FITNESS & HEALTH
5 Alasan Mengapa Serangan Jantung Lebih Banyak Terjadi di Pagi Hari
Mia Vale
Minggu 15 Juni 2025 / 08:21
Jakarta: Serangan jantung, yang juga dikenal sebagai infark miokard, terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung tiba-tiba tersumbat, biasanya oleh gumpalan di arteri koroner. Tanpa darah yang kaya oksigen, otot jantung di area tersebut mulai mati.
Berdasarkan statistik, ini adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Berkisar 32 persen dari semua kematian global pada tahun 2019 terkait dengan penyakit kardiovaskular, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dan, 85 persen dari kematian ini disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Baca juga: Peran dan Jangkauan Philips dalam Kesehatan pada Daerah 3T di Indonesia
Serangan jantung dapat terjadi pada siang atau malam hari. Namun menurut penelitian, infark miokard lebih sering terjadi pada dini hari. Mungkin ada risiko lebih tinggi terkena serangan jantung di pagi hari.
Sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam American Journal Of Hypertension, menunjukkan bahwa antara pukul 06.00 pagi dan siang hari, ada risiko serangan jantung 40 persen lebih tinggi. Berikut alasan mengapa serangan jantung di pagi hari mungkin lebih umum.
Saat kamu bangun, tekanan darah dan hormon stres cenderung meningkat. "Selama tidur, Rapid Eye Movement (REM), yang terjadi di pagi hari, sistem saraf otonom melepaskan hormon seperti adrenalin, noradrenalin, dan kortisol," jelas ahli jantung, dr. Abhijit Borse, kepada HealthShots. Hormon-hormon ini meningkatkan aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah, sehingga membebani jantung dan mengurangi pasokan oksigennya.
.jpg)
(Serangan jantung dapat terjadi kapan saja, tetapi sering kali terjadi di pagi hari karena berkaitan dengan jam biologis tubuh. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kemampuan tubuh untuk membekukan darah setelah cedera dapat menyelamatkan nyawa. Tapi ketika bekuan darah terbentuk di dalam arteri, hal itu berpotensi menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian jantung mendadak.
Aktivitas pengenceran bekuan darah menurun drastis di pagi hari karena peningkatan senyawa tertentu yang mendorong pembekuan darah di dalam tubuh. Akibatnya, hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya penyumbatan aliran darah, yang berkontribusi pada puncak gangguan jantung yang tidak diinginkan di pagi hari.
Kurangnya cairan yang terjadi semalaman juga mengentalkan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung di pagi hari. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition menunjukkan bahwa dehidrasi ringan pada orang muda yang sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Meski alarm dapat membantu untuk bangun tepat waktu, hindari jika kamu memiliki tekanan darah tinggi. Pasalnya, bangun tiba-tiba karena alarm bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung secara tiba-tiba.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Heart & Lung menemukan bahwa orang yang menggunakan alarm, memiliki tekanan darah di pagi hari, 74 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bangun secara alami.
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan jantung dan otak. Gangguan tidur akan mengganggu tidur, sehingga sulit mendapatkan istirahat yang dibutuhkan untuk tetap sehat.
Faktanya, gangguan tidur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Kurang tidur dan masalah tidur juga dikaitkan dengan peningkatan peradangan dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Baca juga: Penyakit Jantung Dominasi Wafatnya Jemaah Haji
Beberapa orang, terutama wanita dan orang dewasa yang lebih tua, sebaiknya menyadari tanda-tanda yang lebih samar terlebih dulu. Ingat, yang terpenting, mencegah faktor risiko seperti merokok, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
Tidak lupa kelola stres, pertahankan gaya hidup sehat, tetap terhidrasi, dan konsultasikan dengan dokter untuk mengelola faktor risiko terkait jantung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Berdasarkan statistik, ini adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Berkisar 32 persen dari semua kematian global pada tahun 2019 terkait dengan penyakit kardiovaskular, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dan, 85 persen dari kematian ini disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Baca juga: Peran dan Jangkauan Philips dalam Kesehatan pada Daerah 3T di Indonesia
Serangan jantung dapat terjadi pada siang atau malam hari. Namun menurut penelitian, infark miokard lebih sering terjadi pada dini hari. Mungkin ada risiko lebih tinggi terkena serangan jantung di pagi hari.
Sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam American Journal Of Hypertension, menunjukkan bahwa antara pukul 06.00 pagi dan siang hari, ada risiko serangan jantung 40 persen lebih tinggi. Berikut alasan mengapa serangan jantung di pagi hari mungkin lebih umum.
1. Pelepasan hormon tertentu
Saat kamu bangun, tekanan darah dan hormon stres cenderung meningkat. "Selama tidur, Rapid Eye Movement (REM), yang terjadi di pagi hari, sistem saraf otonom melepaskan hormon seperti adrenalin, noradrenalin, dan kortisol," jelas ahli jantung, dr. Abhijit Borse, kepada HealthShots. Hormon-hormon ini meningkatkan aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah, sehingga membebani jantung dan mengurangi pasokan oksigennya.
2. Terjadi pembekuan darah
.jpg)
(Serangan jantung dapat terjadi kapan saja, tetapi sering kali terjadi di pagi hari karena berkaitan dengan jam biologis tubuh. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kemampuan tubuh untuk membekukan darah setelah cedera dapat menyelamatkan nyawa. Tapi ketika bekuan darah terbentuk di dalam arteri, hal itu berpotensi menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian jantung mendadak.
Aktivitas pengenceran bekuan darah menurun drastis di pagi hari karena peningkatan senyawa tertentu yang mendorong pembekuan darah di dalam tubuh. Akibatnya, hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya penyumbatan aliran darah, yang berkontribusi pada puncak gangguan jantung yang tidak diinginkan di pagi hari.
3. Dehidrasi
Kurangnya cairan yang terjadi semalaman juga mengentalkan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung di pagi hari. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition menunjukkan bahwa dehidrasi ringan pada orang muda yang sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
4. Bangun tiba-tiba karena alarm
Meski alarm dapat membantu untuk bangun tepat waktu, hindari jika kamu memiliki tekanan darah tinggi. Pasalnya, bangun tiba-tiba karena alarm bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung secara tiba-tiba.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Heart & Lung menemukan bahwa orang yang menggunakan alarm, memiliki tekanan darah di pagi hari, 74 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bangun secara alami.
5. Mengalami gangguan tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan jantung dan otak. Gangguan tidur akan mengganggu tidur, sehingga sulit mendapatkan istirahat yang dibutuhkan untuk tetap sehat.
Faktanya, gangguan tidur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Kurang tidur dan masalah tidur juga dikaitkan dengan peningkatan peradangan dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Baca juga: Penyakit Jantung Dominasi Wafatnya Jemaah Haji
Beberapa orang, terutama wanita dan orang dewasa yang lebih tua, sebaiknya menyadari tanda-tanda yang lebih samar terlebih dulu. Ingat, yang terpenting, mencegah faktor risiko seperti merokok, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
Tidak lupa kelola stres, pertahankan gaya hidup sehat, tetap terhidrasi, dan konsultasikan dengan dokter untuk mengelola faktor risiko terkait jantung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)