FITNESS & HEALTH
Pencegahan Kanker dengan Melakukan Deteksi Dini
Raka Lestari
Rabu 24 Februari 2021 / 11:25
Jakarta: Kanker merupakan salah satu penyakit yang membahayakan. Sayangnya, sebagian besar kasus kanker yang terdeteksi sudah dalam tahap stadium akhir. Jika sudah memasuki stadium akhir, kanker akan sulit disembuhkan dan angka harapan hidup dari pasien pun akan semakin berkurang.
Menurut data GLOBOCAN 2020, estimasi kejadian kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus baru dan sebanyak 234.511 kematian akibat kanker. Sementara itu, para ahli dari Lembaga Riset Kanker di Inggris menemukan bahwa kebanyakan kanker payudara dan kanker rektal dideteksi sepuluh tahun setelah tumbuh.
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet Public Health dari American Cancer Society, selama 20 tahun terakhir menunjukkan terjadi peningkatan tajam pada kejadian kanker. Terutama pada mereka yang berusia 25 sampai dengan 49 tahun, khususnya yang mengalami obesitas.
Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Murniati Widodo AS, mengatakan, hanya 5 sampai 10 persen kanker yang diakibatkan oleh faktor genetika. Sedangkan selebihnya disebabkan oleh lingkungan dan pola hidup.
"Oleh sebab itu, merupakan suatu keharusan bagi generasi milenial untuk waspada terhadap kanker, dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker, sebab pola hidup generasi milenial saat ini dapat menentukan kondisi kesehatan mereka 10 hingga 20 tahun mendatang," ujar Murniati dalam acara Webinar: Milenials Care for Cancer: Peduli & Cegah Kanker Sejak Dini.
Salah satu jenis kanker yang bisa dilakukan deteksi dini adalah kanker payudara. Menurut GLOBOCAN 2020, di Indonesia terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara, dengan jumlah kematian akibat kanker payudara sebanyak 22.430 kasus.
“Kebanyakan pasien kanker datang pada stadium lanjut, padahal jika kanker dideteksi dini maka tingkat kesembuhannya akan semakin tinggi. Untuk itu, masyarakat, termasuk generasi milenial perlu mengetahui cara mendeteksi dini," ujar Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik.
Menurut Dr. Nadia, untuk deteksi dini kanker payudara, bisa melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) serta tes USG atau tes mammografi, dan kanker leher rahim dengan tes papsmear.
"Lebih penting lagi adalah mencegah terjadinya kanker sejak usia muda dengan pola hidup sehat, tidak makan-makanan yang diolah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan berolah raga secara teratur,” tutup Dr. Nadia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut data GLOBOCAN 2020, estimasi kejadian kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus baru dan sebanyak 234.511 kematian akibat kanker. Sementara itu, para ahli dari Lembaga Riset Kanker di Inggris menemukan bahwa kebanyakan kanker payudara dan kanker rektal dideteksi sepuluh tahun setelah tumbuh.
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet Public Health dari American Cancer Society, selama 20 tahun terakhir menunjukkan terjadi peningkatan tajam pada kejadian kanker. Terutama pada mereka yang berusia 25 sampai dengan 49 tahun, khususnya yang mengalami obesitas.
Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Murniati Widodo AS, mengatakan, hanya 5 sampai 10 persen kanker yang diakibatkan oleh faktor genetika. Sedangkan selebihnya disebabkan oleh lingkungan dan pola hidup.
"Oleh sebab itu, merupakan suatu keharusan bagi generasi milenial untuk waspada terhadap kanker, dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker, sebab pola hidup generasi milenial saat ini dapat menentukan kondisi kesehatan mereka 10 hingga 20 tahun mendatang," ujar Murniati dalam acara Webinar: Milenials Care for Cancer: Peduli & Cegah Kanker Sejak Dini.
Salah satu jenis kanker yang bisa dilakukan deteksi dini adalah kanker payudara. Menurut GLOBOCAN 2020, di Indonesia terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara, dengan jumlah kematian akibat kanker payudara sebanyak 22.430 kasus.
“Kebanyakan pasien kanker datang pada stadium lanjut, padahal jika kanker dideteksi dini maka tingkat kesembuhannya akan semakin tinggi. Untuk itu, masyarakat, termasuk generasi milenial perlu mengetahui cara mendeteksi dini," ujar Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik.
Menurut Dr. Nadia, untuk deteksi dini kanker payudara, bisa melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) serta tes USG atau tes mammografi, dan kanker leher rahim dengan tes papsmear.
"Lebih penting lagi adalah mencegah terjadinya kanker sejak usia muda dengan pola hidup sehat, tidak makan-makanan yang diolah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan berolah raga secara teratur,” tutup Dr. Nadia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)