FITNESS & HEALTH

Gadis 9 Tahun Meninggal Diduga Serangan Jantung, 4 Hal Soal Jantung pada Anak

Mia Vale
Selasa 22 Juli 2025 / 07:05
Jakarta: Dalam sebuah insiden yang mengejutkan, seorang gadis berusia 9 tahun dilaporkan meninggal karena serangan jantung di Rajasthan. Prachi Kumawat, seorang siswi kelas 4, sedang bersiap makan siang ketika ia pingsan, dan tak pernah bangun lagi. 

Mungkin banyak yang berpikir, serangan jantung umumnya menyerang orang dewasa atau lebih tua. Tapi faktanya, tidak seperti itu. Berikut fakta penyakit jantung pada anak yang mungkin belum Moms ketahui.

Baca juga: Gak Perlu Ribet! Aktivitas Simpel Ini Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung
 

Meski jarang, tapi bisa terjadi


Meski jarang terjadi, heart attack pada anak-anak, bisa terjadi dan serius. Ya, mengutip Times of India, serangan jantung pada anak-anak memang sangat jarang terjadi, karena kondisi mereka berkembang dari penyebab unik termasuk kondisi bawaan, infeksi dan cedera, serta penyakit langka tertentu, misalnya:

- Penyakit jantung bawaan, kelainan jantung saat lahir, di mana masalah sirkulasi darah

- Penyakit yang didapat, akibat penyakit dan infeksi tertentu menyebabkan kerusakan pada jaringan jantung dan struktur pembuluh darah

- Infeksi virus memicu peradangan dan kelemahan otot jantung yang oleh dokter disebut miokarditis

- Trauma dada yang parah akibat kecelakaan terkait olahraga 

- Kombinasi kelainan darah langka dan kondisi bawaan di mana menyebabkan aliran darah yang menyumbat jantung
 

Tanda dan gejala tidak selalu jelas



(Gejala penyakit jantung pada anak bisa berupa sesak napas, mudah lelah, kulit membiru, hingga gangguan tumbuh kembang. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Tanda-tanda peringatan serangan jantung anak dan orang dewasa akan berbeda. Seorang anak mungkin mengalami tanda-tanda peringatan masalah jantung yang serius melalui gejala-gejala berikut: 

- Nyeri dada biasanya muncul saat beraktivitas fisik, namun sebagian besar kasus nyeri dada tidak disebabkan oleh kondisi jantung pada anak-anak

- Pingsan (sinkop), terutama saat bermain atau beraktivitas 

- Palpitasi, detak jantung cepat atau tidak teratur 

- Sesak napas 

- Kelelahan atau kelemahan ekstrem 

- Kulit bibir, jari tangan, dan kaki dapat berubah pucat, biru, atau keabu-abuan

- Berkeringat tanpa alasan yang jelas 

- Pada bayi dan anak-anak yang lebih kecil, Moms mungkin memerhatikan 

- Tidak makan dengan baik 

- Berat badan tidak naik turun 

- Pasien mengalami diare atau muntah tetapi tidak ada penyebab yang jelas
 

Deteksi dini dan tindakan cepat 


Deteksi dini gejala, bersama dengan intervensi medis yang cepat, sangat penting untuk menyelamatkan anak jika terjadi serangan jantung. 

Langkah pertama ketika anak tidak responsif atau berhenti bernapas atau kehilangan kesadaran, harus segera menghubungi layanan darurat. 

Ini termasuk: 

- Mulai CPR (kompresi dada) jika anak tidak bernapas, atau tidak ada denyut nadi 

- Defibrilator Eksternal Otomatis (AED), harus digunakan kapan pun memungkinkan di lokasi seperti sekolah dan fasilitas olahraga

- Segera cari pertolongan medis ketika anak menunjukkan tanda-tanda peringatan, tetapi tetaplah terjaga dan waspada
 

Pencegahan dan pengurangan risiko


Walaupun dengan cacat lahir dan kondisi genetik, beberapa tindakan pencegahan dapat mencegah serangan jantung. Tindakan berikut membantu mengurangi risiko terkait jantung, sekaligus melindungi kesehatan jantung anak-anak: 

- Pemeriksaan kesehatan rutin

- Berolahraga dan makan dengan baik membantu mengurangi risiko penyakit jantung bawaan dan obesitas pada anak-anak

- Ketahui faktor risiko penyakit jantung keluarga Moms, termasuk kerabat yang pernah mengalami penyakit jantung atau kematian mendadak tanpa sebab

- Anak-anak yang membutuhkan penanganan kondisi jantung harus mengikuti petunjuk dokter terkait pengobatan dan perawatan medis

- Anak-anak dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya harus mengikuti batasan aktivitas yang direkomendasikan dokter dan panduan peralatan keselamatan olahraga

Baca juga: Simpel Banget, Lakukan Aktivitas Ini Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung

Ingat, tenaga medis profesional tidak boleh mengabaikan gejala, terutama ketika seorang anak memiliki kondisi jantung yang mendasarinya, atau penyakit jantung yang diturunkan dalam keluarganya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH