FITNESS & HEALTH
Apa Itu Pneumonia Aspirasi dan Rentankah Terjadi pada Anak?
Aulia Putriningtias
Jumat 07 Maret 2025 / 14:23
Jakarta: Anak-anak memang rentan mengalami berbagai hal penyakit, salah satunya adalah pneumonia aspirasi. Pneumonia aspirasi adalah infeksi bakteri di paru-paru; dalam kata lain adalah komplikasi aspirasi paru.
Aspirasi paru sendiri adalah kondisi ketika makanan atau zat asing lain tidak sengaja masuk ke paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan kembali. Selanjutnya, kondisi ini memicu infeksi bakteri dan peradangan pada paru-paru.
Penyakit ini rentan terjadi terhadap anak-anak dikarenakan kebiasaan yang masih seringkali dilakukan, yakni memberikan makanan dan minuman dalam keadaan berbaring. Andreas Billy selaku dokter umum pun menjelaskan bahwa refleks batuk anak belum berkembang sempurna.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati Pneumonia?
"Orang dewasa bisa batuk spontan untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan, tetapi bayi dan balita belum memiliki refleks ini dengan baik," ungkap dr. Andreas, dilansir dalam RRI, Jumat, 7 Maret 2025.
Anak belum memiliki refleks batuk yang berkembang. Sehingga, dikhawatirkan ketika terjadi batuk atau kesedak, anak tak dapat mengeluarkannya sendiri. Hal inilah yang meningkatkan risiko pneumonia aspirasi.
Dilansir dalam Cleveland Clinic, ada beberapa gejala dari pneumonia aspirasi yang dapat dilihat secara langsung, antara lain:
- Demam
- Sesak napas atau mengi
- Batuk berdarah atau bernanah
- Nyeri dada
- Bau mulut
- Kelelahan ekstrem
- Kulit membiru
Moms dan Dads, tentunya tak ingin anak-anak mengalami hal ini. Untuk dapat menghindari pneumonia aspirasi, diperlukan menjaga anak-anak dengan sepenuh hati dan kehati-hatian.
Tidak dibiasakan anak untuk makan atau minum sembari berbaring adalah hal yang harus dilakukan. Pastikan posisi kepala lebih tinggi saat memberikan minuman atau susu, menghindari memberi makan atau minum saat anak dalam posisi tidur, serta memperhatikan tanda-tanda tersedak seperti batuk tiba-tiba atau kesulitan bernapas.
Selain itu, perlu memperhatikan pemberian makanan pula. Berikanlah makanan-makanan yang cocok untuk anak dan mudah ditelan oleh seusia Si Kecil. Jika terlalu dipaksakan, akan berisiko tinggi mengalami hal ini.
Segera ke dokter bila mengalami gejala di atas, terutama jika sebelumnya tersedak saat makan atau minum. Kondisi tersebut berbahaya dan harus segera ditangani, terutama bila terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun dan lansia di atas 65 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Aspirasi paru sendiri adalah kondisi ketika makanan atau zat asing lain tidak sengaja masuk ke paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan kembali. Selanjutnya, kondisi ini memicu infeksi bakteri dan peradangan pada paru-paru.
Penyakit ini rentan terjadi terhadap anak-anak dikarenakan kebiasaan yang masih seringkali dilakukan, yakni memberikan makanan dan minuman dalam keadaan berbaring. Andreas Billy selaku dokter umum pun menjelaskan bahwa refleks batuk anak belum berkembang sempurna.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati Pneumonia?
"Orang dewasa bisa batuk spontan untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan, tetapi bayi dan balita belum memiliki refleks ini dengan baik," ungkap dr. Andreas, dilansir dalam RRI, Jumat, 7 Maret 2025.
Anak belum memiliki refleks batuk yang berkembang. Sehingga, dikhawatirkan ketika terjadi batuk atau kesedak, anak tak dapat mengeluarkannya sendiri. Hal inilah yang meningkatkan risiko pneumonia aspirasi.
Apa saja gejala pneumonia aspirasi?
Dilansir dalam Cleveland Clinic, ada beberapa gejala dari pneumonia aspirasi yang dapat dilihat secara langsung, antara lain:
- Demam
- Sesak napas atau mengi
- Batuk berdarah atau bernanah
- Nyeri dada
- Bau mulut
- Kelelahan ekstrem
- Kulit membiru
Bagaimana agar tidak sampai terjadi pada anak?
Moms dan Dads, tentunya tak ingin anak-anak mengalami hal ini. Untuk dapat menghindari pneumonia aspirasi, diperlukan menjaga anak-anak dengan sepenuh hati dan kehati-hatian.
Tidak dibiasakan anak untuk makan atau minum sembari berbaring adalah hal yang harus dilakukan. Pastikan posisi kepala lebih tinggi saat memberikan minuman atau susu, menghindari memberi makan atau minum saat anak dalam posisi tidur, serta memperhatikan tanda-tanda tersedak seperti batuk tiba-tiba atau kesulitan bernapas.
Selain itu, perlu memperhatikan pemberian makanan pula. Berikanlah makanan-makanan yang cocok untuk anak dan mudah ditelan oleh seusia Si Kecil. Jika terlalu dipaksakan, akan berisiko tinggi mengalami hal ini.
Kapan harus ke dokter?
Segera ke dokter bila mengalami gejala di atas, terutama jika sebelumnya tersedak saat makan atau minum. Kondisi tersebut berbahaya dan harus segera ditangani, terutama bila terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun dan lansia di atas 65 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)