"Yang kita akan lakukan mulai tahun ini dan tahun depan Cek Kesehatan Gratis akan kita lengkapi dengan pengukuran gizi dari anak-anak ini," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan DPR dikutip dari laman Antara, Rabu, 1 Oktober 2025.
Budi mengatakan selain mengumpulkan bukti ilmiah keberhasilan program MBG, hal ini juga memberikan umpan balik untuk meningkatkan program MBG ke depan. Misalnya, perbandingan menu yang memberikan nutrisi terbaik.
"Jadi nimbangnya kalau aturannya UNICEF itu WHO 6 bulan sekali bisa. Jadi kita bisa masukkan kalau CKG di sekolah itu 6 bulan sekali kita timbang. Karena datanya kan sudah satu. Sehingga bisa membantu juga by name, by address untuk memberikan feedback ke teman-teman di BGN," ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2026. Pada survei itu, ada bagian khusus untuk melihat progres MBG secara nasional.
Dulu, SSGI diadakan setahun sekali karena tingginya angka stunting. Namun, setelah prevalensinya menurun, survei itu kini diadakan dua tahun sekali.
Baca juga: Sebanyak 20 Juta Warga Ikuti CKG, dan Ini 4 Temuan Awal |
Budi mendukung program MBG karena dengan menyelesaikan masalah kesehatan gizi, maka masalah kesehatan berkurang 50 persen. Contoh masalah kesehatan yang bisa dicegah dengan nutrisi baik, seperti stunting, kelainan kongenital, kematian ibu dan anak.
"Karena banyak masalah kesehatan di hilir akan jauh berkurang kalau hulunya, gizinya, itu beres. Sama seperti banyak masalah kesehatan di hilir bisa beres kalau masalah lingkungan, WC, sanitasi, udara, polusi itu beres. Nah itu kan di luar tupoksinya kami," tutur dia.
Pihaknya juga akan membantu Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperkuat program MBG. Misalnya, mengerahkan sekitar 9.000 tenaga gizi dan 8.800 sanitarian yang tersebar di semua kabupaten dan kota.
"Ini sebenarnya bisa kita kerja samakan, untuk membantu teman-teman di BGN, bisa membantu lah melihat suasana dapurnya, beli bahan makanannya," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mendayagunakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) agar melakukan pendidikan dan pembinaan tentang gizi dan pangan. Selain itu, memasukkan materi tentang gizi dan keamanan pangan sebagai kurikulum wajib di sekolah.
"Anak-anak juga akan kita didik supaya mereka bisa lebih aware mengenai gizi dan pangan ini," kata dia.
Melalui dinas kesehatan, pihaknya juga mempermudah proses penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dalam sebulan, ditargetkan SLHS bisa selesai. Dinas kesehatan juga diminta membantu BGN dalam pengecekan makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id