Mengenal Penyakit Alopecia dan Cara Mengatasinya
Jakarta: Alopecia merupakan kondisi terjadinya kerontokan rambut yang tidak normal. Penyakit ini menyerang tempat di mana rambut akan tumbuh, bahkan dapat menghentikan proses pertumbuhan rambut.
"Alopecia areata adalah penyakit pada rambut yang bersifat autoimun. Secara umum alopecia areata merupakan kondisi yang tidak berbahaya," ujar dr. Arini Astasari Widodo, SpKK, dilansir dari Medcom.id.
Penyakit yang menyerang kulit di sekitar area rambut ini bukanlah penyakit yang menular, maka tidak berbahaya. Ia mengatakan bahwa penyakit ini dapat terjadi bersamaan dengan penyakit autoimun lain.
"Seperti penyakit tiroiditis hashimoto dan vitiligo. Kondisi ini sering hilang timbul," jelasnya.
Seperti halnya penyakit lain, jika dibiarkan terus-menerus, alopecia akan memperburuk kondisi pengidapnya. Tanda-tanda awal alopecia bisa diketahui saat memerhatikan kulit di area kepala.
"Secara klinis, tampak spot bulat atau oval pitak berbatas tegas pada kulit kepala atau bagian lain berambut lain pada tubuh, umumnya terjadi secara tiba-tiba," paparnya.
Kulit tempat pertumbuhan rambut yang mengalami gangguan bukan hanya bisa menyerang rambut di kepala, tetapi juga rambut di bagian alis hingga kumis. dr. Arini menyebutkan bahwa tanda-tanda penyakit kulit ini tidak sama pada masing-masing individu.
Pada 5 persen penderita alopecia areata, seluruh kepala menjadi tidak berambut sama sekali atau botak. Kondisi ini disebut dengan alopecia areata totalis.
Sementara itu, 1 persen penderita alopecia areata kehilangan rambut di seluruh tubuhnya. Kondisi ini disebut dengan alopecia areata universalis.
"Kadang dapat kita lihat kelainan kuku yang terjadi secara bersamaan, umumnya kuku tampak seperti ada lekuk-lekuk kecil ke dalam (pitting nail) atau kuku tampak kasar seperti kertas pasir (sandpaper nail)," jelasnya.
(Alopecia areata tidak dapat dicegah. Akan tetapi, ada sejumlah tips yang bisa dilakukan dalam menangani kondisi kerusakan rambut ini. Salah satunya, dengan mengunjungi dokter spesialis kulit. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Cara mengatasi Alopecia
Memang penyakit ini tidak berbahaya dan tidak menular, tetapi jika dibiarkan terus-menerus akan memperburuk penampilan si pasien.
Alopecia dapat terjadi bersamaan dengan penyakit autoimun lain, seperti penyakit tiroiditis hashimoto dan vitiligo. Kondisi terburuknya, kulit rambut terus mengalami kerusakan sehingga rambut mengalami kebotakan dalam jangka waktu tidak menentu.
Di sisi lain, penyakit ini dipicu oleh stres. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi rambut di kepala bisa mengalami kebotakan permanen dan menimbulkan kurangnya kepercayaan diri bahkan mengakibatkan stres berkepanjangan atau depresi.
Alopecia areata pun tidak dapat dicegah. Akan tetapi, ada sejumlah tips yang bisa dilakukan dalam menangani kondisi kerusakan rambut ini. Salah satunya, dengan mengunjungi dokter spesialis kulit.
"Apabila mengalami kelainan rambut berupa pitak, sebaiknya langsung periksakan ke dokter," anjur dr. Arini.
Dokter akan segera memeriksa sejauh mana kondisi rambutmu dan mencari penyebab pasti dari munculnya penyakit ini. Sebab, kata dr. Arini, terkadang gejala pada rambut dapat merupakan jamur pada rambut, dermatitis pada kulit kepala, dan lain-lain.
"Apabila sudah di periksa oleh dokter spesialis kulit, baru terapi akan didiskusikan berdasar derajat keparahan. Alopecia areata yang kecil dan terlokalisir biasanya mulai tumbuh rambut kembali sekitar 6-12 bulan kemudian, namun sering kali kembali lagi," paparnya.
Terapi bergantung pada berbagai faktor dari masing-masing pasien. Di antara, berdasarkan umur, jumlah rambut yang rontok, dan pemilihan terapi yang mampu terlaksana bagi setiap pasien.
Apabila tidak segera melakukan pemeriksaan ke dokter, rambut tidak serta merta akan tumbuh begitu saja bagi penderita alopecia. Namun, dalam beberapa kasus kejadian, rambut bisa tumbuh kembali seiring berjalannya waktu, dengan kondisi yang berbeda dari rambut sebelumnya.
"Studi tahun 2019 justru menemukan subjek dengan alopecia areata mengalami perbaikan status mental seiring dengan peningkatan aktivitas fisik," pungkas dr. Arini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)