FITNESS & HEALTH
Sering Ngantuk dan Lelah? Bisa Jadi Gejala Awal Diabetes
Mia Vale
Kamis 15 Agustus 2024 / 17:45
Jakarta: Saat menjalankan aktivitas pada jam-jam sibuk, sering kali tubuh merasa lelah. Kantuk pun menyerang. Itu hal lumrah! Solusinya, kita cukup beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga.
Namun, bagaimana halnya jika tubuh terus merasa lelah atau mengantuk, padahal sebelumnya kita sudah beristirahat cukup. Wah, ini yang perlu diperhatikan, karena bisa saja itu merupakan gejala awal dari diabetes.
Gejala klasik diabetes adalah sering buang air kecil, sering merasa haus sehingga banyak minum, lapar terus menerus sehingga menambah asupan makanan, dan juga penurunan berat badan. Namun ternyata, ada juga gejala diabetes nonklasik, salah satunya cepat ngantuk dan lelah yang seakan tak kunjung usai.
Ya, Diabetes tipe 2 adalah bentuk diabetes yang paling umum. Ini memengaruhi cara tubuh memroses insulin. Berbeda dengan tipe 1 yang memiliki komponen genetik, diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh pilihan gaya hidup.
Diabetes dan kelelahan memiliki hubungan dua arah. Mereka saling memakan dan memperburuk, dan keduanya diperparah oleh berbagai faktor luar. Ada banyak alasan mengapa diabetes bisa menyebabkan kelelahan. Penyebab utamanya adalah fluktuasi gula darah.
Seperti dinukil dari Health Central, Laura Hieronymus, M.D., wakil presiden program perawatan kesehatan di American Diabetes Association, “Kelelahan adalah gejala hiperglikemia (glukosa darah tinggi). Ketika kadar glukosa darah terlalu tinggi, tubuh tidak memroses glukosa sebagai energi. Oleh karena itu, kelelahan atau letih dapat terjadi.”

(Diabetes juga bisa menyebabkan kamu sleep apnea, di mana pernapasan kamu terganggu selama tidur. Akibatnya, kamu sering terbangun dari tidur tanpa sadar, sehingga kualitas tidurmu berkurang, dan menjadi ngantuk saat siang hari. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Dalam sebuah studi tahun 2012, para peneliti meneliti hubungan antara gangguan tidur dan diabetes. Gangguan tidur ini, mengutip laman Healthline, meliputi kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur, atau terlalu banyak tidur. Studi tersebut menemukan hubungan yang jelas antara gangguan tidur dan diabetes.
Para peneliti mengatakan bahwa kurang tidur merupakan faktor risiko diabetes yang signifikan, yang terkadang dapat dikendalikan. Namun, menderita diabetes tidak berarti tidur kamu akan terpengaruh. Ini lebih merupakan masalah gejala diabetes yang kamu alami dan cara mengelolanya.
Selain sering mengantuk, saat gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia), tentunya tubuh akan kesulitan untuk menghasilkan energi yang cukup. Alhasil, timbul rasa lelah dan mudah mengantuk.
Bahkan, meski kamu sudah tidur siang atau cukup tidur, rasa kantuk akan terus datang. Selain itu, diabetes juga bisa menyebabkan kamu sleep apnea, di mana pernapasan kamu terganggu selama tidur.
Akibatnya, kamu sering terbangun dari tidur tanpa sadar, sehingga kualitas tidurmu berkurang, dan menjadi ngantuk saat siang hari.
Temui dokter jika memiliki masalah tidur yang terus-menerus. Karena bila diabaikan, kamu akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam jangka pendek, pertimbangkan satu atau lebih perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kualitas tidur.
Sekalipun hanya melakukan satu perubahan kecil, hal itu berpotensi membuat perbedaan besar. Biasanya diperlukan waktu berkisar tiga minggu untuk mulai membentuk suatu kebiasaan, jadi penting untuk terus melakukannya setiap hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Namun, bagaimana halnya jika tubuh terus merasa lelah atau mengantuk, padahal sebelumnya kita sudah beristirahat cukup. Wah, ini yang perlu diperhatikan, karena bisa saja itu merupakan gejala awal dari diabetes.
Gejala klasik diabetes adalah sering buang air kecil, sering merasa haus sehingga banyak minum, lapar terus menerus sehingga menambah asupan makanan, dan juga penurunan berat badan. Namun ternyata, ada juga gejala diabetes nonklasik, salah satunya cepat ngantuk dan lelah yang seakan tak kunjung usai.
Ya, Diabetes tipe 2 adalah bentuk diabetes yang paling umum. Ini memengaruhi cara tubuh memroses insulin. Berbeda dengan tipe 1 yang memiliki komponen genetik, diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh pilihan gaya hidup.
1. Diabetes dan lelah
Diabetes dan kelelahan memiliki hubungan dua arah. Mereka saling memakan dan memperburuk, dan keduanya diperparah oleh berbagai faktor luar. Ada banyak alasan mengapa diabetes bisa menyebabkan kelelahan. Penyebab utamanya adalah fluktuasi gula darah.
Seperti dinukil dari Health Central, Laura Hieronymus, M.D., wakil presiden program perawatan kesehatan di American Diabetes Association, “Kelelahan adalah gejala hiperglikemia (glukosa darah tinggi). Ketika kadar glukosa darah terlalu tinggi, tubuh tidak memroses glukosa sebagai energi. Oleh karena itu, kelelahan atau letih dapat terjadi.”

(Diabetes juga bisa menyebabkan kamu sleep apnea, di mana pernapasan kamu terganggu selama tidur. Akibatnya, kamu sering terbangun dari tidur tanpa sadar, sehingga kualitas tidurmu berkurang, dan menjadi ngantuk saat siang hari. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
2. Kantuk berlebih dan gangguan tidur
Dalam sebuah studi tahun 2012, para peneliti meneliti hubungan antara gangguan tidur dan diabetes. Gangguan tidur ini, mengutip laman Healthline, meliputi kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur, atau terlalu banyak tidur. Studi tersebut menemukan hubungan yang jelas antara gangguan tidur dan diabetes.
Para peneliti mengatakan bahwa kurang tidur merupakan faktor risiko diabetes yang signifikan, yang terkadang dapat dikendalikan. Namun, menderita diabetes tidak berarti tidur kamu akan terpengaruh. Ini lebih merupakan masalah gejala diabetes yang kamu alami dan cara mengelolanya.
Selain sering mengantuk, saat gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia), tentunya tubuh akan kesulitan untuk menghasilkan energi yang cukup. Alhasil, timbul rasa lelah dan mudah mengantuk.
Bahkan, meski kamu sudah tidur siang atau cukup tidur, rasa kantuk akan terus datang. Selain itu, diabetes juga bisa menyebabkan kamu sleep apnea, di mana pernapasan kamu terganggu selama tidur.
Akibatnya, kamu sering terbangun dari tidur tanpa sadar, sehingga kualitas tidurmu berkurang, dan menjadi ngantuk saat siang hari.
Temui dokter jika memiliki masalah tidur yang terus-menerus. Karena bila diabaikan, kamu akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam jangka pendek, pertimbangkan satu atau lebih perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kualitas tidur.
Sekalipun hanya melakukan satu perubahan kecil, hal itu berpotensi membuat perbedaan besar. Biasanya diperlukan waktu berkisar tiga minggu untuk mulai membentuk suatu kebiasaan, jadi penting untuk terus melakukannya setiap hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)