FITNESS & HEALTH
Belum Ada Obatnya, Pentingnya Pencegahan DBD 3M Plus
Aulia Putriningtias
Jumat 25 April 2025 / 10:15
Jakarta: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang patut diwaspadai. Karena masalah kesehatan ini tidak memiliki obatnya; pentingnya untuk melakukan pencegahan sejak dini, bagaimana caranya?
Data tahun 2024 mencatat bahwa ada 1.400 korban meninggal akibat DBD. Dengan hadirnya angka fantastis ini, mencatatkan kasus tertinggi dalam sejarah penyakit ini di Indonesia.
Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Kementerian Kesehatan Rl, dr. Fadjar SM Silalahi mengatakan dengue adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa. Korbannya senduri memakan tanpa pandang usia, termasuk yang tinggi adalah anak-anak.
Baca juga: Anak-anak Paling Rawan Terkena, Ini 4 Cara Mencegah DBD
"Data menunjukkan kematian penyakit ini sebagian besar karena terlambat mendapat penanganan," ungkap dr. Fadjar dalam temu media Waspada DBD: Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan bersama Takeda pada Rabu, 23 April 2025.
Meskipun menurut dokter pesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe musim hujan memang menjadi puncak penularan DBD, tetapi hampir setiap hari menemukan pasien DBD dalam praktiknya. Karena, DBD bukan menjadi penyakit musim, yang banyak diyakini orang-orang.
"Dengue bisa berkembang cepat dan menimbulkan komplikasi berat," ungkapnya.
Sayangnya, DBD belum memiliki obat yang pasti. Jadi, rumah sakit pun biasanya hanya menyediakan terapi suportif seperti pemberian cairan, antimual, dan penurun demam. Naik turunnya trombosit tidak bisa diprediksi. Karena itu lebih baik melakukan pencegahan.
Tak ada kata terlambat dalam melakukan pencegahan. Dapat dimulai dari mengendalikan vektor nyamuk dengan 3M Plus dan edukasi yang berkelanjutan.
Selain itu, masyarakat dianjurkan menambah perlindungan menggunakan metode yang inovatif. Hal ini seperti vaksinasi yang sekarang telah mendapatkan izin dari BPOM Indonesia.
Vaksin DBD pun dapat diberikan untuk usia 6-45 tahun. Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan interval 3 bulan. Perlindungan dari vaksin akan
menurunkan angka keparahan penyakit.
Adapun langkah-langkah 3M Plus yang bisa diterapkan oleh orang-orang, antara lain:
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup tempat-tempat penampungan air
- Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Kemudian, bagian plus dapat diterapkan oleh masyarakat, yakni:
- Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk.
- Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
- Menggunakan obat anti nyamuk.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.
- Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama.
- Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup.
- Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras.
- Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Dr. Fadjar mengatakan bahwa penerapan 3M Plus harus dilakukan secara bersama. Dikarenakan masalah DBD bukan hanya tentang siapa yang bertanggung jawab, tetapi bagaimana seluruh sektor kompak dalam menekan angka dengue.
"Jadi bukan programnya yang salah, tapi menumbuhkan kesadaran bahwa pencegahan penyakit ini adalah tanggung jawab semua pihak, bukan cuma Puskesmas atau dinas kesehatan. Saat ini semua lini pencegahan dan pengendalian DBD harus diperkuat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Data tahun 2024 mencatat bahwa ada 1.400 korban meninggal akibat DBD. Dengan hadirnya angka fantastis ini, mencatatkan kasus tertinggi dalam sejarah penyakit ini di Indonesia.
Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Kementerian Kesehatan Rl, dr. Fadjar SM Silalahi mengatakan dengue adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa. Korbannya senduri memakan tanpa pandang usia, termasuk yang tinggi adalah anak-anak.
Baca juga: Anak-anak Paling Rawan Terkena, Ini 4 Cara Mencegah DBD
"Data menunjukkan kematian penyakit ini sebagian besar karena terlambat mendapat penanganan," ungkap dr. Fadjar dalam temu media Waspada DBD: Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan bersama Takeda pada Rabu, 23 April 2025.
Meskipun menurut dokter pesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe musim hujan memang menjadi puncak penularan DBD, tetapi hampir setiap hari menemukan pasien DBD dalam praktiknya. Karena, DBD bukan menjadi penyakit musim, yang banyak diyakini orang-orang.
"Dengue bisa berkembang cepat dan menimbulkan komplikasi berat," ungkapnya.
Sayangnya, DBD belum memiliki obat yang pasti. Jadi, rumah sakit pun biasanya hanya menyediakan terapi suportif seperti pemberian cairan, antimual, dan penurun demam. Naik turunnya trombosit tidak bisa diprediksi. Karena itu lebih baik melakukan pencegahan.
Pencegahan DBD di mulai sejak awal
Tak ada kata terlambat dalam melakukan pencegahan. Dapat dimulai dari mengendalikan vektor nyamuk dengan 3M Plus dan edukasi yang berkelanjutan.
Selain itu, masyarakat dianjurkan menambah perlindungan menggunakan metode yang inovatif. Hal ini seperti vaksinasi yang sekarang telah mendapatkan izin dari BPOM Indonesia.
Vaksin DBD pun dapat diberikan untuk usia 6-45 tahun. Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan interval 3 bulan. Perlindungan dari vaksin akan
menurunkan angka keparahan penyakit.
Adapun langkah-langkah 3M Plus yang bisa diterapkan oleh orang-orang, antara lain:
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup tempat-tempat penampungan air
- Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Kemudian, bagian plus dapat diterapkan oleh masyarakat, yakni:
- Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk.
- Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
- Menggunakan obat anti nyamuk.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.
- Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama.
- Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup.
- Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras.
- Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Dr. Fadjar mengatakan bahwa penerapan 3M Plus harus dilakukan secara bersama. Dikarenakan masalah DBD bukan hanya tentang siapa yang bertanggung jawab, tetapi bagaimana seluruh sektor kompak dalam menekan angka dengue.
"Jadi bukan programnya yang salah, tapi menumbuhkan kesadaran bahwa pencegahan penyakit ini adalah tanggung jawab semua pihak, bukan cuma Puskesmas atau dinas kesehatan. Saat ini semua lini pencegahan dan pengendalian DBD harus diperkuat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)