FITNESS & HEALTH
Produk Tembakau Alternatif Tidak Sepenuhnya Bebas Risiko
Medcom
Selasa 05 Maret 2024 / 12:00
Jakarta: Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Profesor Amaliya, menjelaskan bahwa pengurangan bahaya tembakau memberikan pendekatan yang baru bagi perokok dewasa untuk meminimalkan risiko akibat merokok. Pasalnya, berhenti merokok secara langsung tidak mudah dilakukan para perokok.
"Merokok merupakan kebiasaan yang sangat sulit dihentikan. Metode ini untuk mengurangi bahaya tembakau bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok," kata Prof. Amaliya saat menjadi narasumber dalam diskusi "Konsep dan Implementasi Pengurangan Bahaya Tembakau".
Prof. Amaliya menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif yang dipanaskan menerapkan sistem pemanasan, berbeda dengan rokok yang melalui proses pembakaran. Lantaran tak ada pembakaran, Prof. Amaliya melanjutkan, hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif adalah berupa uap, bukan asap yang mengandung senyawa berbahaya seperti TAR pada rokok.
"Ini perbedaan mendasar. Dengan menggunakan produk tembakau alternatif, perokok dewasa tetap mendapatkan nikotin tanpa adanya TAR. Kalau merokok, perokok dewasa mendapatkan nikotin sekaligus TAR," ujarnya.
Dia lalu menyebut hasil penelitian National Cancer Institute Amerika Serikat yang mengungkapkan jika TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2.000 antaranya terdapat pada TAR.
Dia kembali menyebut jika organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok.
"Nikotin hanya menciptakan adiksi," ucapnya.
Sementara itu, Public Health England (PHE) atau yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency juga telah mempublikasikan hasil kajian berjudul "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products".
Ann McNeill, profesor di departemen kecanduan Kings College London, mengatakan bahwa merokok memiliki risiko kesehatan. Namun, masih banyak perokok dewasa belum mengetahui manfaat yang akan diperolehnya jika beralih ke produk tembakau alternatif.
"Mereka tidak mengetahui bahwa produk tembakau alternatif memiliki paparan risiko yang lebih rendah. Namun produk ini tidak sepenuhnya bebas risiko," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
"Merokok merupakan kebiasaan yang sangat sulit dihentikan. Metode ini untuk mengurangi bahaya tembakau bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok," kata Prof. Amaliya saat menjadi narasumber dalam diskusi "Konsep dan Implementasi Pengurangan Bahaya Tembakau".
Prof. Amaliya menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif yang dipanaskan menerapkan sistem pemanasan, berbeda dengan rokok yang melalui proses pembakaran. Lantaran tak ada pembakaran, Prof. Amaliya melanjutkan, hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif adalah berupa uap, bukan asap yang mengandung senyawa berbahaya seperti TAR pada rokok.
"Ini perbedaan mendasar. Dengan menggunakan produk tembakau alternatif, perokok dewasa tetap mendapatkan nikotin tanpa adanya TAR. Kalau merokok, perokok dewasa mendapatkan nikotin sekaligus TAR," ujarnya.
Dia lalu menyebut hasil penelitian National Cancer Institute Amerika Serikat yang mengungkapkan jika TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2.000 antaranya terdapat pada TAR.
Dia kembali menyebut jika organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok.
"Nikotin hanya menciptakan adiksi," ucapnya.
Sementara itu, Public Health England (PHE) atau yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency juga telah mempublikasikan hasil kajian berjudul "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products".
Ann McNeill, profesor di departemen kecanduan Kings College London, mengatakan bahwa merokok memiliki risiko kesehatan. Namun, masih banyak perokok dewasa belum mengetahui manfaat yang akan diperolehnya jika beralih ke produk tembakau alternatif.
"Mereka tidak mengetahui bahwa produk tembakau alternatif memiliki paparan risiko yang lebih rendah. Namun produk ini tidak sepenuhnya bebas risiko," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)