FITNESS & HEALTH

Punya Gejala Sangat Ringan, Defisiensi Vitamin D Terkadang Dianggap Sepele

A. Firdaus
Kamis 13 Januari 2022 / 17:51
Jakarta: Kebanyakan orang tak menyadari keluhan defisiensi atau kekurangan vitamin D. Wajar memang, karena defisiensi vitamin D memiliki gejala yang sangat ringan, bahkan tak ada keluhan sama sekali.

Tak elak, prevalansi defisiensi vitamin D di Asia Tenggara merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 70%. Padahal, risiko kekurangan vitamin D dapat membuat kadar vitamin dalam tubuh menjadi tidak optimal, dan menimbulkan risiko kesehatan pada tubuh.

"Kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali," ujar dr. Adam Prabata – General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science dalam Virtual Press Conference Fortiboost D3, Kamis 13 Januari 2022.


dr. Adam Prabata – General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science di Virtual Press Conference Fortiboost D3. (Foto: Combiphar)

Beberapa gejala defisiensi vitamin D yang ditunjukkan oleh tubuh di antaranya, rendahnya daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah terkena infeksi. Kemudian sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama.

Tak hanya itu, kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko terhadap penyakit lain, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan.

"Anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai pun memiliki risiko kemungkinan menderita rakhitis. Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit," tutup dr. Adam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH