FITNESS & HEALTH

Mengenal Alergi Air, Cermati Tanda dan Gejalanya

Raka Lestari
Selasa 04 Februari 2020 / 14:43

Jakarta: Pernahkah kamu mendengar seseorang yang memiliki alergi air? Alergi ini sepertinya kurang familiar ya. Seperti kita ketahui, alergi memiliki berbagai jenis, mulai dari alergi debu sampai alergi tanaman. Namun ternyata, ada juga jenis alergi terhadap air meskipun memang hal tersebut jarang terjadi.

Reaksi terjadi ketika tubuh melepaskan histamin ketika terkena air di kulit. Dan, alergi tersebut bisa muncul ketika sedang mandi, berenang, atau dalam beberapa kasus hanya dengan minum air.

Jika kamu alergi terhadap air, kemungkinan akan didiagnosis dengan salah satu dari dua kondisi, yaitu aquagenic urticarial atau aquagenic pruritus. Urtikaria adalah istilah medis untuk ruam kulit atau gatal-gatal yang muncul. Sedangkan pruritus berarti gatal atau sensasi kulit yang tidak nyaman.

“Yang terakhir (pruritus aquagenik) umumnya lebih parah,” jelas Sapna Palep, MD, seorang dokter kulit bersertifikat di Spring Street Dermatology di New York City. 

Dilansir dari Women’s Health, hanya ada sekitar 50 hingga 100 kasus aquagenic urticarial yang dilaporkan dalam literatur medis. Namun, mungkin ada lebih banyak orang yang hidup dengan itu, terutama di negara-negara terbelakang.

embed

(Pada umumnya, dokter tidak memerlukan pengujian untuk memberikan diagnosis alergi air terhadap pasien. Akan tetapi jika pasien tidak yakin, dokter dapat memberikan tes yang disebut tes provokasi air untuk menentukan apakah mereka memiliki alergi air. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Kebanyakan kasus aquagenic urticarial bersifat sporadis dan tidak memiliki penyebab mendasar yang jelas, tetapi ada kemungkinan bahwa itu disebabkan karena faktor genetik. 

Pada pasien dengan aquagenic pruritus, ada pelepasan histamin dari sel mast (sel penambah kekebalan dalam jaringan ikat yang mengingatkan tubuh akan zat asing seperti bakteri atau alergen) yang kemudian memacu reaksi alergi yang ditandai dengan gatal, gatal-gatal, pembengkakan, atau terbakar, jelas Dr. Palep.

Pada umumnya, dokter tidak memerlukan pengujian untuk memberikan diagnosis alergi air terhadap pasien. Akan tetapi jika pasien tidak yakin, dokter dapat memberikan tes yang disebut tes provokasi air untuk menentukan apakah mereka memiliki alergi air.

Tes ini melibatkan pemberian air suhu kamar pada kain ke kulit pasien dan mengawasi pasien dengan cermat apakah ada reaksi atau tidak.

Untuk pasien dengan aquagenic pruritus, gejala eksternal yang mungkin dialami diantaranya adalah gatal, nyeri, dan terbakar. Sedangkan pada pasien dengan aquagenic urticarial, air dapat menyebabkan ruam penuh dengan gatal-gatal dan bekas yang terlihat. 

Reaksi itu bisa berlangsung secara langsung, tetapi biasanya terjadi dalam 20 hingga 30 menit sejak kulit bersentuhan dengan air.



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH