FITNESS & HEALTH

Penonton dari Kondisi Bullying, Harusnya Ngapain Sih?

Yatin Suleha
Selasa 27 Februari 2024 / 21:05
Jakarta: Kasus bullying atau perundungan masih saja terjadi. Belakangan ramai kasus soal kasus bullying yang terjadi antar-geng pelajar Binus School Serpong. Menurut Psikolog Marcelina Melisa, M.Psi, Psikolog, nyatanya dalam terjadinya kasus perundungan kita pasti langsung dapat membedakan siapa pelaku dan siapa korbannya. 

Sangat jelas terlihat bahwa korban adalah seseorang yang dirugikan, misalnya mendapat tindakan kekerasan verbal atau fisik, dan mendapatkan efek negatif dari tindakan bullying tersebut. Sedangkan pelaku, adalah seseorang yang melakukan tindakan kekerasan atau merugikan pada korban. 

Ada lagi yang lainnya, yaitu selain korban dan pelaku terdapat pihak lain yang tidak kalah penting dan selalu ada dalam setiap tindakan bullying yang terjadi yaitu 'penonton'. Menurut Psikolog Marcelina, penonton tersebut dikenal dengan istilah bystander. 

Bystander hadir saat tindakan bullying terjadi, dan biasanya menyaksikan, mendengar, atau mengetahui mengenai peristiwa tersebut. Mengacu pada poin yang diutarakan Rigby (2002) mengenai kehadiran bystander (dalam kasus bullying), maka dapat disimpulkan bahwa bystander memiliki peranan penting.

Bystandar juga punya kekuatan untuk memaknai ulang ketidakseimbangan kekuasaan antara korban dan pelaku dalam dinamika fenomena bullying. Sebagai “penonton”, bystander dapat mengubah peran pelaku bullying menjadi powerless, bagaimana caranya? 


(Bystander dalam kasus bullying bisa membuat kondisi perundungan menjadi berbeda. Lapor kepada figur otoritas apabila tindakan bullying yang dilakukan dirasa sudah mengganggu dan berada di luar batas wajar. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

Penonton dari kasus bullying bisa melakukan apa saja sih?


Pelaku bullying ngin mendapatkan kekuasaan lebih untuk menjadi figur yang ditakuti. Kekuasaan adalah reward bagi pelaku. Adalah kekuatan bystander untuk membuat pelaku merasa tidak mendapatkan kekuasaan tersebut jika melakukan tindakan bullying itu.

Berikut adalah hal yang bisa dilakukan bystander untuk membantu mengurangi bullying di manapun mereka berada.
 

1. Tidak memberikan respons positif kepada pelaku


Saat mereka (pembully) melakukan kekerasan atau tindakan yang membuat malu dan merugikan korban, bystandar bisa tidak memberikan support, misalnya tidak bertepuk tangan atau menyoraki, menertawai korban, serta ikut melakukan tindakan bullying meskipun secara tidak langsung.
 

2. Tidak menjadikan pelaku sebagai sosok yang diidolakan


Pelaku memiliki kemungkinan adalah sosok yang memiliki kelebihan tertentu. Misalnya memiliki postur tubuh yang lebih besar, memiliki lebih banyak teman, diidentikkan dengan sesuatu yang sedang populer. 

Dengan tidak menjadikan pelaku sebagai sosok yang diidolakan karena melakukan tindakan bullying, maka pelaku akan secara perlahan tidak mengasosiasikan bullying sebagai cara untuk menaikkan popularitas atau mendapat kekuasaan.
 

3. Melaporkan 


Hal lainnya yaitu malaporkan kepada figur otoritas apabila tindakan bullying yang dilakukan dirasa sudah mengganggu dan berada di luar batas wajar.

Meskipun terkadang posisi bystander adalah posisi yang serba sulit, di mana mereka tidak ingin mendapat masalah atau menjadi korban, namun laporan yang diberikan oleh bystander adalah sumber informasi yang terpercaya dan berharga. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH