FITNESS & HEALTH
Daging Kurban Menyebabkan Kolesterol, Ini Tips Mengelolanya
Aulia Putriningtias
Jumat 06 Juni 2025 / 20:15
Jakarta: Hari Raya Iduladha menjadi momen terbaik untuk menikmati santapan lezat daging kurban. Namun, tak sedikit orang-orang yang khawatir mengenai kolesterol naik. Apakah benar daging kurban sebabkan kolesterol naik?
Konsumsi daging kurban memang meningkat drastis saat Iduladha datang. Jika biasanya kita makan daging seminggu sekali, selama periode kurban bisa jadi setiap hari ada menu daging di meja makan.
Kandungan lemak jenuh dalam daging kurban berperan besar untuk memicu lonjakan kolesterol jahat (LDL). Hal ini menjadi fakfor risiko utama jantung.
Baca juga: 30 menit setiap hari, Cara Bikin Jantung Lebih Efisien dan Pangkas Kolesterol
Sayangnya, banyak tak mengenali ciri-ciri kolesterol naik ketika mengonsumsi banyak daging kurban dengan jumlah yang bikin mengenyangkan. Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi IPB University yang juga Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Ahmad Sulaeman, mengatakan bahwa kita sebenarnya dapat mengonsumsi daging kurban tanpa cemas.
"Agar tetap bisa menikmati daging kurban tanpa khawatir akan naiknya kolesterol, penting untuk memperhatikan pilihan bagian daging, cara pengolahan, dan porsi konsumsi," katanya, dilansir pada 6 Juni 2025 melalui laman resmi IPB University.
Prof. Ahmad menyarankan bahwa pilihlah bagian daging yang rendah lemak, seperti tenderloin, sirloin, atau paha pada sapi, dan bagian punggung atau paha pada kambing. Lemak putih kekuningan yang menempel pada daging sebaiknya dibuang sebelum dimasak.
Prof Ahmad juga mengimbau untuk menghindari konsumsi jeroan. Jeroan ini seperti hati dan ginjal yang memang tinggi kandungan kolesterolnya. Bagian ini tak sedikit dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat, yang harusnya kita hidari.
Pada proses pengolahan, Prof. Ahmad menganjurkam metode kukus atau rebus untuk mengurangi kadar lemak. Dengan cara memanggang juga cara yang baik sebagai alternatif. Sebaliknya, ia menyarankan untuk menghindari menggoreng daging, terutama dengan minyak berlebih.
“Penggunaan santan juga sebaiknya dikurangi dan diganti dengan santan rendah lemak atau susu kedelai,” tambahnya.
Hal terpenting adalah pengendalian porsi dalam mengonsumsi. Perlunya disertakan serat sebagai pengimbang. Keberadaan serat ini akan mengurangi penyerapan kolesterol oleh pembuluh darah karena banyak kolesterol dan lemak terjerap di dalam serat.
"Sayuran seperti lalapan daun pohpohan, rebus daun ubi, daun labu, hingga acar mentimun salad dan nanas bisa membantu mengurangi penyerapan kolesterol," jelas Prof. Ahmad.
Sertakan dua kali lebih banyak dari porsi nasi atau masakan daging. Jangan lupa untuk menyarankan konsumsi buah segar sebanyak lima sajian per hari, seperti pepaya, semangka, atau melon, untuk membantu tubuh untuk memproduksi asam empedu lebih banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Konsumsi daging kurban memang meningkat drastis saat Iduladha datang. Jika biasanya kita makan daging seminggu sekali, selama periode kurban bisa jadi setiap hari ada menu daging di meja makan.
Kandungan lemak jenuh dalam daging kurban berperan besar untuk memicu lonjakan kolesterol jahat (LDL). Hal ini menjadi fakfor risiko utama jantung.
Baca juga: 30 menit setiap hari, Cara Bikin Jantung Lebih Efisien dan Pangkas Kolesterol
Sayangnya, banyak tak mengenali ciri-ciri kolesterol naik ketika mengonsumsi banyak daging kurban dengan jumlah yang bikin mengenyangkan. Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi IPB University yang juga Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Ahmad Sulaeman, mengatakan bahwa kita sebenarnya dapat mengonsumsi daging kurban tanpa cemas.
"Agar tetap bisa menikmati daging kurban tanpa khawatir akan naiknya kolesterol, penting untuk memperhatikan pilihan bagian daging, cara pengolahan, dan porsi konsumsi," katanya, dilansir pada 6 Juni 2025 melalui laman resmi IPB University.
Prof. Ahmad menyarankan bahwa pilihlah bagian daging yang rendah lemak, seperti tenderloin, sirloin, atau paha pada sapi, dan bagian punggung atau paha pada kambing. Lemak putih kekuningan yang menempel pada daging sebaiknya dibuang sebelum dimasak.
Prof Ahmad juga mengimbau untuk menghindari konsumsi jeroan. Jeroan ini seperti hati dan ginjal yang memang tinggi kandungan kolesterolnya. Bagian ini tak sedikit dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat, yang harusnya kita hidari.
Pada proses pengolahan, Prof. Ahmad menganjurkam metode kukus atau rebus untuk mengurangi kadar lemak. Dengan cara memanggang juga cara yang baik sebagai alternatif. Sebaliknya, ia menyarankan untuk menghindari menggoreng daging, terutama dengan minyak berlebih.
“Penggunaan santan juga sebaiknya dikurangi dan diganti dengan santan rendah lemak atau susu kedelai,” tambahnya.
Hal terpenting adalah pengendalian porsi dalam mengonsumsi. Perlunya disertakan serat sebagai pengimbang. Keberadaan serat ini akan mengurangi penyerapan kolesterol oleh pembuluh darah karena banyak kolesterol dan lemak terjerap di dalam serat.
"Sayuran seperti lalapan daun pohpohan, rebus daun ubi, daun labu, hingga acar mentimun salad dan nanas bisa membantu mengurangi penyerapan kolesterol," jelas Prof. Ahmad.
Sertakan dua kali lebih banyak dari porsi nasi atau masakan daging. Jangan lupa untuk menyarankan konsumsi buah segar sebanyak lima sajian per hari, seperti pepaya, semangka, atau melon, untuk membantu tubuh untuk memproduksi asam empedu lebih banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)