlah sedikit atau hanya terjadi sesekali.

- Umumnya tidak disertai rasa gatal, kemerahan, hingga bengkak di area vagina.
 

Tanda keputihan yang perlu diwaspadai


Saat menopause, keputihan yang tidak normal dapat terlihat dari warna, tekstur, hingga jumlah vagina yang keluar. Hal tersebut dapat menjadi tanda adanya gangguan dalam organ intim, seperti:

1. Infeksi bakteri dapat ditandai dengan warna keabu-abuan ataupun kuning kehijauan. Hal ini dapat menjadi gejala gangguan kelamin, seperti vaginitis inflamasi deskuamatif, atrofi vagina, atau trikomoniasis.

2. Infeksi jamur dapat ditandai dengan keluarnya cairan putih bertekstur kental hingga menggumpal.

3. Keputihan berwarna merah muda atau cokelat dapat menandakan cairan yang mengandung darah. Hal ini bisa menjadi pertanda terdapat kelainan pada rahim hingga adanya gejala kanker.

4. Memiliki bau yang menyengat.

5. Disertai rasa gatal, kemerahan, sensasi terbakar, atau merasakan sakit ketika berhubungan seksual.
 

Bagaimana cara mengatasinya?


Dilansir dari Healthline, apabila ladies mengalami keputihan yang tidak normal, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan sendiri di rumah, antara lain:


1. Mengenakan celana dalam berbahan katun yang longgar dan sering menggantinya, terlebih ketika sudah dirasa lembap.

2. Gunakan panty liner untuk menjaga area intim tetap kering. Pilihlah produk tanpa pewangi dan sering mengganti panty liner.

3. Seringlah untuk mencuci area genital dengan air bersih tanpa menggunakan sabun. Lalu keringkan dengan handuk secara lembut.

4. Hindari menggunakan produk kesehatan kewanitaan.

5. Khusus celana dalam, hindari pemakaian pelembut pakaian dan gunakan detergen yang lembut.

Selain hal tersebut, menjaga kesehatan tubuh saat menopause juga penting untuk dilakukan, yakni dengan olahraga secara rutin dan menjaga pola makan sehat. Namun, jika gejala tak kunjung membaik, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jessica Gracia Siregar

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH