FITNESS & HEALTH

Bukan Cuma Fobia, Kenali 6 Jenis Anxiety Agar Peduli dengan Diri Sendiri

Medcom
Selasa 22 Agustus 2023 / 16:20
Jakarta: Anxiety atau kecemasan tak luput dari apa yang kamu rasakan ketika sedang mencoba hal baru. Namun, kecemasan berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan mental, lho.

Berdasarkan data, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jika terdapat 301 juta orang memiliki gangguan mental ini di dunia, di mana 58 juta penderita anxiety disorder adalah anak-anak dan remaja.

Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa gangguan kecemasan berada di peringkat 2 dari 10 penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Data ini pun tercatat mulai dari tahun 1990-an sampai 2017.

Anxiety sendiri bukan hanya sekadar kecemasan biasa. Namun, kecemasan berlebihan hingga sulit melakukan aktiviyas yang membuat hal ini perlu perhatian tinggi. Selain itu, ada banyak jenis anxiety yang perlu diketahui.

Orang-orang kebanyakan hanya mengetahui fobia sebagai anxiety. Namun, ada juga daftar anxiety lainnya yang perlu kamu ketahui. Menurut dr. Sienny Agustin via Alodokter, ada enam jenis anxiety yang perlu masyarakat ketahui, yakni:
 

1. Fobia


Fobia adalah jenis gangguan anxiety yang membuat penderitanya memiliki rasa takut yang berlebihan dan cenderung tidak rasional terhadap suatu benda, binatang, atau situasi tertentu. Mereka cenderung menjauhi apa yang ditakuti.

Orang yang memiliki fobia bisa mengalami serangan panik atau rasa takut yang hebat ketika melihat sesuatu atau berada di tempat yang menjadi pemicu fobia. Misalnya fobia kegelapan, fobia serangga, dan lainnya.
 

2. Generalized anxiety disorder


Anxiety yang muncul akibat gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder bisa dirasakan setiap hari dan menetap hingga lebih dari 6 bulan. Akibatnya, penderita gangguan kecemasan ini akan menjadi sulit menjalani aktivitas dan pekerjaan sehari-hari.

Selain munculnya rasa cemas yang mengganggu, penderita gangguan kecemasan umum juga dapat merasa gejala lainnya. Seperti gejala cepat lelah, tegang, mual, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, sesak, dan insomnia.
 

3. Social anxiety


Social anxiety atau gangguan kecemasan sosial adalah kecemasan atau ketakutan yang luar biasa terhadap lingkungan sosial. Bisa juga situasi ketika harus berinteraksi dengan orang lain.

Pengidapnya selalu merasa diawasi dan dinilai oleh orang lain, serta takut atau merasa malu secara berlebihan saat berada di keramaian. Karena itu, pengidapnya selalu berusaha menghindari situasi yang mengharuskan ia bertemu atau berinteraksi dengan banyak orang.
 

4. Panic attack


Panic attack atau gangguan panik bisa merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas. Anxiety dan serangan panik akibat gangguan ini dapat muncul kapan saja dan terjadi secara tiba-tiba atau berulang.

Ketika gejala panik muncul, penderianya dapat merasakan sejumlah gejala lain, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, pusing, sesak napas, serta tubuh gemetar dan terasa lemas. Pun, pengidapnya tak dapat prediksi kapan itu akan terjadi.

Karena tak dapat diprediksi, tak sedikit penderita gangguan panik yang menjauhkan diri dari lingkungan sosial. Hal ini dikarenakan takut serangan paniknya kambuh di tempat umum.
 

5. PTSD (post-traumatic stres disorder)


Gangguan stres pascatrauma atau PTSD dapat muncul pada seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya yang mengancam nyawa. Misalnya karena bencana alam, peristiwa mengerikan, dan lainnya.

Orang yang menderita PTSD sering kali susah untuk melupakan pengalaman traumatisnya, baik terlintas dalam benak atau saat bermimpi. Ini membuatnya merasa bersalah, terisolasi, dan sulit bersosialisasi dengan orang lain.

Selain itu, karena bisa terlintas melalui mimpi, pengidapnya seringkali mengalami insomnia. Hal ini dikarenakan pikirannya yang takut untuk melihat kejadian traumatis tersebut di dalam mimpi.
 

6. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)


Orang yang menderita gangguan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Tujuannya adalah untuk meringankan rasa cemas yang berasal dari pikirannya sendiri.

Gangguan ini sulit dikendalikan, bersifat menetap, dan dapat kambuh kapan saja. Hal ini membuat penderitanya terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Itulah jenis-jenis dari anxiety. Jika kamu merasakan hal-hal seperti di atas, sebaiknya untuk menghubungi psikolog. Karena psikolog akan membantumu mendiagnosis dan juga menghadapi kecemasan yang dialami.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH