FITNESS & HEALTH
Tragedi Mei 1998, Begini 5 Cara Move On dari Rasa Trauma Masa Lalu
Mia Vale
Rabu 21 Mei 2025 / 17:52
Jakarta: Tanggal 21 Mei 1998 menjadi titik awal perubahan besar di Indonesia, termasuk dalam hal politik, ekonomi, dan sosial.
Namun sayangnya, dengan runtuhnya era orde baru dan dimulainya era reformasi, Indonesia harus mengalami kejadian yang sangat memilukan dan meninggalkan trauma cukup kelam bagi yang mengalaminya.
Mulai dari demonstrasi para mahasiswa yang berakhir bentrokan, sampai kerusuhan, penjarahan, bahkan kekerasan seksual atas etnis tertentu. Semua ini bisa mengakibatkan trauma yang sangat membekas.
Trauma merupakan respons emosional terhadap peristiwa yang sangat berat dan mengancam. Bagian dari proses penyembuhan rasa sakit emosional dan fisik yang terkait dengan peristiwa ini menukil Verywell Health adalah mengetahui cara melepaskan trauma masa lalu.
Melepaskan trauma bisa menjadi tantangan ketika kita telah menciptakan ikatan atau memiliki kenangan yang bermakna yang melekat pada orang, tempat, dan benda.
Menerima atau memahami situasi yang memengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan dunia adalah tugas yang rumit. Berikut beberapa strategi untuk membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan kamu pasca-trauma.
Baca juga: Bikin Merinding! 8 Film Ini Gambarkan Tragedi dan Reformasi 1998
.jpg)
(Jika kamu merasakan trauma atas kejadian tertentu, rawatlah dirimu. Salah satunya bisa dengan cara melakukan kegiatan yang membuat diri merasa baik, seperti berendam, membaca buku, atau mendengarkan musik favorit. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Butuh waktu untuk pulih dari peristiwa traumatis. Mungkin perlu waktu bagi kamu untuk menerima apa yang telah terjadi atau belajar untuk menerimanya.
Cobalah untuk tidak menekan diri sendiri agar segera merasa lebih baik. Rasa bersalah, malu, marah, kecewa, sedih, dan mengasihani diri sendiri secara berkepanjangan, justru akan menjadi penyakit bagi diri sendiri. Menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma.
Setelah kejadian traumatis, kamu mungkin ingin menghindari hal-hal yang mengingatkan tentang kejadian tersebut, dan menghindari membicarakan apa yang terjadi.
Namun, penelitian yang dikutip oleh Royal College Psyschiatrists telah menunjukkan bahwa membicarakan kejadian tersebut dan perasaan kamu dapat membantu menjadi lebih tangguh. Menghindari kenangan dan perasaan telah terbukti membuat orang merasa lebih buruk.
Bila sudah bisa berdamai dengan diri sendiri akan trauma yang pernah dialami, berbicara dengan orang lain yang mengalami peristiwa traumatis serupa akan lebih membantu. Namun, orang-orang pulih dan bereaksi terhadap peristiwa yang sama dengan cara yang berbeda. Cobalah untuk tidak membandingkan pemulihan kamu dengan orang lain.
Berada di sekitar orang lain terbukti lebih kecil kemungkinannya mengalami kesehatan mental yang buruk setelah kejadian traumatis. Mungkin kamu bisa tinggal bersama keluarga atau teman dekat setelah kejadian traumatis.
Jika hal ini tidak memungkinkan, cobalah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang terdekat atau tetap berhubungan dengan mereka melalui telepon atau panggilan video.
Baca juga: 26 Tahun Era Reformasi, Amnesty Indonesia: Kebebasan Sipil Kian Jauh dari Jangkauan
5. Cari bantuan untuk pemulihan
Kalau kamu tidak bisa mengatasi trauma sendiri, carilah bantuan. Kamh bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, atau mendatangi organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang konsultasi khusus bagi penderita trauma.
Memiliki trauma akan menimbulkan berbagai perasaan tidak menyenangkan. Hal itu wajar. Namun, kamu harus membiarkan masa-masa menyedihkan itu berlalu dan jangan biarkan dampak buruk dari kejadian tersebut merusak masa depanmu.
