FITNESS & HEALTH

Apa Itu Hipertensi Jas Putih?

A. Firdaus
Sabtu 24 Februari 2024 / 14:11
Jakarta: Diagnosis hipertensi ditegakkan jika tekanan darah yang diukur di klinik mencapai 140/90
mmHg atau lebih. Untuk itu, tidak semua dari mereka yang tekanan darahnya terukur ≥140/90 mmHg di klinik mempunyai peningkatan tekanan darah jika diukur di luar klinik.

Pengukuran tekanan darah di luar klinik, menurut dr. Erwinanto, Sp.JP(K), FIHA, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension atau InaSH), dapat menggunakan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) atau pengukuran tekanan darah di rumah menggunakan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM).

"Diagnosis hipertensi disebut akurat jika, baik pengukuran tekanan darah di klinik maupun di luar klinik menunjukkan tekanan darah yang meningkat dan disebut sebagai true hypertension. Pasien yang mempunyai tekanan darah meningkat ketika diukur di klinik tetapi mempunyai tekanan darah normal ketika diukur di luar klinik disebut ‘Hipertensi jas putih (whitecoat hypertension)’," ungkap dr. Erwinanto dalam  konferensi pers 18 th Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2024.

Baca juga: 63% Anggota KPPS dengan Risiko Kesehatan Hipertensi

Pasien dengan true hypertension perlu terapi obat antihipertensi. Sementara pasien dengan
whitecoat hypertension, yang jumlahnya dapat mencapai 30% dari mereka yang terdeteksi hipertensi di klinik, tidak perlu terapi obat.

"Pada saat ini belum ada bukti bahwa terapi obat yang diberikan pada penyandang whitecoat hypertension dapat mencegah penyakit akibat hipertensi seperti penyakit kardiovaskular, stroke atau penyakit ginjal," terang dr. Erwinanto.

Untuk itu, dr. Erwinanto menjelaskan, walau tidak terlalu akurat, pengukuran tekanan darah di klinik masih menjadi cara satu-satunya untuk penapisan dan diagnosis hipertensi di Indonesia. Karena keterbatasan sarana, pengukuran tekanan darah di luar klinik belum banyak dilakukan di Indonesia.

"Oleh karenanya, sebagian penyandang hipertensi yang diberikan terapi obat di Indonesia sebenarnya tidak memerlukan terapi tersebut. Pada saat ini diperlukan strategi nasional untuk meningkatkan akurasi diagnosis hipertensi di Indonesia sehingga tatalaksana hipertensi dapat dilakukan dengan lebih akurat," tutup dr. Erwinanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH