FITNESS & HEALTH

Menggambarkan Siklus Menstruasi pada Usia 20, 30, dan 40-an

Kumara Anggita
Jumat 26 Februari 2021 / 08:05
Jakarta: Menstruasi itu bisa datang dengan aneh. Kadang datang telat atau kadang terlalu cepat. Berlangsung 3 hari, satu minggu, atau bahkan kadang datang kram.

Perubahan seperti ini sulit untuk diprediksi dan sangat sulit untuk ditangani. Namun perlu diketahui bahwa seiring bertambahnya usia, menstruasi kamu akan menyesuaikan dan berkembang. Sebagian berkat perubahan hormonal terkait usia serta pengalaman seperti kehamilan dan perimenopause.

Dikutip dari Healthline, ada prediksi siklus mentruasi yang akan kamu alami yang dibedakan sesuai dengan umur seperti:
 

Pada usia 20-an


Jika kamu menghabiskan sebagian besar masa remajamu bergumul dengan menstruasi yang buruk, pada titik ini dalam hidupmu, aliran kamu akan cenderung menjadi lebih konsisten.

Menurut Lauren Streicher, MD, seorang ob-gyn yang berbasis di Chicago dan penulis Sex Rx-Hormones, Health, and Your Best Sex Ever, sangat umum bagi gadis muda untuk tidak berovulasi secara teratur. Dan tanpa ovulasi yang teratur, menstruasi kamu akan semakin tidak menentu.

Di sisi lain, ketika siklus kamu sudah mulai rapih datang kurang lebih setiap bulan, kamu juga akan mulai mengalami PMS, kram, dan nyeri payudara. Jika kamu tidak terbiasa menghadapi efek samping ini setiap bulan, ini bisa menjadi kejutan yang tidak menyenangkan.

Perubahan besar menstruasi lainnya yang cenderung terjadi pada usia 20-an berkaitan dengan melakukan kontrasepsi. Momen ini adalah dekade di mana banyak perempuan memutuskan untuk mulai menggunakan kontrasepsi hormonal. 

Minum pil kemungkinan akan memicu perubahan aliran kamu yang biasa. Dalam kondisi ini, menstruasi lebih ringan dan lebih teratur, kram berkurang, dan gejala PMS berkurang.

Faktanya, pil (atau bentuk lain dari kontrasepsi hormonal, seperti IUD hormonal atau Depo-Provera, suntikan KB) bahkan dapat menyebabkan haid kamu hilang. Pil KB mencegah ovulasi, dan tanpa ovulasi, tidak ada penumpukan lapisan rahim yang harus dilepaskan. Jadi tidak ada menstruasi!
 

Pada usia 30-an


“Sebagian besar, menstruasi seharusnya cukup dapat diprediksi dan konsisten dalam dekade ini," kata Dr. Streicher.

Gejala seperti aliran darah yang tiba-tiba lebih deras atau rasa sakit yang lebih hebat dari kram, biasanya mungkin merupakan tanda masalah yang lebih besar. Kamu bisa mengalami fibroid atau endometriosis yang sering ditandai dengan rasa sakit yang luar biasa hebat yang mungkin berlangsung sepanjang bulan.

Perubahan lain yang mungkin muncul adalah karena di usia ini perempuan banyak yang sudah memiliki bayi. Saat menyusui, kamu tidak akan menstruasi.

“Dan jika kamu memutuskan untuk menyusui, menstruasi kamu tidak akan kembali sampai kamu berhenti atau mengurangi frekuensi menyusui,” ungkap kata Sheryl Ross, MD, seorang ob-gyn di Santa Monica.

Terlebih lagi, melahirkan anak dapat menyebabkan pergeseran jangka panjang ke siklus kamu. Banyak perempuan, kata Dr. Streicher, akan memberi tahu kamu bahwa setelah mereka melewati masa kehamilan, kram mereka membaik.

"Itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, tapi karena pembukaan serviks menjadi sedikit lebih besar, aliran keluar tanpa memerlukan kontraksi uterus yang kuat,” lanjutnya.
 

Pada usia 40-an


Di sinilah kesenangan sebenarnya dimulai. Usia 40-an menandai awal fluktuasi hormonal perimenopause, yang merupakan prekursor menopause.

Perubahan hormon normal menyebabkan ovulasi menjadi lebih tidak teratur, dan fluktuasi tingkat estrogen. Ini berarti kamu bisa skip menstruasi, mengalami aliran yang lebih deras, bercak antar menstruasi, dan rentang PMS yang lebih lama.

"Hal yang selalu saya katakan tentang gejala perimenopause adalah satu hal yang dapat diprediksi adalah tidak ada yang dapat diprediksi," kata Dr. Streicher.

Jangan lupa, meski ovulasi tidak menentu, kamu tetap bisa hamil. Seorang perempuan tidak dalam menopause sampai haidnya berhenti setidaknya selama satu tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH