FITNESS & HEALTH
CDC Menyebut Varian Delta Memiliki Penularan Secepat Cacar Air
Raka Lestari
Sabtu 31 Juli 2021 / 12:11
Jakarta: Varian Delta dari coronavirus sama menularnya dengan cacar air dan dapat menyebabkan penyakit parah. Hal itu berdasarkan dokumen internal di Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat.
Laporan tersebut juga menuliskan bahwa varian Delta lebih mungkin untuk menembus perlindungan yang diberikan oleh vaksin. Varian Delta lebih menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman dan cacar.
Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan kepada New York Times bahwa, penelitian terbaru menunjukkan orang yang divaksinasi yang terinfeksi varian Delta membawa sejumlah besar virus di hidung dan tenggorokan.
Dr Walensky menyebut penularan melalui orang yang divaksinasi sebagai peristiwa langka. Tetapi beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa itu mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dokumen CDC juga menyebutkan bahwa seseorang yang teinfeksi dengan varian Delta mungkin lebih cenderung menyebabkan penyakit parah. Studi dari Kanada dan Skotlandia menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit, sementara penelitian di Singapura menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin membutuhkan oksigen.
Namun, CDC menunjukkan bahwa vaksin sangat efektif dalam mencegah penyakit serius, rawat inap, dan kematian pada orang yang divaksinasi. Secara keseluruhan, Delta adalah varian yang meresahkan yang sudah kami ketahui sebelumnya
“Tetapi bukan berarti itu merupakan jalan buntuk karena vaksinasi masih melindungi dengan kuat terhadap hasil yang lebih buruk. Infeksi varian Delta menghasilkan jumlah virus di saluran udara sebanyak sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada yang terlihat pada orang yang terinfeksi varian Alpha, yang juga sangat menular,” kata John Moore, ahli virologi di Weill Cornell Medicine di New York.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Laporan tersebut juga menuliskan bahwa varian Delta lebih mungkin untuk menembus perlindungan yang diberikan oleh vaksin. Varian Delta lebih menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman dan cacar.
Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan kepada New York Times bahwa, penelitian terbaru menunjukkan orang yang divaksinasi yang terinfeksi varian Delta membawa sejumlah besar virus di hidung dan tenggorokan.
Dr Walensky menyebut penularan melalui orang yang divaksinasi sebagai peristiwa langka. Tetapi beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa itu mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dokumen CDC juga menyebutkan bahwa seseorang yang teinfeksi dengan varian Delta mungkin lebih cenderung menyebabkan penyakit parah. Studi dari Kanada dan Skotlandia menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit, sementara penelitian di Singapura menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin membutuhkan oksigen.
Namun, CDC menunjukkan bahwa vaksin sangat efektif dalam mencegah penyakit serius, rawat inap, dan kematian pada orang yang divaksinasi. Secara keseluruhan, Delta adalah varian yang meresahkan yang sudah kami ketahui sebelumnya
“Tetapi bukan berarti itu merupakan jalan buntuk karena vaksinasi masih melindungi dengan kuat terhadap hasil yang lebih buruk. Infeksi varian Delta menghasilkan jumlah virus di saluran udara sebanyak sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada yang terlihat pada orang yang terinfeksi varian Alpha, yang juga sangat menular,” kata John Moore, ahli virologi di Weill Cornell Medicine di New York.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)