FITNESS & HEALTH
Studi: Rambut Rontok Menjadi Salah Satu Gejala Long Covid-19
Raka Lestari
Jumat 23 Juli 2021 / 18:05
Jakarta: Hampir seperempat pasien covid-19 menderita kerontokan rambut dalam waktu enam bulan setelah terinfeksi. Dan wanita berisiko lebih besar, menurut sebuah studi terbaru.
Para peneliti mempelajari beberapa gejala jangka panjang dari covid-19 di Wuhan, Tiongkok, tempat virus pertama kali muncul pada akhir 2019. Dan menemukan bahwa 359 dari 1.655 pasien rumah sakit menderita kondisi tersebut.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, juga menemukan bahwa kelelahan, sesak napas, pusing, dan nyeri sendi adalah gejala jangka panjang utama dari covid-19. Para penulis studi itu mengatakan konsekuensi kesehatan jangka panjang dari covid-19 masih belum bisa dipastikan secara jelas.
Studi tersebut melibatkan pasien yang telah keluar dari Rumah Sakit Jin Yin-tan antara 7 Januari dan 29 Mei 2020 setelah dirawat karena covid-19. Para peneliti menindaklanjutinya enam bulan kemudian, ketika pasien diwawancarai dengan kuesioner untuk evaluasi gejala, diperiksa secara fisik bersama dengan tes berjalan enam menit, dan diberikan tes darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63% pasien mengalami kelelahan atau kelemahan otot, 26% mengalami gangguan tidur, 23% mengalami kecemasan atau depresi, dan 22% mengalami kerontokan rambut.
Para penulis studi menemukan bahwa pada enam bulan setelah timbulnya gejala, kebanyakan pasien mengalami setidaknya satu gejala. Terutama kelelahan atau kelemahan otot, kesulitan tidur, dan kecemasan atau depresi.
"Pasien yang sakitnya lebih parah memiliki peningkatan risiko kelainan difusi paru, kelelahan atau kelemahan otot, dan kecemasan atau depresi," ujar peneliti studi.
Dalam survei tindak lanjut tiga bulan terhadap 538 pasien covid-19, para peneliti menemukan bahwa penurunan fisik atau kelelahan, polipnea pasca-aktivitas (napas cepat atau terengah-engah), dan alopecia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Para penulis menambahkan bahwa pada seorang wanita dan tingkat keparahan penyakit berat akibat virus juga merupakan faktor risiko untuk "masalah psikologis yang terus-menerus", seperti stres dan kecemasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Para peneliti mempelajari beberapa gejala jangka panjang dari covid-19 di Wuhan, Tiongkok, tempat virus pertama kali muncul pada akhir 2019. Dan menemukan bahwa 359 dari 1.655 pasien rumah sakit menderita kondisi tersebut.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, juga menemukan bahwa kelelahan, sesak napas, pusing, dan nyeri sendi adalah gejala jangka panjang utama dari covid-19. Para penulis studi itu mengatakan konsekuensi kesehatan jangka panjang dari covid-19 masih belum bisa dipastikan secara jelas.
Studi tersebut melibatkan pasien yang telah keluar dari Rumah Sakit Jin Yin-tan antara 7 Januari dan 29 Mei 2020 setelah dirawat karena covid-19. Para peneliti menindaklanjutinya enam bulan kemudian, ketika pasien diwawancarai dengan kuesioner untuk evaluasi gejala, diperiksa secara fisik bersama dengan tes berjalan enam menit, dan diberikan tes darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63% pasien mengalami kelelahan atau kelemahan otot, 26% mengalami gangguan tidur, 23% mengalami kecemasan atau depresi, dan 22% mengalami kerontokan rambut.
Para penulis studi menemukan bahwa pada enam bulan setelah timbulnya gejala, kebanyakan pasien mengalami setidaknya satu gejala. Terutama kelelahan atau kelemahan otot, kesulitan tidur, dan kecemasan atau depresi.
"Pasien yang sakitnya lebih parah memiliki peningkatan risiko kelainan difusi paru, kelelahan atau kelemahan otot, dan kecemasan atau depresi," ujar peneliti studi.
Dalam survei tindak lanjut tiga bulan terhadap 538 pasien covid-19, para peneliti menemukan bahwa penurunan fisik atau kelelahan, polipnea pasca-aktivitas (napas cepat atau terengah-engah), dan alopecia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Para penulis menambahkan bahwa pada seorang wanita dan tingkat keparahan penyakit berat akibat virus juga merupakan faktor risiko untuk "masalah psikologis yang terus-menerus", seperti stres dan kecemasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)