Ingat, kehidupanmu harus terus berlanjut. Untuk itu, segera lakukan cara untuk mengatasi trauma agar kamu tidak selalu dihantui oleh kejadian yang sudah terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Namun sayangnya, dengan runtuhnya era orde baru dan dimulainya era reformasi, Indonesia harus mengalami kejadian yang sangat memilukan dan meninggalkan trauma cukup kelam bagi yang mengalaminya.
Mulai dari demonstrasi para mahasiswa yang berakhir bentrokan, sampai kerusuhan, penjarahan, bahkan kekerasan seksual atas etnis tertentu. Semua ini bisa mengakibatkan trauma yang sangat membekas.
Trauma merupakan respons emosional terhadap peristiwa yang sangat berat dan mengancam. Bagian dari proses penyembuhan rasa sakit emosional dan fisik yang terkait dengan peristiwa ini menukil Verywell Health adalah mengetahui cara melepaskan trauma masa lalu.
Melepaskan trauma bisa menjadi tantangan ketika kita telah menciptakan ikatan atau memiliki kenangan yang bermakna yang melekat pada orang, tempat, dan benda.
Menerima atau memahami situasi yang memengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan dunia adalah tugas yang rumit. Berikut beberapa strategi untuk membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan kamu pasca-trauma.
Baca juga: Bikin Merinding! 8 Film Ini Gambarkan Tragedi dan Reformasi 1998
1. Beri waktu untuk diri sendiri
.jpg)
(Jika kamu merasakan trauma atas kejadian tertentu, rawatlah dirimu. Salah satunya bisa dengan cara melakukan kegiatan yang membuat diri merasa baik, seperti berendam, membaca buku, atau mendengarkan musik favorit. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Butuh waktu untuk pulih dari peristiwa traumatis. Mungkin perlu waktu bagi kamu untuk menerima apa yang telah terjadi atau belajar untuk menerimanya.
Cobalah untuk tidak menekan diri sendiri agar segera merasa lebih baik. Rasa bersalah, malu, marah, kecewa, sedih, dan mengasihani diri sendiri secara berkepanjangan, justru akan menjadi penyakit bagi diri sendiri. Menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma.
2. Bicarakan tentang kejadian tersebut
Setelah kejadian traumatis, kamu mungkin ingin menghindari hal-hal yang mengingatkan tentang kejadian tersebut, dan menghindari membicarakan apa yang terjadi.
Namun, penelitian yang dikutip oleh Royal College Psyschiatrists telah menunjukkan bahwa membicarakan kejadian tersebut dan perasaan kamu dapat membantu menjadi lebih tangguh. Menghindari kenangan dan perasaan telah terbukti membuat orang merasa lebih buruk.
3. Bicaralah kepada orang lain
Bila sudah bisa berdamai dengan diri sendiri akan trauma yang pernah dialami, berbicara dengan orang lain yang mengalami peristiwa traumatis serupa akan lebih membantu. Namun, orang-orang pulih dan bereaksi terhadap peristiwa yang sama dengan cara yang berbeda. Cobalah untuk tidak membandingkan pemulihan kamu dengan orang lain.
4. Hindari menyendiri
Berada di sekitar orang lain terbukti lebih kecil kemungkinannya mengalami kesehatan mental yang buruk setelah kejadian traumatis. Mungkin kamu bisa tinggal bersama keluarga atau teman dekat setelah kejadian traumatis.
Jika hal ini tidak memungkinkan, cobalah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang terdekat atau tetap berhubungan dengan mereka melalui telepon atau panggilan video.
Baca juga: 26 Tahun Era Reformasi, Amnesty Indonesia: Kebebasan Sipil Kian Jauh dari Jangkauan
5. Cari bantuan untuk pemulihan
Kalau kamu tidak bisa mengatasi trauma sendiri, carilah bantuan. Kamh bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, atau mendatangi organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang konsultasi khusus bagi penderita trauma.Memiliki trauma akan menimbulkan berbagai perasaan tidak menyenangkan. Hal itu wajar. Namun, kamu harus membiarkan masa-masa menyedihkan itu berlalu dan jangan biarkan dampak buruk dari kejadian tersebut merusak masa depanmu.
Ingat, kehidupanmu harus terus berlanjut. Untuk itu, segera lakukan cara untuk mengatasi trauma agar kamu tidak selalu dihantui oleh kejadian yang sudah terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)