FITNESS & HEALTH
Hingga Oktober Ada 41,89 Juta Orang Sudah CKG, Ini Daftar Temuan Masalah Tertinggi
Aulia Putriningtias
Sabtu 18 Oktober 2025 / 11:28
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa per Jumat, 17 Oktober 2025, sebanyak 41,89 juta orang telah melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari 44,9 juta pendaftar.
Menkes Budi menambahkan bahwa setiap hari, ada sekitar 600 ribuan orang yang diperiksa melalui CKG. Dengan laju seperti itu, diperkirakan ada 30 jutaan orang lagi yang mengikuti program tersebut pada sisa 2025 ini.
"Saya kan jujur, mungkin capaiannya di kepala 70 jutaan," ungkap Menkes Budi dalam temu media bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gedung Kemenkes.
Pada proses hingga angka tersebut, sempat mengalami penghambatan kenaikan orang yang ingin CKG. Menkes Budi mengatakan bahwa Kemenkes mendengarkan keluhan masyarakat, sehingga hasilnya sekarang CKG diakses lebih mudah.
"Awalnya kaya harus nunggu ulang tahun kelamaan atau terlewat, lalu akses rumah sakit yang perlu sesuai wilayah, akhirnya kita ubah dan akhirnya naik (yang melakukan CKG)," jelas Menkes Budi.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa CKG penting sebagai langkah membantu orang untuk mengetahui risiko penyakit yang dapat diderita pada 10 tahun mendatang.
"Dan teman-teman bisa lihat, sekarang angka kunjungan di Puskesmas naik, karena mereka sudah mulai sadar bahwa oh saya kolesterolnya naik, saya tekanan darahnya naik, saya gula darahnya naik, mereka mulai banyak. Terus juga mulai hidup sehat," papar Wamenkes Dante.

Wamenkes Dante menyebut, beberapa temuan kesehatan terjadi berbeda-beda di masing-masing usia. Dok. Aulia/Medcom
Temuan masalah kesehatan pun berbeda-beda pada setiap usianya. Adapun beberapa temuan tertinggi masalah kesehatan pada masing-masing usia.
Pertama, temuan masalah kesehatan pada bayi baru lahir. Tertinggi mengalami kelainan saluran empedu (18,15 persen), berat lahir rendah (6,1 persen), penyakit jantung bawaan kritis (5,6 persen), hipotiroid kongenital (0,9 persen), dan defisiensi enzim G6PD (0,4 persen).
Kedua, temuan masalah kesehatan pada balita dan anak pra-sekolah. Tertinggi mengalami masalah gigi (31,3 persen), risiko sedang/tinggi austisme 2 tahun (16,2 persen), pemeriksaan anemia 2 tahun (10,7 persen), risiko berat badan berlebih (1,5 persen), stunting (0,7 persen).
Ketiga, pada usia sekolah dan remaja. Tertinggi mengalami kurang aktivitas fisik (60,1 persen), karies gigi (50,3 persen), anemia (27,2 persen), kesehatan reproduksi wanita (25,3 persen), hipertensi (15,9 persen).
Keempat, temuan masalah kesehatan pada dewasa. Tertinggi mengalami kurang aktivitas fisik (96,1 persen), karies gigi (42,2 persen), obesitas sentral (33,3 persen), obesitas (24,7 persen), hipertensi (16 persen).
Kelima, temuan masalah kesehatan pada lanjut usia (lansia). Tertinggi adalah kurang aktivitas fisik (96,9 persen), mobilitas terganggu (66,7 persen), karies gigi (50,1 persen), gangguan penglihatan (40,3 persen), dan hipertensi (38,5 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Menkes Budi menambahkan bahwa setiap hari, ada sekitar 600 ribuan orang yang diperiksa melalui CKG. Dengan laju seperti itu, diperkirakan ada 30 jutaan orang lagi yang mengikuti program tersebut pada sisa 2025 ini.
"Saya kan jujur, mungkin capaiannya di kepala 70 jutaan," ungkap Menkes Budi dalam temu media bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gedung Kemenkes.
Baca Juga :
Ukur Keberhasilan MBG, Kemenkes Bakal Tambah Indikator Pengukuran di Cek Kesehatan Gratis
"Awalnya kaya harus nunggu ulang tahun kelamaan atau terlewat, lalu akses rumah sakit yang perlu sesuai wilayah, akhirnya kita ubah dan akhirnya naik (yang melakukan CKG)," jelas Menkes Budi.
Temuan masalah kesehatan tertinggi
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa CKG penting sebagai langkah membantu orang untuk mengetahui risiko penyakit yang dapat diderita pada 10 tahun mendatang.
"Dan teman-teman bisa lihat, sekarang angka kunjungan di Puskesmas naik, karena mereka sudah mulai sadar bahwa oh saya kolesterolnya naik, saya tekanan darahnya naik, saya gula darahnya naik, mereka mulai banyak. Terus juga mulai hidup sehat," papar Wamenkes Dante.

Wamenkes Dante menyebut, beberapa temuan kesehatan terjadi berbeda-beda di masing-masing usia. Dok. Aulia/Medcom
Temuan masalah kesehatan pun berbeda-beda pada setiap usianya. Adapun beberapa temuan tertinggi masalah kesehatan pada masing-masing usia.
1. Bayi baru lahir
Pertama, temuan masalah kesehatan pada bayi baru lahir. Tertinggi mengalami kelainan saluran empedu (18,15 persen), berat lahir rendah (6,1 persen), penyakit jantung bawaan kritis (5,6 persen), hipotiroid kongenital (0,9 persen), dan defisiensi enzim G6PD (0,4 persen).
2. Balita dan pra sekolah
Kedua, temuan masalah kesehatan pada balita dan anak pra-sekolah. Tertinggi mengalami masalah gigi (31,3 persen), risiko sedang/tinggi austisme 2 tahun (16,2 persen), pemeriksaan anemia 2 tahun (10,7 persen), risiko berat badan berlebih (1,5 persen), stunting (0,7 persen).
3. Sekolah dan remaja
Ketiga, pada usia sekolah dan remaja. Tertinggi mengalami kurang aktivitas fisik (60,1 persen), karies gigi (50,3 persen), anemia (27,2 persen), kesehatan reproduksi wanita (25,3 persen), hipertensi (15,9 persen).
4. Dewasa
Keempat, temuan masalah kesehatan pada dewasa. Tertinggi mengalami kurang aktivitas fisik (96,1 persen), karies gigi (42,2 persen), obesitas sentral (33,3 persen), obesitas (24,7 persen), hipertensi (16 persen).
5. Lansia
Kelima, temuan masalah kesehatan pada lanjut usia (lansia). Tertinggi adalah kurang aktivitas fisik (96,9 persen), mobilitas terganggu (66,7 persen), karies gigi (50,1 persen), gangguan penglihatan (40,3 persen), dan hipertensi (38,5 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)