FITNESS & HEALTH
Peta Jalan Eliminasi Malaria, Pemerintah Targetkan tak Ada Penularan Lokal pada 2030
A. Firdaus
Sabtu 12 Oktober 2024 / 15:13
Jakarta: Pada pekan ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja meluncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria dan Pencegahan Penularan Kembali untuk periode 2025-2045 di Jakarta pada Kamis (10/10/2024).
Peluncuran peta jalan ini diharapkan dapat menggalang dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, terutama pemimpin negara-negara berkembang, untuk menyuarakan pentingnya pemberantasan malaria. Sebab, angka kematian akibat malaria lebih tinggi dibandingkan perang pada umumnya.
Hingga Juni 2024, sekitar 77% (398 dari 514) kabupaten/kota telah menerima sertifikat eliminasi malaria, sementara 23% sisanya berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tersebut. Namun, Indonesia masih mencatat sekitar 400.000 kasus malaria setiap tahunnya.
Pemerintah menargetkan tidak ada penularan lokal malaria di seluruh kabupaten/kota pada 2030, dan kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi mampu mempertahankan status tersebut.
Baca juga: Luncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria, Ini Harapan Kemenkes
Jangka waktu yang dicanangkan untuk mencapai target Indonesia bebas malaria adalah pada 2025 sampai 2045. Pada periode 2025-2030, fokusnya adalah mempercepat penurunan beban penyakit dan pencapaian eliminasi malaria.
Periode berikutnya, 2031-2035, adalah menyelaraskan sistem kesehatan dengan pendekatan One Health yang komprehensif dan mempertahankan eliminasi malaria. Pada 2036-2040, kolaborasi One Health akan diperkuat untuk mencegah kembalinya malaria. Pada 2041-2045, tujuannya adalah Indonesia bebas malaria secara penuh.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, selain meluncurkan peta jalan eliminasi ini, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi malaria di tanah air.
Upaya tersebut antara lain memperkuat surveilans, menyebarkan alat rapid test dan mikroskop ke semua puskesmas. Tenaga kesehatan juga sudah dilatih untuk memeriksa hasil tes. Kemudian, pada tataran yang lebih canggih (advance), pemerintah telah memasang laboratorium PCR di 514 kabupaten/kota.
"Dengan demikian, kemampuan kita untuk mendeteksi itu ada. Ini penting karena kalau tidak terdeteksi (malaria), orang-orang ini bisa menularkan ke orang lain," pungkas Menkes Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Peluncuran peta jalan ini diharapkan dapat menggalang dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, terutama pemimpin negara-negara berkembang, untuk menyuarakan pentingnya pemberantasan malaria. Sebab, angka kematian akibat malaria lebih tinggi dibandingkan perang pada umumnya.
Hingga Juni 2024, sekitar 77% (398 dari 514) kabupaten/kota telah menerima sertifikat eliminasi malaria, sementara 23% sisanya berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tersebut. Namun, Indonesia masih mencatat sekitar 400.000 kasus malaria setiap tahunnya.
Pemerintah menargetkan tidak ada penularan lokal malaria di seluruh kabupaten/kota pada 2030, dan kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi mampu mempertahankan status tersebut.
Baca juga: Luncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria, Ini Harapan Kemenkes
Jangka waktu yang dicanangkan untuk mencapai target Indonesia bebas malaria adalah pada 2025 sampai 2045. Pada periode 2025-2030, fokusnya adalah mempercepat penurunan beban penyakit dan pencapaian eliminasi malaria.
Periode berikutnya, 2031-2035, adalah menyelaraskan sistem kesehatan dengan pendekatan One Health yang komprehensif dan mempertahankan eliminasi malaria. Pada 2036-2040, kolaborasi One Health akan diperkuat untuk mencegah kembalinya malaria. Pada 2041-2045, tujuannya adalah Indonesia bebas malaria secara penuh.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, selain meluncurkan peta jalan eliminasi ini, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi malaria di tanah air.
Upaya tersebut antara lain memperkuat surveilans, menyebarkan alat rapid test dan mikroskop ke semua puskesmas. Tenaga kesehatan juga sudah dilatih untuk memeriksa hasil tes. Kemudian, pada tataran yang lebih canggih (advance), pemerintah telah memasang laboratorium PCR di 514 kabupaten/kota.
"Dengan demikian, kemampuan kita untuk mendeteksi itu ada. Ini penting karena kalau tidak terdeteksi (malaria), orang-orang ini bisa menularkan ke orang lain," pungkas Menkes Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)