FITNESS & HEALTH

Tetap Waspada, Gejala Utama Covid-19 Varian Baru Bukan Lagi Demam

Mia Vale
Senin 21 November 2022 / 08:05
Jakarta: Tahun 2022 sudah mau usai namun penyebaran covid-19 belum selesai. Bahkan covid-19 semakin bermutasi dan varian baru makin bermunculan. Gejala seperti demam dan kehilangan penciuman sudah sangat jarang terjadi. Akibatnya, banyak lansia merasa tidak terkena covid-19 dan tidak melakukan tes ketika mereka mengalami meriang. Dianggapnya itu hanya meriang biasa.

Mengutip dari cuitan dalam akun Twitternya pada 19 November 2022 lalu, kepala Studi Kesehatan ZOE, professor Tim Spector, mengatakan kalau saat ini, covid-19 dua kali lebih banyak dari flu biasa. Ia juga menambahkan kalau banyak orang yang masih berprinsip kalau demam sebagai gejala utama covid-19.

Masih menurut Spector, dua per tiga dari kasus covid-19 berawal dari sakit tenggorokan. "Selain mudah lelah, gejala lain yang juga dilaporkan adalah sakit tenggorokan apabila dibandingkan dengan flu biasanya," terang Spector kepada Independent. 


(Dalam berbagai sumber, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut subvarian XBB dan BQ.1 sudah mendominasi 60 persen dari total kasus harian covid-19. Prediksi Menkes, puncak gelombang subvarian baru Omicron bakal terjadi dalam waktu dekat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Apalagi dengan munculnya varian baru di mana salah satu gejalanya yang dilaporkan pasien covid-19 subvarian Omicron baru adalah merasa lelah, bahkan saat bangun di pagi hari dari tidur yang nyenyak.

Nah, inilah yang perlu menjadi perhatian, yakni varian baru covid-19 jenis XBB diduga menjadi penyebab lonjakan kasus positif covid-19 di Indonesia sejak November 2022. Seperti yang dikatakan pakar penyakit menular, Dr Celine Gounder, XBB merupakan salah satu subvarian Omicron yang mampu menembus kekebalan dari vaksin maupun infeksi sebelumnya.

Dan melihat tren kenaikan kasus saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) memprediksi puncak Omicron akan terjadi pada akhir tahun mendatang. 

Dan bagi pasien yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, gejala yang muncul bisa lebih parah. Untuk itu diharapkan masyarakat tetap melakukan vaksin agar mendapat perlindungan di mana nantinya penderita hanya mengalami gejala ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH