FITNESS & HEALTH

Kondisi Sehat Seperti Bryan May Bisa Kena Stroke, 6 Hal Ini Bisa Jadi Alasannya

Mia Vale
Kamis 05 September 2024 / 20:25
Jakarta: Ketika mendengar tentang pasien stroke, kamu mungkin akan berpikir mengenai seseorang yang berusia lanjut, kelebihan berat badan, tidak berolahraga, atau mungkin merokok. Ya, usia adalah salah satu faktor risiko terbesar, namun siapa pun dengan usia berapa pun bisa terkena stroke. 

Pun, pilihan gaya hidup berisiko, bisa meningkatkan kemungkinan terkena stroke. Seperti kita tahu, stroke disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak (stroke iskemik) atau perdarahan mendadak di otak (stroke hemoragik). 

Banyak hal yang meningkatkan risiko stroke. Beberapa faktor risiko ini dapat diubah untuk membantu mencegah stroke atau stroke di masa depan.

Namun ternyata, stroke juga bisa menyerang orang-orang yang pola hidupnya sehat, lho. Brian May, contohnya. Gitaris utama band rock Queen berusia 77 tahun ini melalui Channel News Asia, mengungkapkan kalau dirinya mengalami stroke ringan. Akibatnya, Brian kehilangan kendali sementara pada lengannya. Padahal menurutnya, secara umum dirinya sehat. 

"Semua orang berkata, tekanan darahmu bagus, detak jantungmu bagus, aku tetap bugar saat bersepeda, diet yang baik, tidak terlalu banyak lemak," papar Brian dalam unggahan video di situs webnya. Nah, artinya stroke bisa menyerang orang yang memiliki gaya hidup sehat, karena ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke meskipun seseorang memiliki gaya hidup sehat. Apa saja?


(Peningkatan denyut jantung yang konsisten dan berkelanjutan, peningkatan kadar hormon stres, dan peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan efek negatif pada tubuh kita. Efek jangka panjang dari stresor ini dapat meningkatkan kemungkinan mengalami stroke. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

1. Stres


Bila tidak dikelola dengan baik, stres dapat memicu tubuh mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin. Hal ini mengutip laman BBC, bisa membuat pembuluh darah tegang, sehingga tekanan darah pun naik.
 

2. Kelelahan


Kadang saat beraktivitas di luar, kita lupa menjaga kesehatan, misal Brian May yang notobene seorang musisi di mana pada masa mudanya banyak melakukan kegiatan bermusik. Nah, kelelahan yang didapat dari jam kerja yang panjang menyebabkan gangguan dalam sistem kardiovaskular dan meningkatkan tekanan darah. Bahkan bekerja di daerah dengan polusi udara juga dapat berkontribusi terhadap risiko stroke.
 

3. Riwayat keluarga dan genetika


Risiko terkena stroke lebih tinggi jika orang tua atau anggota keluarga lainnya pernah mengalami stroke, terutama pada usia yang lebih muda. Gen tertentu menurut NHLBI juga memengaruhi risiko stroke, termasuk gen yang menentukan golongan darah. Orang dengan golongan darah AB (yang tidak umum) memiliki risiko lebih tinggi.
 

4. Kondisi medis lainnya


Beberapa penyakit seperti sleep apnea, penyakit ginjal, dan sakit kepala migrain, juga merupakan faktor penyebab terjadinya stroke.
 

5. Jenis kelamin


Dapat berperan dalam risiko stroke. Pada usia yang lebih muda, laki-laki lebih besar kemungkinannya terkena stroke dibandingkan perempuan. Wanita yang mengonsumsi pil KB atau menggunakan terapi penggantian hormon mempunyai risiko lebih tinggi.
 

6. Masa kehamilan


Wanita juga berisiko lebih tinggi selama kehamilan dan beberapa minggu setelah melahirkan. Tekanan darah tinggi selama kehamilan – seperti akibat preeklamsia – meningkatkan risiko stroke di kemudian hari.
 

Patuhi peraturan


Meski sempat takut terhadap penyakitnya, Brian kini sedang masa pemulihan. May mengatakan bahwa dia hanya melakukan apa yang diperintahkan, yang pada dasarnya tidak melakukan apa-apa. 

"Saya harus berdiam diri, tidak diizinkan keluar, tidak diizinkan mengemudi, tidak diizinkan naik pesawat, tidak diizinkan meningkatkan detak jantung terlalu tinggi, tidak diizinkan ada pesawat terbang di atas yang bisa membuat saya stres. Dan kini, saya baik-baik saja," jelas Brian yang sudah bisa bermain gitar kembali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH