FITNESS & HEALTH
Walau Tidak Menular, Yuk Cari Tahu Apa Itu Dermatitis Atopik pada Anak
Mia Vale
Senin 28 Oktober 2024 / 22:51
Jakarta: Dermatitis atopik merupakan salah satu penyakit kulit yang kerap ditemukan pada anak-anak. Walaupun bukan penyakit menular, namun gejalanya yang menyebabkan ketidaknyamanan sering kali menjadi perhatian bagi para orang tua.
Pada kondisi ini, kulit anak akan mengalami iritasi, merah, kering, bergelombang, dan gatal. Ada beberapa jenis eksem, namun yang paling umum adalah dermatitis atopik.
Bagi banyak orang, "eksem" dan "dermatitis atopik" memiliki arti yang sama. Sebagian besar anak, eksem mulai membaik pada usia lima atau enam tahun. Terkadang eksemnya hilang. Pada anak-anak lain, penyakit ini mungkin muncul lagi saat mereka memasuki masa pubertas.
Beberapa orang masih mengalami eksem saat dewasa, dengan area gatal yang terlihat kering dan bersisik. Pengetahuan mendalam mengenai penyakit ini adalah kunci untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Pada dasarnya, dokter belum mengetahui secara pasti apa penyebab eksem. Mungkin ada perbedaan dalam cara sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi terhadap suatu hal. Alergi kulit mungkin terlibat dalam beberapa bentuk eksem.
Walaupun bisa muncul pada usia berapa saja, dermatitis sangat umum ditemukan pada anak-anak. Dan gejala umum pada dermatitis mengutip laman Kids Health, meliputi:
Dari gejala umum di atas, gejala yang timbul bisa juga bermacam-macam, seperti:

(Dermatitis atopik juga disebut dengan eksem atopik atau eksem kering. Kondisi ini tidak menular dan biasanya muncul pada bayi atau balita, serta bisa kambuh hingga dewasa. Foto: Dok. Alodokter)
- Pada bayi berusia kurang dari 1 tahun, eksem biasanya muncul di pipi, dahi, atau kulit kepala. Ini mungkin menyebar ke lutut, siku, dan batang tubuh (tetapi biasanya tidak di area popok).
- Anak-anak yang lebih tua dan remaja biasanya mengalami ruam di bagian siku, di belakang lutut, di leher, atau di pergelangan tangan dan pergelangan kaki bagian dalam.
Kulit mereka sering kali lebih bersisik dan kering dibandingkan saat eksem pertama kali muncul. Ini juga bisa menjadi lebih tebal, lebih gelap, atau bekas luka akibat garukan.
Tidak ada obat untuk eksem. Namun pengobatan dapat membantu mengatasi gejalanya. Dokter akan merekomendasikan pengobatan berbeda berdasarkan seberapa parah gejalanya, usia anak, dan lokasi ruam.
Beberapa bersifat "topikal" dan dioleskan pada kulit, yang lainnya diminum. Berikut beberapa cara mengobati dermatitis atopik.
Baca juga: Kulit Terasa Kering dan Gatal, Ini 5 Penyebabnya
- Pelembap topikal. Waktu terbaik untuk mengaplikasikan pelembap adalah setelah mandi, dengan kulit ditepuk-tepuk hingga kering dengan lembut. Salep (seperti petroleum jelly) dan krim adalah pilihan terbaik karena mengandung banyak minyak. Losion mengandung terlalu banyak air sehingga tidak bisa membantu.
- Kortikosteroid topikal, disebut juga krim atau salep kortison atau steroid. Ini meredakan peradangan kulit. Jangan asal menggunakan steroid ini, karena salah menggunakan pada area sensitif dapat merusak kulit, utamanya pada bayi.
- Obat anti-inflamasi topikal lainnya, termasuk obat-obatan yang mengubah cara sistem kekebalan kulit bereaksi.
- Obat diminum, dapat berupa antihistamin (obat antialergi) untuk membantu anak yang mengalami gatal-gatal tidur lebih nyenyak di malam hari, antibiotik jika ruamnya terinfeksi bakteri, dan pil kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh.
Untuk orang tua, bantu cegah atau obati eksem dengan menjaga kulit anak Moms agar tidak kering atau gatal dan menghindari pemicu yang menyebabkan kambuhnya eksem.
Anak-anak dan remaja penderita eksem rentan terhadap infeksi kulit. Hubungi dokter segera jika Moks melihat tanda-tanda awal infeksi kulit, seperti:
- Demam
- Kemerahan dan rasa hangat pada atau sekitar area yang terkena
- Benjolan berisi nanah di atau sekitar area yang terkena
- Area pada kulit yang tampak seperti luka dingin atau lepuh demam
Hubungi juga dokter jika Moms melihat perubahan mendadak atau eksem yang memburuk, atau jika eksem tidak merespons obat rekomendasi dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pada kondisi ini, kulit anak akan mengalami iritasi, merah, kering, bergelombang, dan gatal. Ada beberapa jenis eksem, namun yang paling umum adalah dermatitis atopik.
Bagi banyak orang, "eksem" dan "dermatitis atopik" memiliki arti yang sama. Sebagian besar anak, eksem mulai membaik pada usia lima atau enam tahun. Terkadang eksemnya hilang. Pada anak-anak lain, penyakit ini mungkin muncul lagi saat mereka memasuki masa pubertas.
Beberapa orang masih mengalami eksem saat dewasa, dengan area gatal yang terlihat kering dan bersisik. Pengetahuan mendalam mengenai penyakit ini adalah kunci untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Tanda-tanda dermatitis atopik
Pada dasarnya, dokter belum mengetahui secara pasti apa penyebab eksem. Mungkin ada perbedaan dalam cara sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi terhadap suatu hal. Alergi kulit mungkin terlibat dalam beberapa bentuk eksem.
Walaupun bisa muncul pada usia berapa saja, dermatitis sangat umum ditemukan pada anak-anak. Dan gejala umum pada dermatitis mengutip laman Kids Health, meliputi:
- - Kemerahan pada kulit
- - Ruam atau bintik-bintik kecil
- - Gatal
- - Kulit kering atau bersisik
- - Pembengkakan atau vesikel (bintik berisi cairan)
Dari gejala umum di atas, gejala yang timbul bisa juga bermacam-macam, seperti:

(Dermatitis atopik juga disebut dengan eksem atopik atau eksem kering. Kondisi ini tidak menular dan biasanya muncul pada bayi atau balita, serta bisa kambuh hingga dewasa. Foto: Dok. Alodokter)
- Pada bayi berusia kurang dari 1 tahun, eksem biasanya muncul di pipi, dahi, atau kulit kepala. Ini mungkin menyebar ke lutut, siku, dan batang tubuh (tetapi biasanya tidak di area popok).
- Anak-anak yang lebih tua dan remaja biasanya mengalami ruam di bagian siku, di belakang lutut, di leher, atau di pergelangan tangan dan pergelangan kaki bagian dalam.
Kulit mereka sering kali lebih bersisik dan kering dibandingkan saat eksem pertama kali muncul. Ini juga bisa menjadi lebih tebal, lebih gelap, atau bekas luka akibat garukan.
Penanganan dermatitis atopik
Tidak ada obat untuk eksem. Namun pengobatan dapat membantu mengatasi gejalanya. Dokter akan merekomendasikan pengobatan berbeda berdasarkan seberapa parah gejalanya, usia anak, dan lokasi ruam.
Beberapa bersifat "topikal" dan dioleskan pada kulit, yang lainnya diminum. Berikut beberapa cara mengobati dermatitis atopik.
Baca juga: Kulit Terasa Kering dan Gatal, Ini 5 Penyebabnya
- Pelembap topikal. Waktu terbaik untuk mengaplikasikan pelembap adalah setelah mandi, dengan kulit ditepuk-tepuk hingga kering dengan lembut. Salep (seperti petroleum jelly) dan krim adalah pilihan terbaik karena mengandung banyak minyak. Losion mengandung terlalu banyak air sehingga tidak bisa membantu.
- Kortikosteroid topikal, disebut juga krim atau salep kortison atau steroid. Ini meredakan peradangan kulit. Jangan asal menggunakan steroid ini, karena salah menggunakan pada area sensitif dapat merusak kulit, utamanya pada bayi.
- Obat anti-inflamasi topikal lainnya, termasuk obat-obatan yang mengubah cara sistem kekebalan kulit bereaksi.
- Obat diminum, dapat berupa antihistamin (obat antialergi) untuk membantu anak yang mengalami gatal-gatal tidur lebih nyenyak di malam hari, antibiotik jika ruamnya terinfeksi bakteri, dan pil kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh.
Untuk orang tua, bantu cegah atau obati eksem dengan menjaga kulit anak Moms agar tidak kering atau gatal dan menghindari pemicu yang menyebabkan kambuhnya eksem.
Kapan harus ke dokter?
Anak-anak dan remaja penderita eksem rentan terhadap infeksi kulit. Hubungi dokter segera jika Moks melihat tanda-tanda awal infeksi kulit, seperti:
- Demam
- Kemerahan dan rasa hangat pada atau sekitar area yang terkena
- Benjolan berisi nanah di atau sekitar area yang terkena
- Area pada kulit yang tampak seperti luka dingin atau lepuh demam
Hubungi juga dokter jika Moms melihat perubahan mendadak atau eksem yang memburuk, atau jika eksem tidak merespons obat rekomendasi dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)