FITNESS & HEALTH
Hati-hati Infeksi Sekunder pada Anak, Dokter Menjelaskan 3 Alasannya
Mia Vale
Kamis 22 Desember 2022 / 08:00
Jakarta: Perubahan musim telah menimbulkan beberapa penyakit dan infeksi. Dan tampaknya paling parah menimpa anak-anak. Sama seperti infeksi primer, infeksi sekunder juga mengkhawatirkan.
Melalui Instagram, dokter anak Nihar Parekh, membahas meningkatnya kasus infeksi sekunder pada anak-anak dan urgensi untuk melakukan sesuatu. Tetapi sebelum mempelajari cara mencegah dan hal-hal yang perlu diingat, inilah yang dimaksud dengan infeksi sekunder.
Misal, anak batuk, anak demam, anak terkena virus, anak terkena infeksi primer. Orang tua mengobatinya dengan atau tanpa antibiotik. Hasilnya, anak sembuh. Namun, setelah dua hari, demam itu kembali muncul. Dokter pun menekankan untuk membawa anak ke rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan infeksi sekunder.

(Sebaiknya orang tua tidak menghentikan pemberian antibiotik jika anak mereka sembuh dalam satu atau dua hari. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Kedua, dosis awal antibiotik yang diberikan kepada anak hanya bekerja sementara, memungkinkan serangga untuk mendapatkan kembali kekuatannya dan menyebabkan episode penyakit lainnya.
Ketiga, resistensi antibiotik, di mana antibiotik standar tidak berfungsi lagi. Cara yang bermanfaat untuk mengatasi infeksi sekunder, Dr Parekh menyarankan orang tua untuk memeriksakan anak mereka, jika mereka jatuh sakit lagi dan demam setelah 24 -36 jam.
Dr Parekh juga memperingatkan orang tua untuk tidak menghentikan pemberian antibiotik jika anak mereka sembuh dalam satu atau dua hari. "Selesaikan antibiotik yang diresepkan," katanya. Selain itu, dokter anak menyarankan untuk tidak mengirim anak segera setelah sembuh. Ini karena selama fase kekebalan rendah pasca-virus, anak-anak cenderung terkena infeksi sekunder.
Terakhir, Dr. Parekh merekomendasikan untuk membiarkan anak-anak melanjutkan rutinitas mereka hanya lima sampai tujuh hari setelah infeksi. Selama 24 jam pertama setelah pemulihan, dia mengatakan anak-anak tidak boleh melakukan latihan keras atau stres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Melalui Instagram, dokter anak Nihar Parekh, membahas meningkatnya kasus infeksi sekunder pada anak-anak dan urgensi untuk melakukan sesuatu. Tetapi sebelum mempelajari cara mencegah dan hal-hal yang perlu diingat, inilah yang dimaksud dengan infeksi sekunder.
Apa itu infeksi sekunder?
"Infeksi sekunder adalah infeksi yang datang kembali atau infeksi yang disebabkan karena infeksi primer yang menurunkan kekebalan tubuh," jelas Dr Parekh yang berhasil dinukil dari Times of India.Misal, anak batuk, anak demam, anak terkena virus, anak terkena infeksi primer. Orang tua mengobatinya dengan atau tanpa antibiotik. Hasilnya, anak sembuh. Namun, setelah dua hari, demam itu kembali muncul. Dokter pun menekankan untuk membawa anak ke rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan infeksi sekunder.

(Sebaiknya orang tua tidak menghentikan pemberian antibiotik jika anak mereka sembuh dalam satu atau dua hari. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
3 penyebab utama infeksi sekunder
Menurut dokter, infeksi sekunder bisa disebabkan karena tiga hal. Pertama, infeksi utama adalah virus, yang menurunkan kekebalan. Tubuh melawan virus, tetapi mengambil bagian lain karena kekebalan yang rendah.Kedua, dosis awal antibiotik yang diberikan kepada anak hanya bekerja sementara, memungkinkan serangga untuk mendapatkan kembali kekuatannya dan menyebabkan episode penyakit lainnya.
Ketiga, resistensi antibiotik, di mana antibiotik standar tidak berfungsi lagi. Cara yang bermanfaat untuk mengatasi infeksi sekunder, Dr Parekh menyarankan orang tua untuk memeriksakan anak mereka, jika mereka jatuh sakit lagi dan demam setelah 24 -36 jam.
Dr Parekh juga memperingatkan orang tua untuk tidak menghentikan pemberian antibiotik jika anak mereka sembuh dalam satu atau dua hari. "Selesaikan antibiotik yang diresepkan," katanya. Selain itu, dokter anak menyarankan untuk tidak mengirim anak segera setelah sembuh. Ini karena selama fase kekebalan rendah pasca-virus, anak-anak cenderung terkena infeksi sekunder.
Terakhir, Dr. Parekh merekomendasikan untuk membiarkan anak-anak melanjutkan rutinitas mereka hanya lima sampai tujuh hari setelah infeksi. Selama 24 jam pertama setelah pemulihan, dia mengatakan anak-anak tidak boleh melakukan latihan keras atau stres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)