FITNESS & HEALTH

Sulit Bedakan Cemas dan Stres? Ini 5 Bedanya!

Aulia Putriningtias
Selasa 28 November 2023 / 17:34
Jakarta: Stres dan kecemasan dianggap sebagai hal yang normal, namun bagi sebagian orang bisa jadi sangat membebani. Tak jarang orang masih suka salah menggunakan istilah dua kata ini. Padahal, keduanya beda, lho.

Orang mungkin sering menggunakan istilah ini secara bergantian karena gejalanya serupa, seperti kegelisahan dan ketegangan otot. Namun, kedua kondisi ini sebenarnya merupakan reaksi tubuh kita terhadap bahaya atau ancaman. Tentu, kamu bisa membedakan antara cemas dan stres!

Menurut Mehezabin Dordi, seorang Psikolog, dalam Healthshots, kecemasan adalah reaksi normal dan adaptif yang membantu kita merespons ancaman atau tantangan yang dirasakan. Secara fisiologis, kecemasan sering kali melibatkan aktivasi respons tubuh melawan-atau-lari.

Kecemasan sebenarnya bisa dialami setiap orang. Namun, yang perlu waspada adalah ketika kecemasan menjadi berlebihan, tidak terkendali, atau terus-menerus bahkan tanpa ancaman nyata.

Tentu hal ini dapat mengganggu fungsi dan kesejahteraan seseorang sehari-hari secara signifikan. Kecemasan dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum, dan gangguan panik.

Stres sendiri adalah reaksi alami yang dirancang untuk membantu kita mengatasi ancaman atau tekanan. Saat menghadapi stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin. Sehingga, respons yang didapatkan adalah sering kali melawan atau berlari (fight or flight) yang membuat stres itu datang.

Stres dapat muncul dari berbagai sumber. Meskipun beberapa stres dapat memotivasi (eustress), stres yang berlebihan atau berkepanjangan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental (distress). Hal ini menyebabkan masalah seperti kecemasan, depresi, dan berbagai masalah kesehatan.

Meskipun gejalanya terlihat sama, tetapi sebenarnya berbeda sekali antara cemas dan stres, lho! Adapun lima perbedaannya, antara lain:


(Fight-or-flight atau respons melawan atau berlari adalah reaksi fisiologis yang terjadi sebagai respons terhadap peristiwa berbahaya yang dirasakan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

1. Sifat respons


Stres merupakan respons terhadap tekanan, tuntutan, atau tantangan eksternal. Stres bisa bersifat jangka pendek dan sering kali merupakan reaksi terhadap situasi atau peristiwa tertentu. Stres dapat reda jika sudah dikelola.

Kecemasan merupakan reaksi terhadap stres yang menetap bahkan tanpa adanya stresor langsung. Ini bisa bertahan lama dan berkepanjangan, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan khawatir yang tidak selalu terkait dengan situasi tertentu.
 

2. Pemicu


Stres sendiri biasanya muncul dari faktor eksternal atau stressor. Hal ini seperti tenggat waktu kerja, ujian, masalah hubungan atau masalah keuangan.

Kecemasan sering kali berasal dari kekhawatiran internal, ancaman yang dirasakan, atau ketakutan tidak rasional yang mungkin tidak memiliki sumber yang jelas atau langsung. Kecemasan kadang-kadang dapat dipicu oleh stres, namun dapat menetap di luar penyelesaian penyebab stres tersebut.
 

3. Waktu


Stres biasanya bersifat jangka pendek dan terkait dengan peristiwa atau situasi tertentu. Ketika pemicu stres dihilangkan, stres cenderung berkurang.

Kecemasan bisa bertahan lama dan menetap bahkan ketika penyebab kekhawatiran atau stres tidak jelas atau teratasi. Penyakit ini cenderung menetap dan tidak mudah hilang, sehingga berdampak pada fungsi kehidupan sehari-hari.
 

4. Dampak pada tubuh


Stres sering kali dikaitkan dengan respons fisik langsung. Hal ini seperti peningkatan detak jantung, berkeringat, ketegangan otot, dan reaksi melawan-atau-lari.

Kecemasan juga menunjukkan gejala fisik seperti peningkatan detak jantung, ketegangan otot, dan berkeringat. Namun, gejala-gejala ini mungkin bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dan mungkin tidak selalu berhubungan dengan ancaman langsung.
 

5. Dampak pada fungsi


Meskipun stres dapat mengganggu fokus dan pengambilan keputusan untuk sementara, hal ini mungkin tidak terlalu mengganggu fungsi sehari-hari. Hal ini karena setelah penyebab stres dikelola atau dihilangkan dengan baik.

Kecemasan memiliki potensi lebih besar untuk mengganggu kehidupan sehari-hari, memengaruhi hubungan, pekerjaan, dan aktivitas sosial karena kekhawatiran, ketakutan, atau perilaku menghindar yang terus-menerus meskipun tidak ada ancaman langsung.

Itulah bedanya antara kecemasan dan stres. Stres berpotensi berkembang menjadi kecemasan, terutama bila stres menjadi kronis atau membebani. Jika kamu tidak bisa mengelola stres dan berujung mengalami kecemasan, sebaiknya untuk menghubungi tenaga profesional terdekat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH